Langsung ke konten utama

Chapter 11 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  


Chapter 11 

Easy Like Sunday Morning (part2)

Disisi Ustad Fian sendiri,
ia nampak tertekan. Ia terlihat menyimpan sesuatu yg personal dengan Dharma, bukan hanya masalah kemarin.

Disisi lain Roy sudah banyak membantu, ia sekarang melihat Roy dengan penuh hormat kepadanya, Karena kreatifnya pemuda itu, ia bisa keluar dari keterpurukan yg panjang itu.

Roy sekarang sering jadi bahan perbincangan dipesantren sekarang setelah berhasil mengeluarkan pak ustad dari kasus kemarin itu.

Namun ternyata, ada hal lain yg lebih dalam sehingga di sembunyikan olehnya.

Ia sudah mengamanatkan tadi kepada Ustad Boim, agar Roy saja yg berbicara dengan pak Dharma. Dia terlalu takut. Sebenarnya Ustad Fian merasa tidak enak dengan mantan muridnya itu.

Namun disisi lain, ada semacam pemasrahan.

Ia menganggap seakan - akan pria itu ....pemimpinnya..
Dengan kata lain, ia menyerahkan wewenangnya... kepada Roy.

Ini pula yg di rasakan ustazah. Melihat Suaminya menghormati Roy, menganggapnya seperti atasan, ia memberikan semua request - request nakal itu kepadanya daripada ke suaminya.

Tapi memang, Nampaknya ada hal yg dia sembunyikan antara dirinya dan dharma. Bisa jadi itu adalah beban lama yg belum selesai.

Beban lama bila terus menerus disimpan, akan menjadi masalah besar. Secepatnya bila ada beban, tekanan atau masalah buru2 diselesaikan dengan baik.

Just Dealing with your own problem.

Karena jika tidak mau menyelesaikan. Maka lama kelamaan akan terus membesar seperti Snow Ball Running..(Bola salju berjalan turun)

Bola salju, bila terus menerus turun, maka lama kelamaan akan makin membesar, dan membesar dan membesar, lagi, lagi lagi bila tidak segera ditahan. Begitu juga masalah atau tekanan.

Para asatiz, dan ustazah di pesantren ini bukan tidak sadar. Mereka semua tahu maslahnya. Namun mereka lebih memilih diam, karena hampir semuanya ingin menghindari konflik. Mereka sebenarnya tau apa yg menjadi penyebab masalahnya, namun Kyai Basri pernah berpesan, sebaiknya yg berkaitan dengan internal pesantren jangan dibicarakan kepada para santri ataupun pihak luar.

Waktu itu...

Ustad Boim sudah datang dirumah ustad Fian, didapati Roy sedang menurunkan kelapa - kelapa di atas genteng yg selalu ada saja yg jatuh tiap malam.

Ketika Ustad Boim bertanya hendak dimana ia bertemu Dharma, Roy bersikikuh ingin menemui kerumahnya. Ustad Boim tau anak ini, dari dulu memang tak ada rasa takut. Ia mengajak Roy terlebih dahulu dikamarnya sambil menyeduh kopi serta Rokok aki aki nya (nyamsu).

"Udah bujangan kamu Roy" ucap ustad boim. Ia melihat Roy sangat broad shoulder dan tinggi badannya.

"Gizinya pas pak ustad" 

"Ada salam dari ustazah anis," 

"Anis yg mana pak ustad ?",

" kamu cari aja lah usaha, mau niat cepet nikah kan",

Huff nikah mah belum tapi kawin udah ustad, ucapnya dalam hati, ia ingin sekali mengucap itu, namun tak enak bila bersama ustad boim ini.

"Hehee.. Ngga stad",

" Kirain kamu kesini mau dsini cari jodoh juga",

"Wah jauh tad" ucapnya lagi.

"Jadi begini, biar kamu ngga bingung, ada masalah apa antara ustad Fian dan Dharma, saya pikir saya harus cerita dulu sebelum kamu emosian bertemu dia",

" Emang kenapa lagi sih ustad, seneng amat tuh si dharma bikin ustad Fian gelisah gitu",

"Tapi kamu janji, jangan bilang bilang ke walisantri atau ke santri yg lain juga termasuk ayah kamu, soalnya ini amanat dari abah haji, agar internal aja yg tahu"
"Siap ustad",

Ustad Boim menghisap Rokonya dalam - dalam, ia menyeruput kopi hitam yg sudah tetsedia meja kamar Roy,

" Ketika pertama kali pesantren ini dibangun, orang yg pertama kali dekat dengan kyai Basri adalah Pak dharma" ucap ustad Boim memulai sejarahnya, "Dulu beliau membeli tanah disini juga sebagian besar adalah lahannya pak dharma, dulu masih sawah sawah yg membentang disini, bahkan sampai ke ujung sungai sana, meskipun ada juga yg bukan milik pak Dharma tapi sebagian ini semua milik pak Dharma.

