Langsung ke konten utama

Chapter 12 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 12 : 

Ryan Who ?


Santri datang beruduyun duyun dari asrama ke tempat halaqoh mereka. Sudah menjadi kebiasaan bila setelah magrib mereka mengaji berkelompok sesuai dengan daftar bagian kelompok itu sendiri.

Angin dingin terasa sangat menusuk, tapi tak menyurutkan semangat mereka. Para ustaz dan ustazah turun langsung agar dekat dengan anak didik mereka.

Sebentar lebaran Kurban, seminggu lebaran itu, pak Kyai Basri dan ustazah Lailah akan segera pulang kembali ke tempatnya ini.

Anak - anak Kiyai yg dititipkan oleh keluarga ustazah Lailah sendiri sudah kangen dengan mereka. Begitu pula sebagian penduduk pesantren, mereka semua menunggu sang mudir untuk segera kembali ke sini.

Ada sesuatu yg unik disini. Meski berisiknya suara anak2 yg sedang ditempat Halaqoh itu, tak membuat kesal orang yg mendengarnya.

Malah terdengar senang, hangat, dan seru. ini adalah pabrik keseruan. Artinya, orang yg disini, mereka semua sedang membuat kenangan seru untuk masa depannya. Sebagaimana Roy dulu banyak merasakan kenangan indah disini. Meskipun berakhir dengan kekecewaan dengan dikeluarkannya oleh pihak pesantren.

Roy sendiri sembuh.
Sudah hampir memasuki minggu ke empat Roy ditempat ini. Kondisi Fisiknya semakin baik. Pikirannya semakin tenang. Disini memang tempatnya Magic, ada aura khas yg bisa membuatnya sembuh lahir batin.

Namun, disini Roy bukan sekedar sembuh. Sore itu sepulang dari sungai ketika ia dan ustazah saling bertukar nikmat sore disungai itu, Roy dan ustazah Ayni sempat bertukar lidah terlebih dahulu, merasakan aroma tubuh mereka yg sudah mandi disungai itu. Mereka saling bertukar lidah dengan nikmatnya sebelum ustazah pulang menaiki motor itu. Dadanya yg bidang dan perkasanya pria ini membuat ustazah mabuk. Sampai Akhirnya Ustazah terlebih dahulu yg pulang ke rumah.

Sampai disana Roy terkesima,
Mengingat indahnya tempat itu. Pesantren ini mempunyai peluang untuk dijadikan objek wisata bila mau. Besok dia hendak berkeliling menelusuri semua lahan dipesantren ini karena setelah disungai itu, Roy mempunyai Ide yg tiba - tiba keluar dari dalam kepalanya.

Disisi lain ustazah senang badannya dipakai habis - habisan oleh pejantan perkasa itu. ia menikmati kejantanan pria itu. Menjerit bebas sekerasnya disungai saat digagahi pejantan rumahnya itu. Ustazah yakin ia hamil. Kontol 8 inchi itu penyebabnya. Begitulah bila ada lelaki alpha dirumah, mengganti kekuasaan suaminya, mengambil istrinya, dibawa, digagahi disungai dengan nikmat , 9 bulan perut membesar akibatnya . Ustazah merinding bila beneran dihamili Roy.

_-_________

Malam itu ada pentas kesenian para santri. Biasanya hiburannya adalah pentas drama diatas panggung dan musik. Mungkin ini salah satu hiburan yg biasa dilakukan untuk disuguhkan untuk santri. Padahal yg menjadi peran pentas tersebut adalah santri itu sendiri. Baik ustazah Sahifah, ustazah Ayni dan para istri ustad lainnya hadir dipentas ini. Begutupula dengan para suaminya.

Acara mereka dimulai ba'da isya, namun Roy memilih berkumpul bersama para Bulis (pendidikan menjaga pesantren) malam yg sedang memasak liwet untuk berpesta selama menunggu para santri selesai pentas itu. Para Bulis ini adalah santri sendiri, mereka didik untuk bergantian menjaga pesantren sesuai jadwal pembagian jaga. Mereka didik untuk bisa menumbuhkan Rasa Sense Of Belonging (Rasa memiliki) terhadap pesantren. Sehingga program bulis ini penting untuk mereka.

Roy disana bersama mereka membagi kenangan, berbicara kesana kemari tentang rumor pesantren, cerita cerita hantunya atau berbicara tentang perkembangan pesantren selama ini.

Liwet yg sedang mereka masak ini dilakukan didekat bale yg biasa dipakai tempat santri ngaji, gelap - gelapan namun disitu letak keseruannya.

