Langsung ke konten utama

Chapter 13 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 13 :
League Of Decency 1


Setelah Suprapto menutup telepon dari anaknya itu hatinya berbungah - bungah. Betapa tidak. Ia usaha kesana kemari tujuannya hanya satu. Melihat anaknya mau mandiri seperti ini. Ada kemauan untuk maju. Berbeda dari sebelumnya yg ugal ugalan dan tak perduli banyak hal. Setelah itu suprapto bertekad untuk mewujudkan mimpi anaknya itu, segera ia menghubungi Ryan, Esok Paginya



-_----------------

League Of Decency 1
(Warning, baca karya sebelumnya)

Intan
 

Lilis
 

Mbak Wati


Ustazah Anies

Ustazah Sahla
 


Meanwhile.. @ Ryan's Office.. Bogor
(Tiga Bulan Setelah sidang Hendra Dan Tono)

POV RYAN

Sejujurnya, ada banyak dan tak terhitung orang - orang mengajak ketjasama untuk membangun proyek dan perusahaan selama ini. Terhitung sejak orang - orang tau aku akan melakukan pengembangan proyek selanjutnya.

Ada Pak Alex misalnya yg datang dari Bandung. Sebetulnya aku sudah lama kenal dengan Pak Alex karena beliau adalah pengembang sama sepertiku namun tinggal di Bandung. Beliau mengajakku Bisnis membangun apartment di Bogor. Bahkan beliau sudah memberi nama apartment itu dengan nama Golden Tower.Perencanaannya sangat matang, site plannya bagus. Perencanaan work in progressnyya terarah dan syarat akan point - point disiplin pengembangan, bahkan prospek pemasarannya bagus.

Tapi entah, sejak kasus dengan Hendra dan Tono itu aku kurang percaya dengan orang. Bisa dibilang, aku krisis kepercayaan.

Terutama setelah Tahu Bahwa Kardi yg selama ini orang yg paling kupercaya ikut andil dalam kasus itu.

Inilah akibatnya.. Bukan hanya saja Pak Alex, namun yg lain pun aku Ragu untuk terjun dan bergabung dengan Paguyuban Proyek proyek mereka semua. Sampai Proposal menumpuk banyak dikantorku. Karena banyak yg menawarkan untuk gabung dengan guyub mereka.

Bukan hanya sudah krisis percaya dengan orang, aku juga tak mau terjun bila aku tak bisa merabanya. Artinya, aku hanya melakukan bila aku tahu cara bermainnya. Bila tidak tahu, maka aku memilih diam. Karena aku pikir, kita akan hebat bila kita cukup melakukan apa yg kita bisa, apa yg kita ambisikan. Sehingga, renangnya pun Lancar.

Do your own think.. 
Do your own talent...

Diluar ITU, aku tak berani mencoba - coba. Mungkin arti yg lebih mudah, aku tidak mau membeli kucing dalam karung.

Melalui krisis kepercayaan ini, istriku Intan cukup khawatir dengan keadaanku. Aku tak banyak kenalan dengan banyak relasi lainnya, aku tifak mengucap Janji yg kira2 tidak aku tepati, cukup menyendiri akhir - akhir ini, dan hanya bercengkrama dengan orang yg kukenal.

The less you see The Better you'll Get..

Karena semakin banyak kita tahu, itu sebetulnya semakin banyak yg tidak kita tahu. Hingga banyak yg kita dapatkan dari tidak tahu itu. Itulah yg kurasa sekarang. Cukup berinteraksi dengan orang yg kita kenal sekitar.

Hingga munculnya telepon dari Pak Suprapto. Seorang Bos besar yg mempunyai Tambang di Kalimantan tadi siang menelepon ke no pribadiku. Sebetulnya, aku kenal Pak Suprapro ketika ia mencari Cluster di Bogor. Aku menawarkan cluster andalanku yg terbaik sampai akhir nya dibeli olehnya. Great deal sebenarnya. Namun sayangnya, cluster ITU jarang ia isi. Ia hanya mengisinya ketika sedang berada di Bogor, tipikal pengusaha besar yg mempunyai Rumah dimana - mana untuk investasi.

Ia meneleponku berbicarakan banyak hal sampai akhirnya menawarkanku menjadi developer dilokasi tempat anaknya pernah mesantren dulu. Ia ingin bekerja sama dengan ku membangun sebuah Hostel sederhana. Atau dia sebut Guest House.
Setelah aku menerima foto - foto Lokasi aku memang tertarik.. Sangat Gold Miners.. Aku memang suka melihat lokasi terlebih dahulu sebelum memulai membangun properti. Karena Lokasi yg tepat adalah kunci suksesnya pengembang.