" Ketika Pak kyai pertama kali menginjakkan tanahnya disini, Pak Dharma lah yg di ajak oleh pak Kyai, karena satu sisi dia sebagai tokoh masyarakat (Jawara), pak Kyai ingin memegang dia untuk bisa membantu kelancaran pembangunan pesantren, satu sisi juga memang sebagian Pak Kyai membeli tanah dia dulu",

Cukup terkejut Roy mendengar cerita ini semuanya, baru kali ini ia mendengar swjarah awal dibangunnya pesantren ini.

"Kemudian ketika sudah mulai dibangun, semua yg kemana mana itu pak dharma, pernah ia difasilitasi oleh Kyai untuk pergi melobby kepemerintahan supaya lancar mudah pembangunannya, ia diberi motor, dibangun Rumah yg letaknya dekat dengan pesantren",

" Tapi, setelah lima tahun pesantren berdiri, Pak dharma melakukan kecurangan, ia mencari untung untuk bisnisnya sendiri, tanah pesantren yg padahal sudah dibeli pesantren dijual jual kembali olehnya, atau tanah pesantren memang yg sudah dibeli pak kyai disewa sewakan olehnya.
Oh, penipu, ucap Roy dalam hati,

"Pak ustad Fian yg waktu ITU gabung ditahun pertama pesantren sudah tau, awalnya dia masih diam tidak mau memberi tahu mudir dengan alasan ingin menjaga lekatnya hubungan keduanya, namun Dharma melakukan kesalahan Fatal, ia jadikan Rumahnya tempat pacaran antara santri putri dan santri putra, akhirnya, beliau naik darah",

" Kapan itu tad kejadiannya ?"

"Lima tahun pesantren berdiri, kamu belum tahu dan belum ada waktu itu",

" Koq hebat yah pihak pesantren menyembunyikan ini semua," tanya Roy lagi.

"Itu lah hebatnya pak Basri, ia tidak ingin aib ini diketahui olah banyak orang, siapa yg menyantrikan anaknya kesini jika pesantrennya seperti itu. Wali murid bisa bawa kabur anaknya dari sini",

" Terus Dharmanya gimana ustad ?",

Yah kamu tebak, mereka sempat adu mulut, saling tunjuk, saling salah, pak Dharma beralasan hanya menjadikan rumahnya tempat ngumpul santri pria wanita disini, tapi ustad Fian Tak percaya, dharma ingin sekali mudir tak tahu perihal ini, agar ustad Fian tidak melaporkan, namun akhirnya, dilaporkan",

"Wah seperti bom waktu pak ustad kalo begitu, lama2 meledak ditempat yg diinginkan",

" Yah begitulah" ucap ustad Boim, "Pak Kyai marah besar, beliau mengusirnya dari sini, pak dharma tidak menerima ia bereaksi sambil mencabut papan petunjuk milik pesantren yg ada digerbang, Dan yg paling dia benci adalah ustad Fian sendiri , gara2 itu pula usatd Fian suka takut bila keluar pesantren, bahkan sampai sekarang,"

Roy menghela nafasnya mengetahui ini semua, ternyata, Dharma adalah salah satu akar dari dibangunnya pesantren ini, sampai akar di hilangkan malah menimbulkan masalah dipohon pesantren ini.

"Dan bodohnya lagi, Karena waktu itu sedang kesulitan uang, pihak pesantren juga defisit, pak Fian malah menyewa lahan untuk bisa sehari hari, malah ditipu kan, mangkanya kamu jadi bahan obrolan disini, karena bisa membantu pak ustad.." 

"Saya yg tidak tau Pak ustad, baru tahu juga permasalahan ini, berarti sampai sekarang Dharma suka mengganggu ?",

Ust Boim mematikan rokoknya, " Kamu sadar ga, Pak Kyai sedang munggah haji, mangkanya dia berani datang kesini, saya ga bisa ngabayangin kalo pak Kyai sudah ga ada, mungkin pesantren ini bisa dirusaknya, menunjukkan dia ga suka, kalo ada pak Kyai, dia ga berani, lain cerita",

Semua sudah masuk akal pikir Roy, pantas ketika Pak Kyai sedang keluar lama itu, pak ustad sering melamun ga jelas, ditambah kasus kemarin, ternyata benar. Mungkin kemarin dharma ingin bertemu karena ingin cari masalah lagi.