"Kayaknya, Air terjun itu Makin Rame aja yah de" Ucap Roy bertanya tentang lokasi wisata itu.

"Rame banget ka, sering ada yg nyasar ketempat ini, kemarin aja ada sekitar seratus motor yg nyasar kesini, dikiranya ini tempat penginapan, akhirnya mereka balik lagi", ucap Ari salah satu santri yg menjadi bulis malam ini.

" iya bener banget tuh ka, karena pak kyai kasian sama orang yg sudah datang itu, akhirnya kadang Kyai ngizinin mereka tidur dibale bale ini.",

"Hmmm.. Berarti sudah mulai tau tempat ini"_.

" iya bener ka, udah rame, rata2 mereka taunya dari info para walisantri disini juga yg peenah kesana cuma sayang disini belum ada warga yg nawarin Rumah untuk mereka menginap."

Setelah cerita dari para juniornya itu, Roy semakin matang dengan ide briliannya..
Semenjak disungai tadi... Roy ingin membangun sebuah Guest House Disini...

_--________________

Guest House merupakan semacam Rumah tamu, yg disediakan untik orang-orang yg ingin menginap setelah menikmati pesona alam yg terletak disekitar pesantren. Semacam hotel penginapan. Namun bahasa yg ingin dipakai Roy bukan Hotel, karena daerah yg dekat dengan pesantren ini rasanya kurang oantas bila menamainya Hotel.

Setelah melihat belum ada tak ada satupun hotel ataupun villa ditempat ini, Dan Ramainya tempat ini dikunjungi, Roy berpikir ini peluang sangat baik bila membangun semacam Guest House ini. Pasti laku pikir Roy.

Karena pesantren ini dikelilingi Hutan disebelah utara dan selatan, masih sangat alami, orang pasti merasa sepadan bila menyewa penginapan untuk menginap ditempat ini. Ia ingin memberi tahu ayahnya mengenai rencana ini.

Saat ditelepon, ayahnya cukup suprise, ia mulai senang dengan kemajuan berpikir anaknya ini. Biasanya Roy tak pernah berpikir seperti ini, sebagaimana tipikal anak2 orang kaya kebanyakan. Bahkan Roy dengan mandirinya bilang ia bisa mengganti semua investasi ayahnya bahkan lebih dan memberi keuntungan ayahnya bila membangun Guest House Disini.

Ayahnya senang tak terkira, akhirnya, darah usaha turun ke anak yg pertamanya, akhirnya anak bandel itu punya kepikiran untuk maju. Tidak seperti tipikal anak orang kaya kebanyakan yg biasanya hanya ingin berpesta pora dan bersantai santai. Roy sudah menjadi pria sekarang.

"Ya sudah, daddy mau menghubungi semua koneksi daddy dulu, mau cari pengembang yg daddy percaya" ucap Suprapto saat itu senang dengan kemajuan anaknya.

Dari situ, Roy mencari cara dimana tempat yg pas untuk dibangunnya Guest House ini. Besok aku harus keliling pesantren, pikir Roy.

_-_____

Pagi tiba, Roy sudah tidak sabar untuk segera pergi mengelilingi daerah ini. Dasar anak muda, ide - ide dan semangatnya tak terbendung. Ia cari perlahan - lahan spot yg paling bagus untuk dibangun Guest House ini.

Setelah keliling ternyata ia belum menemukan spot yg pas. Ada yg indah pemandangannya namun jaraknya cukup jauh dati lokasi wisata. Ada yg dekat dengan lokasi wisata namun pemandangannya kurang indah. Dan sampai akhirnya, ia memutuskan hanya yg dekat dengan sungai sekitar 200 meter dari rumah Pak Kyai tempat yg bagus dibangunnya Guest House ini.

Pemandangannya langsung ke sungai, bahkan bila bangunannya tiga tingkat, dari lantai atas pasti bisa melihat langsung air terjun dan hutan2nya, spot yg sangat tenang pikir Roy.

"Ya sudah" disini tempatnya. Pikir Roy.

------_-

Roy belum memberi tahu rencana nya ini kepada pihak pesantren, ia masih merahasiakannya. Ia masih mencari cari informasi mengenai siapa pemilik lahan yg diincarnya itu, dan berapa kira estimasi atau harga lahan itu agar bisa dibangunnya guest House ditempat itu. Setelah mencari info kesana kemari, akhirnya Roy tahu bahwa yg memiliki lahan itu adalah pak DHARMA.

