Langsung ke konten utama

Chapter 1 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  


Chapter 1
Prelude


Ustazah Lailah

[​IMG]


Ustazah Ayni


[​IMG]


Ustazah Sahipah

[​IMG]




Ustazah Anies

[​IMG]




Sely

[​IMG]

Pesantren itu awalnya hanyalah Kobong Biasa yg terbuat dari Bale. Tempat yg cukup sederhana untuk Sekedar tempat mengaji baik untuk masyarakat sekitar ataupun pendatang yg berkunjung ke sana.

Namun seiring berjalannya waktu, pesantren itu berkembang pesat, setelah hampir 15 tahun berdiri, mulai padat penduduk santri laki laki dan perempuan beserta para ustad dan ustazahnya.

Pesantren itu dikenal dengan nama Awwabiin. Pendirinya adalah Kyai Basri beserta istrinya Nyi Lailah atau dikenal dengan ustazah lailah. Kini pesantren itu berubah menjadi Pesantren yg lebih besar.

Awalnya, pesantren ini hanya mengajarkan tradisi salafi - klasik. Bernuansa penuh dengan nilai - nilai kesederhanaan, Namun seiring berjalannya waktu, pesantren ini digeser menjadi pesantren modern. Kyai Basri menilai bahwa perkembangan zaman memang sangat sulit dibendung, dahulu ditempat pengajian hanya ada kitab, guru beserta murid yg merasa senang dan bahagia bila bersama sama membahas satu atau dua tema agama.

Namun sekarang, disamping kitab sudah ada smartphone, yg memang dipakai oleh santri untuk mencari info dengan mudah.

Dari sinilah Basri menilai bahwa perkembangan zaman harus disesuaikan dengan perkembangan pesantren. Namun setelah menjalani sistem modern itu, sang kiyai merasa telah terjadi pergeseran yg nilai khas pesantren itu sendiri. sehingga pesantren ini sering disebut olehnya post - modern pesantren. Meskipun mengikuti perkembangan zaman, namun mereka tidak menghilangkan klasik - salafinya.

Terlihat dari kobong berbentuk bale masih banyak dijadikan tempat belajar dan mengaji.

Ruang lingkupnya masih sederhana, namun pengajian kobong ini dikenal oleh masyarakat luas, dan perkembangannya lumayan pesat.

Hampir 10 tahun Ki Basri membangun dan mengembangkan Pesantren ini bersama sang istri. Mereka berdua terkenal sebagai pasangan yg ramah serta sederhana.

Rumah mereka ada disebrang Pesantren, tepatnya, di atas lembah yg dibawahnya ada lahan yg melandai menuju sungai yg asri. Bersama para ustad lainnya yg dipercaya oleh Kyai Basri untukk mengembangkan pesantren.

Dirumah disebrang pesantren itu terdapat pula tempat tinggal ustad fian beserta istrinya ustazah ayni, mereka salah satu pengajar senior dipesantren itu. Begitu pula disampingnya ada Rumah ustad juned yg tinggal bersama istrinya Nyi ipah dan satu anaknya.

Kyai Basri sendiri sudah berumur 54, namun beda dengan ustazah Lailah, ia terlihat masih cantik di umurnya yg beranjak 37, mereka dikarunia dua orang anak yg sudah berumur 12 dan 10 tahun, begitu pula Nyi ipah atau dikenal oleh semuanya dengan nama ustzah sahifah, istrinya ustad juned itu memang paling muda dan sifatnya paling manja, umurnya baru saja 27 dan sedang kuliah di kampus islam negri yg memang letaknya cukup jauh dari pesantren, anaknya baru berumur dua tahun. Namun berbeda ustzah ayni, meski paling senior, dia belum dikaruniai anak dengan ustad fian, cukup heran memang, karena umur pernikahan mereka sudah 8 tahun, ayni sendiri masih muda ia baru berumur 30 tahun.

Baik ustazah Lailah, ustazah ayni atau ustazah ifah mereka sama2 satu deret dan sering bertemu satu sama lain. Karena umur mereka tidak jauh berbeda. Mereka istri istri ustad yg sangat mempesona. Mereka bisa menggoda lelaki siapapun yg mereka mau, terutama nyi lailah, istri kyai yg semok itu berhasil membuat liur ludah lelaki keluar. Memang istri kyai dan istri para ustad itu di karuniai tubuh yg indah, tertutup aurat ITU dengan Baju gamis dan jilbabnya, namun tak bisa menyembunyikan keindahannya.

Mereka bisa menggoda lelaki siapapun yg mereka mau BILA memperlihatkan sedikit auratnya kepada lelaki lain, namun tentu ajaran agama yg sudah menjadi syariat sangat melarang melakukan itu .

Namun .... Justru petualangan hidup mereka tanpa disangka malah berjalan menuju pelanggaran - pelanggaran itu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun...

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih ...

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"...