"Kamu harus bisa jadi pembiacara yg mewakilkan ustad Fian Roy, kamu di percaya bisa".

Tadinya Roy tidak peduli bila ia harus duel adu carok dengan Dharma, tak peduli pula meski dharma orang yg disini, namun ternyata ini semua menyangkut pesantren,

That is all about.. 

" Siap Pak ustad, kenalkan saya sebagai adiknya pak ustad".

"Tapi inget, disana dia pasti ngomong macam2 alias cari masalah, kamu jangan macam2",

Roy tersenyum, " Ya siap tad..",
Baik Roy maupun pak ustad Boim bersama - sama melihat pesantren.

Yah.. Pesantren ini memang terlalu indah bila diganggu hal yg sepele seperti ini, meski hal yg mengganggu, punya sejarah dari pesantren ini.

_-----

Saat ustad Boim mengenalkan Roy, Pak Dharma kaget, ternyata orang ini yg selama ini bisa mengeluarkan Fian dari kesulitan bayar sewanya sendiri. Ia dikenalkan sebagai sodaranya ust Fian.

Sebenarnya Dharma takjub dan juga penasaran dengan orang yg bisa memberinya keuntungan itu. Artinya, karena orang ini (Roy) bayaran sewa lahannya Lancar. Ketika situasi ekonomi sulit seperti ini, Dharma kaget ketika ust Fian bisa membayar sewa lahannya, dan melakukan penjualan yg briliant. Saat melihat anak muda ini, Dharma menunjukan sedikit Respect.

Otomatis Roy mempunyai reputasi yg baik di mata Dharma, ia menjadi orang yg dianggap, bahkan dibanding ustad Fian sendiri. Karena orang inilah yg bisa membuat penghasilan sewa bulanannya lancar. Dharma menunjukkan rasa Hormat padanya.

"Sudah lama saya pengen tahu ,siapa nih yg bisa buat sewa lahan itu berhasil, ternyata masih muda, saya kira pak Fian Nyewa tuyul sampai lancar begitu, bagus lah, soalnya saya juga jadi ikutan kenyang, penghasilan sewa lahan saya lancar."
Dharma nenunjukkan Respect itu, Roy punjadi sungkan.

Mereka saling mengenalkan diri satu sama lain, Ia bercerita siapa dirinya ketika masih dipesantren ini sampai bisa menceritakan bagaimana caranya bisa menjual produk tani itu, sampai bisa sampai ke restorant dan ke banyak temlat makan kuliner, sampai bisa mengeluarkan pak ustad dari kesulitan.

Dharma mulai memandang Roy serius. Artinya ini bukan sembarang pemuda pikirnya. Ia terlihat berani, ambisius, juga tidak ketinggalan kreatif.

Sampai akhirnya Roy bertanya langsung ke Dharma,

"Maaf nih Pak Dharma sebelumnya, sebenarnya ada apa lagi yah nyari nyari pak ustad Fian kemarin?" Tanya Roy.

"Ga ada apa2 sebenarnya, saya cuma pengen ngobrol, pengen tahu gimana caranya sampe lancar begitu".
Baik Roy maupun ustad Boim terdiam, dikiranya Dharma mau mencari masalah seperti kemarin, ternyata setelah dihadapi, ia hanya ingin mencari tahu yg bisa membuat sewa lahannya itu lancar. Pak ustad hanya terlalu takut untuk menghadapi.

Mungkin Pak ustad takut bila Dharma mencari cari masalah dengan mengungkit - ungkit masa lalu.

Disisi Dharma sendiri, tentu ia memang masih tidak suka dipesantren itu. Ia tetap membenci bila ingat masa lalunya dipesantren itu. Memang ia sempat sakit hati sampai - sampai ingin punya perhitungan dengan ustad Fian. Namun itu kejadian yg sudah sangat lama,

" Ni maaf yah pak ustad Boim Dan ade Roy juga, emang saya salah teriak teriak dipesantren waktu itu, tapi saya saking kesalnya karena ekonomi sedang sulit, dan saya harus bertindak mangkanya saya mabuk bareng teman - teman, buat masa lalu mah meski saya ga nerima saya lepas dah" ucap Dharma panjang lebar, tentu yg dimasud dengan masa lalu itu, kisah konfliknya dengan ustad Fian "Tapi saya jadi salut sama orang yg bisa ngelancarin sewa lahan itu, soalnya saya tahu keadaan hasil tani itu, acak acakan, saya khawatir bila seperti ini terus saya kolaps, itu yg bikin saya khawatir, mangkanya dari kemarin saya pengen ketemu, ternyata ini" jawab Dharma sambil tersenyum.