Kebetulan, pikir Roy. Jawara itu mungkin bisa di ajak bicara seperti kemarin. Walau ia tak begitu kenal dekat, tapi ia yakin pak Dharma masih bisa di ajak bicara.

Tapi Roy tak bisa terlepas dari peran pesantren ini. Pesantren inilah yg menelurkan inspirasi ini. Ia berencana untuk mengajak Kyai Basri untuk meminta pendapat mengenai rencananya ini, bahkan ia ingin berintegrasi dengan pihak pesantren. Ia ingin Guest Housenya itu bisa di sebut villa nya pesantren Untuk para Walisantri yg ingin menginap setiap mereka menengok anaknya, atau berkunjung ke lokasi wisata itu.

Siang itu juga, Roy pergi ke rumah Pak Dharma. Ia sekedar ingin berbasa basi menanyakan info lahan itu tanpa memberitahukan terlebih dahulu rencananya.

Just speak easy.. Pikir Roy..

Sampai disana ia mengucapkan salam

"Assalaamua'laikum",
Lama tak mendengar jawab, Roy sedkit masuk kedalam dan mendengar wanita yg menjawab salamnya, " Wa'laikum salam"

Saat masuk lebih dalam Ada wanita putih mulus dan Bohai memakai tangtop abu abu2 . Sedang mengeringkan Rambutnya ditengah rumah,


Teh Neneng (Istri Jawara)

siapa wanita semok putih bohai ini pikir Roy.

"Cari siapa ?",

" punten teh, mau cari Pak Dharma ada?"
"Oh.. Kamu sodaranya ustad Fian yg kemarin yah",

Roy sedikit kaget ia tau siapa dirinya. Kemarini tidak melihat wanita ini, namun wanita ini yg melihatnya kemarin. Dengan Reputasi Roy dimata Dharma, pasti pak Dharma cerita ke wanita ini.

" iya Teh..",

"Saya istrinya.. bapaknya sedang keluar ngarit dikebun, mari masuk kalo mau nunggu",

" Makasih teh, kalo gitu nanti aja saya kesini lagi, mau ngobrol penting sama pak Dharma, salam aja teh ",

Ia merapihkan rambutnya mengangkat lengannya ke atas, ketiak putih mulusnya terlihat, juga betapa montoknya susu besar putih itu.

Wanita ini sendiri memang melihat Roy darikamarnya sewaktu ia datang bersama ustad Boim itu. Wanitu itu mengintip lewat jendela suaminya. Dan ia pun kaget, orang membuat sewa lahan Suami nya lancar itu adalah pemuda ini. Pak Dharma cerita tentangnya semalam.

Roy sendiri kaget, betapa Bohainya istri jawara ini.

"Ada pesan ga, nanti saya sampaikan ke si bapak ",

" Nanti aja teh, udah gpp nanti saya kesini lagi, maaf ya teh ngeganggu, "

"Ohh gpp.. Roy kan kalo ga salah namanya",

" Ya teh..hehee.. Mari teh assalamualaikum"

"Wa'laikum salam".

Roy belum sempat menanyakan namanya, istri jawara itu bikin kontolnya ngaceng.

_-_________

Sorenya, Pak suprapta menelepon Roy. Ia ingin memebei tahukan tentang perkembangan rencana anaknya itu,

" Nak.. Kamu serius ingin ngebangun disitu".

"Serius lah dad, pokoknya daddy tinggal duduk.dirumah nerima hasil duit dari Roy, Biar Roy yg ngebanguni dan ngejalanin, nanti daddy depet untung banyak soalnya disini belum ada tempat menginap.

" Bukan apa 2, ibumu sama ayah senang ngedengernya. Akhirnya kamu berubah, ayah bersyukur nitip kamu ke ustad Fian.. Tapi ayah sama ibu mu kangen.. Kapan kamu pulang nak..".

"Iya dad tenang, nanti Roy pasti pulang koq ke rumah, biasa, lagi nyari info dulu, perencanaan lah, Roy mau menunggu pak Kyai pulang Munggah Haji Dulu, Roy ga enak kalo ga pamit sama yg ounya Rumah, Roy pamit aama yg ounya Rumah dulu nunggu dsini"

"Kapan Kyai pulang ?"

"Sekitar 10 hari setelah lebaran, sekalian Roy mau minta pendapatnya tentang rencana Roy",

" hmm.. Ayah yakin beliau pasti bangga nak, aoalnya niat kamu juga ingin meramaikan pesantren. "

"Mudah2an Dad, mangkanya, Roy mau nunggu Pak Kiyai pulang dulu."

