Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 32 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 32: Tidal Wave (Part1) Tidal Wave (Part 1) "Bagaimana bisa ?"  Tanya Roy dalam hati saat Sang Kyai Bilang ada yg tak senang dengan perkembangan pesantren saat - saat ini. "Begitulah Roy, jika seorang pendengki sudah mendengki, ia akan berbuat jahat sejahat mungkin " Ucap sang Kyai. "Dan bisa lebih jahat dari yg kita bayangkan", Ucapnya lagi. Wadah Kueh itu masih berbaris menjejer diatas Meja Ri'ayah. Kueh itu memang sengaja disediakan Ustazah Anis untuk menyambut Rombongan Pak Suprapto, Bunda Sahla dan juga Ryan yg sekarang sudah pulang.  Meja itu pula yg memisahkan Royhan dengan Kyainya. Dari sebrang meja, Royhan bisa melihat Sang Kyai ditemani istrinya yg terlihat molek, memakai Jilbab lebar disamping Ayni, dua - duanya memperlihatkan duduk dengan pose yg sama, menaikan kaki kanannya ke atas kaki kirinya dibalik gaun Akhwat beda warna itu.  Dari tadi, Ustazah Laila dan Ayni ikut menimpali kejadi

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"

Chapter 30 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Ustazah Laila Ustazah Laila Lengan Ustazah Laila terlihat indah melengkung keatas memegang spidol ketika ia sedang menulis satu baris lafaz Mahfuzot yg terkenal di kelas Niha'i (Angkatan terakhir) itu, ini adalah angkatan Niha'i. Angkatan terakhir santri yg hendak lulus. Ia sedang mengajar pagi itu. Sayangnya, memang banyak santri yg malah salah Fokus melihat ibu Kyainya itu menulis. Dude... Terutama santriwan yg banyak sekali nge fans dengan bu Kyai Laila,  Bukan Hanya keilmuannya, tapi juga kepribadian beliau yg baik kepada santri siapa saja. Yg menjadikan Nyi Kyai Laila sebagai "Nyawa" pesantren Awwabin karena personalnya yg menyenangkan. Ia tak pernah memandang bulu, siapa santrinya siapa walisantrinya selalu ia ajak bantu bila dalam kesulitan.  She Is The Soul Of This Boarding School...  Sikapnya yg ramah, dan memancarkan wanita yg penuh ketegasan, sehingga banyak orang yg menghormatinya. Memang.. di pesantren Ustazah selalu dipanggil Bu Kyai.. Whic