Meski terus kami membicarakan keadaan pesantren, Roy berpikir, dasar pak ustad yg terlalu takut untuk menghadapi, ternyata tidak ada masalah. ia malah menjadikan Roy seakan akan seperti ahli kuasanya. Karena mungkin ustad Fian takut kalo Dharma ingin cari masalah karena dendam masa lalu, saat Kyai Basri tidak ada disini.

Ternyata dari nadanya, Dharma memang masih benci dengan pesantren itu, memang walau bagaimanapun ia bisa disebut sepuh, Karena dia menjadi bagian sejarah pesantren, wajar bila ia merasa kecewa dan bisa sensitif seperti kemarin. Namun melihat pemuda yg mewakili Fian itu ia senang, ia senang dengan anak muda yg punya kemauan seperti nya. Yang awalnya benci dengan Fian dan hasil tani nya, jadi sedikit hilang rasa benci itu setelah sodaranya ini menceritakan cara2nya
Ia malah mulai Respect terhadap orang yg mewakili wewenang Fian itu.

"Ya sudah kalo gitu, kita pamit, maaf yah pak Dharma bila ganggu."

"Iyah, nanti ajak saya ke kota kalo panen lagi, saya ingin tau bagaimana dan gimana."

"Siap pak, nih orangnya" ucap ustad Boim sambil menepuk bahu Roy, terkena bekas luka bacokannya, Roy sedikit kesakitan.

Semua tak disangka, ini hanya diakibatkan terlalu takutnya pak ustad mengadali Dharma.

Setelah sampai Rumah, ustad Boim menceritakan semua ke ustad Fian, otomatis semua tertawa karena merasa konyol. Ustazah pun mendengar, ia menilai memang dasar suaminya terlalu takut, percis yg ia bilang kemarin "tuh kan kebiasaan, kalo ada apa2 hadepin aja bii".Tapi ternyata diwakilkan wewenang kekuasannya oleh Roy, karena terlalu takut.

Saat melihat dan mendengar semua certa ustad Boim itu, ustazah merasa senang. Ketika mendengar bahwa Dharma Respect terhadap Roy daripada ke suaminya sendiri. Sehingga membuat rumah tangganya dihormati, bermartabat. Dan diangkat.

Roy menjadi....... Kepala Rumah tangga yg sesungguhnya disini, lelaki disini. karena dia yg mewujudkan itu semua, bukan suaminya.

Itu yg membuat puting ustazah mengeras.

Saat menjelang sore, Roy berada dirumah pak ustad, namun ustazah membuka jilbabnya, meski ada Suaminya, ustazah tak peduli. Ia ingin Rambutnya dan lehernya dilihat oleh orang Yg punya wewenang disini. Punya kuasa disini.

Saat ustazah ke kamarnya, Roy mengacungkan kontol ngacengnya ke ustazah, ia ingin menunjukkan kekuasaannya disini bukan suaminya, ia merasa punya wewenang atas istri ustadnya ini, ia yg mengangkat Rumah tangga keluarga ini sampai dihormati, ia kepala Rumah tangga disini.. Bukan suaminya. setelah pengecut suaminya itu,pejantan ini ingin mengklaim daerah kekuasaanya sendiri, kekuasaan suaminya. Begitu Juga memek tembem nya

" Bonus ?" ucap Roy singkat.

Usatazah merinding ,
Ia menggigit bibir bawahnya, melihat kontol besar panjang dan sedang bergoyang goyang ke kanan dan ke kiri itu. Ia menghampirinya, memeknya lngsung terasa lembab melihat lelaki penguasa ini, ia tempelkan kontol itu ke cetakan memek tembemnya dan bilang

"Apa aja buat tuan Rumah" bisiknya,

Roy langsung menjilat jilat wajah ustazah, ia jilat bibir pipi serta lehernya, ustazah hanya memejamkan mata sambil mendesah, kemudian Roy melepaskan serangannya dan berbisik,

"Sore aku mau ke sungai", 

Ustazah suprise dengan tawarannya "Kamu mau ajak aku kesungai 
?" senyumnya sambil berbisik. Mungkin ia suprise karena tak mungkin dilakukan disekitar sungai Rumahnya.