"Ya sudah, ibumu udah kangen, adikmu juga, dan Ayah sudah ngehubungin semua teman yg ayah kenal untuk ayah membicarakan rencana kamu, ada satu Developer pengembang yg ayah tau dia cukup bisa, Ayah dengar dia ingin melakukan ekspansi pengembangan propertinya, dari Bogor, Namanya Ryan.

" Ryan siapa dad ?,

RYAN WHO ?, pikir Roy lagi mendengar nama itu.

Dia salah satu kenalan ayah di Bogor, cuman kalo ayah fokus ke pertambangan dia fokus ke property, cukup sukses dibidang property, hanya saja, pas ayah dengar dia mau melakukan ekspansi, ayah langsung menghubunginya, tapi dia belum ngasih jawabannya, sodaranya kan mengajar disitu",

"Sodranya ?, yg ngabdi disini maksudnya? Siapa Dad",

" Ustazah Anies.... Dia sodara istrinya.. Annisa Rahma..

Wah kebetulan pikir Roy, ustad Boim menyebut nama anies yg pernah mengucapkan salam untuknya, siapa tau bila mengobrol dengan anis bisa memperlancar cari infonya.

"Cuman kamu harus tau, Pak Ryan sekarang lagi krisis Kepercayaan, kemarin ayah dengar ada kasus diproyeknya, jadi dia ga percaya sembarang orang, kamu ajak ngobrol aja anies biar dia nanti ngobrol dengan Bu Intan."

"Ya sudah dad, nanti Roy cari tahu, makasih yah dad buat support nya" ucap Roy,

"Memang support ayah buat siapa lagi Kalo bukan buat anak2 ayah," ucap suprapto.

Roy tersenyum sambil menutup teleponnya saat ITU,.

Ia kemudian mengingat ustazah Anies juga Ryan, siapa Ryan pikir Roy, apa jangan - jangan Ryan Tukang Jagal yg homo diberita Tv itu pikir Roy. Ia pun tertawa sampai guling guling dikasur "jangan - jangan Ryan itu" pikirnya.

_-___________

Sore itu juga, ia mencari keberadaan ustazah anies ke asrama Putri. Ia bertanya ke ustaz boim dimana asrama para ustazah biasa kumpul disini, setelah memberitahunya, ustad Boim langsung menelepon anies sambil senyum dibalik udang, artinya jangan2 Roy mau ta'aruf dengan ustazah ini, namun Roy hanya tersenyum, dia bilang hanya ingin bertanya satu dua hal tentangnya.

Mereka bertemu dipipir Rumah ustad Boim itu, karena ustad Boim melarang Roy bertemu empat mata dengan ustazah cantik itu, takut setan lewat ucapnya,

Dan ternyata.. Roy kaget dengan Rupa ustazah anies, pantas ustad Boim menjaganya, ia datang sendiri sore itu juga dengan memakai gamis putih dan jilbab merahnya yg lebar, Kaca mata Cute ber Frame biru itu, menghias indah wajahnya.

Damn.. High Quality Jomblo.. Pikir Roy.

"Assalaamu'lakum Ka Boim" ucap ustazah yg tak anies berani melihat wajah Roy, mungkin ia malu, ia lebih memilih dikenalkan ustad Boim ketimbang harus berkenalan dengannya. Secara tidak pantas bila ustazah agresif terhadap lelaki.

"Wa'laikum salaam.. Waah dateng.. Nih kenalin.. Roy katanya mau ketemu kamu mau ngobrol",

Anies sendiri kaget dengan ucapan ustad Boim. Anies memang lenasaran dsngan sosok yg dibicarakan banyak ustazah disini ini, namun ia tidak bermimpi sedikitpun bisa ada kesempatan mengobrol bukan hanya kenalan.

" Y udah duduk disini, kk mau nyediain makanan"

"Ga usah repot repot ustad" (Kalo bisa sediain ayam goreng) ucap Roy dalam hati.

"" Ga repot, kamu ga tiap hari kesini, oh ya lupa, ni anies masih kehitung keponakan saya juga.. Jadi kalo macem2, yg nge bogem kamu itu saya" ucap Ust Boim lagi mengancam sekaligus memperkenalkan.