"Aku Tahu tempat yg bagus" Ucap Roy meyakini,

Ustazah tersenyum sambil menyentuh lembut kontol Roy dengan SATU ujung jari manisnya satu arah sesuai dengan panjangnya, "Tunjukkin" bisik ustazah.

_-_________

Roy tak yakin bila seandainya ustazah akan datang ketempat yg disebutnya. Ini adalah spot yg dikelilingi tebing dan bebatuan yg besar, tempatnya sangat tertutup. Dan sangat dekat jaraknya dari air terjun. Roy menemukan tempat ini ketika ia kecil dulu. Ia sudah mandi terlebih dahulu sore itu.

Awalnya, Roy tak mengira ustazah bakal datang, namun ketika ia sedang berenang di tempat itu, terdengar suara motor yg datang. Ustazah tersenyum melihat Roy yg sedang mandi sore itu. Waktu menunjukkan.sekitar pukul 5:30 Sore. Memang sengaja Roy mengajak ustazah ketempat ini di jam sekarang, karena disamping bisa melihat air terjun dengan indahnya dari sini, suasana sudah sedkit terlihat gelap, tempatnya tertutup dikelilingi seperti ini, ia ingin membawa wanitanya ke sini.

"Selama disini ustazah baru tau ada tempat ini" ucap ustazah takjub sambil melihat air terjun dari jarak sektar 60 meter dari sini.

"" Gimana izinnya" Ucap Roy bertanya mengenai akhirnya ustazah bisa sampai sini,

"Tinggal nyebut nama kamuucap ustazah singkat, ia menurunkan tangannya, menyentuh celana boxer Roy yg basah itu dan meremas kontolnya ah 
"Lagian.. Maunya tuan Rumah... Emg harus diturutin" ucapnya meremas remas kontol itu, ah 
"Kamu mau ngambil aku Roy, bawa aku kesini biar bisa kamu ewein" akhhh ustazah meremas lebih keras saat mengucap kata ewein..

Ia membuka boxernya lalu berjongkok didepan selangkangan Roy "Dari kemarin aku mikirin si ini" ucap ustazah mulai membelai menggenggam dan mengocoknya" "Si Gede...keras... Gagah ini".
Sambil mengocok batangnya, ustazah mulai menjilati lubang kencingnya, ia juga menjilat di bawah helm, membuat Roy berdesis menahan nikmat. Lama kelamaan insting liarnya bekerja, ia berusaha memasukkan batang itu lebih dalam, Roy bergetar getar menahan nikmat sambil memegang kepala hijab coklatnya.

Slrup.. Slrupl..

Okkhhhh..
Lidahnya ia putar - putar didalam, membuat Roy linu, ustazah mem-blow kontol itu sampai berkali kali membuat Roy kelojotan tak terkira.

Okhh okhh okhhh
Setelah basah Ustazah berdiri, ia buka Rok creamnya sambil mencium bibir Roy basah, ada celana dalam warna putih menerawang sangat kecil, semakin mencetak memek tembemnya.. Roy meraba Cangcut transparan itu dan memasukan jarinya ke dalam ternyata ia sudah basah, uokhhhh, jerit ustazah saat jari Roy masuk nikmat ke dalam memeknya, Riy membuka kancing kemeja coklatnya satu persatu, Toketnya langsung terlihat putih mulus montok besar, sangat geram Roy melihatnya, Roy keluarkan toge itu dari beha hitamnya, putingnya coklat sangat terlihat nikmat, ohh, Ia jilat puting itu, semerbak wangi tubuh badan ustazah itu tercium nikmat, membuat nafsunya tambah memuncak, ustazah menggelinjang saat putingnya dijilat sambil mengocok kontol besar nya, oh oh, Roy caplok Toge itu lagi2 dia membuat dua cupang ditoketnya, sambil menyusu itu, Roy angkat tubuh ustazah ke atas batu, ia lepaskan celana dalam ustazah, kebawah sambil terus mencicipi togenya,

Ustazah menggelinjang kembali, ia biarkan lelaki yg mengambil kekuasaan suaminya itu mencicipi semua tubuhnya, ini tuan Rumah yg berkuasa, pikir ustazah,

Saat puas mengeksplore tubuhnya, Roy membuka boxernya, ustazah mengusap usap memeknya sambil melihat Kontol Roy,

"Kamu seneng memek tembem aku Roy" ucap ustazah mengusap usap memeknya.