Mereka berdua tersenyum, terutama saat ustad Boim memperkenalkan dirinya, saat ustad kedalam, mereka mulai membuka percakapan satu sama lain, ternyata cara bicara keduanya tidak menegangkan seperti orang baru kenal. Sesekali mereka selingi dengan candaan karena pada dasarnya selisih umur mereka tidak jauh berbeda. Umur anies baru menginjak 23 tahun, ia asli dari Bogor.

Baik anies maupun Roy menceritakan latar belakangnya masing - masing sampai akhirnya Roy bertanya tentang latar belakang keluarganya.

"Ustad boim masih kehitung paman kamu..?",

" iyah.. Beliau adik ayah aku, keluarga ayahku ada dua yg mengabdi disini".

"Satu lagi siapa ?",

 

" Ustazah Boim sama ustazah Sahla, 

"Tapi ustazah Sahla dia udah lama ga ngabdi disini semenjak nikah dengan suaminya, saya juga dulu diajak ustazah sahla untuk sampe ngabdi disini, itung - itung pengalaman.. Tapi beliau keluar ketika baru aku memulai ngabdi disini ".

"Uhmmm. Begituu.."

'Iya.. Begono",

Sementara dihati ustazah anies gembira ada lelaki sehat wal afiat yg menanyai tentang dirinya. Hatinya sumingrah, kayaknya bakal lepas kutukan jomblo sebentar lagi pikirnya.

"Kamu mau ngabdi juga disini ?" tanya ustazah anies.

"Kepo amat jadi orang?"

"Hahaha" baru kali ini Roy melihat anies ketawa sedikit lepas, ia melihat dari tadi anies melakukan jaim jaim tak jelas.

Roy mulai tahu bahwa nama panjangnya adalah Annisa Rahma. Jomblo asal Bogor, kadang anies ingin melempar sesuatu ke arahnya saat diledek jomblo trus menerus oleh Roy, Kayak situ ga jomblo aja balasnya. Mereka sudah mulai dekat.

"Kamu kenal yg namanya Ryan?, tanya Roy.

" Ryan ?, Ryan mana?".

"Yang dari Bogor,"

"Ryan.. suaminya Teh intan itu ?"

Roy baru ingat nama intan yg disebut ayahnya itu, ia adalah sodaranya Bu Intan ucap ayahnya.

"Yah suaminya intan"

"Atuh itu mah aa aku, dia suaminya sepupu aku... teteh intan, kamu tahu dari mana".

Roy ingin mengutarakan rencananya itu tapi ia tahan, ia tak ingin mengabarkan sesuatu yg belum jelas kedepannya.

" Ayah aku pak Suprapto kenal Pak Ryan, katanya relasi bisnisnya, trus dia bilang sodaranya pak Ryan ada ngabdi dsini".

"Uhmm... Iyah aa Ryan emang nikah sama sepepupu aku, pengusaha property dia di Bogor. anaknya udah satu, itu juga katanya dicomblangin sama ustazah Sahla..',

" ooh gitu... Mana coba aku liat Fotonya " Ucap Roy.

Anies mengambil hapenya, "Enak banget teh intan dijodohin sama a Ryan, aku ampe sekrang belum dicomblang comblangin juga"

"Semua itu tergantung amal dan prebuatan Ukhtiii.",

" ihh Najong" Ucap anies "Nih" ia menyerahkan Foto sepupunya Intan beserta suaminya.

Roy keget ketika melihat Ryan, ini sih bukan Ryan tukang jagal yg Homo itu,...
ini sih lebih ke.... Ryan matt damon yg ada difilm Saving private Ryan..

Roy tertawa terpingkal - Pingkal.

"Ih koq ketawa sih" ucap anies melihat Roy tertawa sampai jatuh ke ubin tempat mereka duduk lesehan disitu.

"Gpp, aku Kira pas ngedenger nama Ryan itu ga jelas , kaya Ryan tukang jagal yg homo diberita itu"

Anies menutup mulutnya menahan tawa..
"Yee enak aja.. Mana mungkin teteh aku mau ,, Dia pengusaha."

"Kalo gitu, minta juga sama bibi kamu, ustazah Lala biar di coblangin juga"

"Bukan Lala, tapi Sahla, Dia udah pernah nyomblangin aku ke orang, tapi aku ga mau "

Mereka sama - sama terdiam sejenak.
Dan Roy bilang..

"Harus Sama yg nyaman".

Anies terdiam sedikit swnyum dan bilang sama

" hmm.. Harus sama yg nyaman",

Mereka sempat saling melihat satu sama lain dan terdiam ditempat itu, sampai akhirnya ustad Boim datang membuyarkan suasana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"