"Ohh iya ustazah" ucapnya tambah ngaceng karena baru Kali INI dengar ustazah bicara jorok seperti itu.
Roy langsung menggesek gesek memek tembem itu dengan belakang kontolnya.

"INI baru kontol " ucap ustazah berbisik melihat ukurannya.

Roy mulai memasukkan kepala kontol ke memek tembemnya "shhhhh" kemudian Roy melihat ustazah seperti meminta izin untuk masuk lebih dalam lagi,

"Iyah shh truss Roy shh, kamu tuannya,... bebas mau nglakuin apa aja" ucap ustazah sampai akhirnya batang besar itu masuk lebih dalam AAAAAHHH, Ustazah menjerit tak tertahan. Okhh dalem bgttt,
Ia menggenjot istri ustad itu terus menerus, membuat ustazah mabuk kepayang, karena suasana kali yg berisik membuat harmony persetubuhan terlarang ini nikmat, ditambing tebing yg tertutup ini membuat mereka bebas melakukan apa saja

Sambil menggenjot itu, toket ustazah bergoyang goyang, sesekali Roy mencaplok toket itu sampai ustazah menahan nikmat,

Keduanya saling menikmati, memejamkan mata, sampai akhirnya ustazah akhhh akkhhh pinggulnya bergetar getar, tapi Roy tak memberinya ampun, dengan semangat ia terus menggenjot itu lebih lama sampai menit ke lima belas ustazah orgasme yg kedua kalinya.

Kontol itu menembus titik nikmatnya sehingga sering bergetar getar nikmat pinggulnya setelah beberapa kali di kayuh Roy.

Roy melepaskan tusukannya, ustazah tiba2, pergi dari tempat itu, ia melepas kemejanya juga Roknya, dengan hanya memakai Bra hitam itu ustazah turun kebawah membenamkan dirinya dalam air. Tampilan Bokong besar itu terlihat dari sini. Ustazah berdiri sambil melihat air terjun hingga akhirnya ia dihampiri Roy.

Ia membasahi badan ustazah dengan air sungai itu, sambil melihat pantat montoknya yg seakan akan menantang kontol ngacengnya.

Setelah melihat ustazah basah, Roy mencium bahu ustazah, ditemani dengan matahari senja dan pemandangan air terjun itu Roy meremas remas pantat montoknya, ia berbisik dikuping ustazah "ustazah enak banget",
Lagi2 kata yg membuat ustazah tersenyum. Ustazah meraih kontol Roy dari depan dan mengocok ngocoknya, sambil berbisik "Makasih yah udah jadi lelaki yg bisa diandelin" ustazah remas lebih keras kontol itu saat mengucap kalimat "lelaki yg di andelin" bertubi - tubi.. Phat Phatt phatt ahhhh.

Ustazah berbisik lagi dikupingnya, ia jilat jilat kupingnya itu sambil betbisik." kamu boleh ngecrot dimna aja kamu mau" ucap ustazah pelan

Tangannya masih mengocok kontol perlahan

kamu boleh ngecrot di toket aku,.... boleh ngecrot di pantat aku..... kamu juga boleh ngecrot dimemek aku... sepuasnya"

"Kamu lakinya" bisik ustazah lagi,

Roy memasukan kontol itu dari belakang, ia dorong kedalam sambil menampar pantatnya keras PLAKKK Ahhhh!!!! 
Merasa nikmat saat kontol itu tembus lebih dalam,

"Bonusnya nakal banget ustazah" ucap Roy penuh nafsu.

"Buat kamu boleh hak pakein aku"

"Pak ustad gimna?

Ustazah mendesis lebih kencang Sshhhh

" Suami aku udah ga punya kuasa atas kamu, wewenangnya udah diambil kamu"
Ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah
Ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah

"Ustazah hhh"

"Iyahh"

Ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah

"Aku inget yg dibilang pak ustad, 

" ahhh ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah

"Shhhh apahhh"

Shhhh uhhh shhhhh uhhhh

"Hanya-kele-dai-bodoh... yg jatuh... kelubang.. dua ka-li" ucap Roy keputus - putus,

"Lubang enak ah ah aha hh ah ah hhhh" ucap ustazah hilang kendali,

Crott ustazah AKHHHHHHHHHHHH
CROTT CROOT CROITTT

Begitu dalam Roy menanamkan benih kental itu ke rahimnya. Diiringi orgasme ketiga ustazah di antara tebing sungai iiiit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"