Baik pak Alex yg menawariku Golden Tower, Atau Pak Suprapta dengan Guest Housenya, aku masih ragu menerima tawaran itu. Karena memang sekarang, aku sedang krisis percaya . Tapi ketika ia menyebut nama Anies sepupu istriku yg mengajar dipesantren itu aku penasaran.

Apa iya anies mengajar Disana ?, dan lokasi nya pun dekat dengan pesantren sana. Selama ini aku memang suka bertemu anies walau sebentar. Karena ia termasuk sepupu jauh Intan namun hubungan mereka sangat dekat. Aku bertanya ke istriku saat mendengar anies yg mengabdi di pesantren yg disebut pak Suprapto.

"Mah.. Anies sepupu mamah itu ngabdi dipesantren Awwabiin yah ?".

'Iyah, emang kenapa ?".

" Ga apa apa temen papah pak Suprapto kenal".

"Oh, Pak suprapto.. Soalnya dia pernah ngomong anaknya dulu sekolah disana. Jadi aku bilang aja anis disana".

" Udah lama ngabdi disana".

"Baru tiga tahun, dia kan sebetulnya keponakannya ustazah juga pah.. Cuman jauh, .. Mangkanya dia ngabdi disana karena diajak ustazah Sahla, pesantren itu juga tempat ustazah Sahla dulu ngajar, tapi pindah ngajar ke pesantren deket Rumah kita pas nikah sama Pak ustad".

",uhmmm.. Walah dunia kadang sempit yah".

" Begitulah pah, emang kenapa ?"

"Tdi pak suprapto mau ajak papah bikin hostel disana".

" Bagus tuh pah, kan pesantren ustazah Sahla Juga.. Tempat anis ngajar pula, Jadi aman kalo invest disana, ustazah Sahla pasti kenal semua ustad ustadnya."

"Tapi jauh juga yah mah tempat nya, pedalaman".

" Justru itu yg dicari orang pah" ucap istriku.

Memang benar, setelah melihat lokasi lokasi itu di Foto terlihat bahwa itu lokasi Gold Miners, Ada air terjun yg indah, Gua Gua eksotis sampai Sungai yg indah yg dikepung dataran tinggi juga Hutan lebat itu. Aku mulai tertarik ketika pertama Kali aku melihat Foto ITU.

Namun Lokasinya juga dekat dengan tempat mengajar sepupu istriku. Ditambah Pula ustazah yg pernah disitu sehingga ia pasti tau dan hafal daerah itu. krisis kepercayaanku atas tawaran Suprapto hilang.

I Will Buy it,

_-_________


Tiga Bulan setelah sidang terakhir Hendra Dan Tono itu banyak hal yg terjadi diluar dugaan. Hendra Dan Tono akan keluar Dua Hari lagi, karena Vonis singkat dari keputusan tiga bulan lalu.
Mbak Wati mengundangku untuk hadir di acara tasyakuran besok malam sebelum menjemput Hendra Tono itu.

Selama tiga Bulan ini pula, Pak Haji Malik sering ke Cilangkap untuk menggali pasir putihnya bersama Bu Haji Elis. Aku yg memang sibuk disini masih belum sempat kesana, malah sekarang aku Lihat pangkalan Pasir milik Pak Haji Malik didominasi oleh pasir putih yg dari cilangkap dibandingkan pasir Coklatnya.

Yg tak disangka lagi. Kardi sekarang sudah membuka sanggar senam bugar yg selama ini menjadi cita - cuta Lilis. Dia memang sangat senang merawat badannya sekarang, sehingga membuka sanggar senam menjadi Impiannya. Ia terlihat semakin Bugar, Dan suprisenya Lagi, dia membuka sanggar senam diRuko depan. Ambisinya sangat tinggi dalam merawat tubuh.

Sekarang Sering aku bertemu dengan Lilis. Membuka sanggar senam membuat badannya semakin kencang dan segar.

Dari Kejadian tiga bulan yg lalu ketika aku membawa Lilis keluar tepat didepan suaminya, hubunganku dengan Lilis semakin menjadi jadi. Aku tidak perduli jika Kardi tahu atau tidak, Yang jelas ia malah bersikap biasa didepanku. Lilis juga seperti tidak perduli bila diajak kencan olehku. Selama suaminya diam dan tak berani, ia ikut denganku. Aku dan Lilis semakin gila. Apalagi setelah sanggar senam itu dekat dengan kantorku.

Sore ini Lilis pulang dari sanggar senamnya, ia datang ke kantorku. Karena kusuruh ia datang kemari. Padahal suaminya tahu, namun ia sedang mengerjakan kanopi di Ruko depan. Dari kaca kantorku aku bisa melihat Kardi sedang naik mengerjakan itu. Lilis datang memakai stelan hitam dengan jilbab hitamnya. Ia terlihat sangat berkeringat. sangat segar. Ketika pintu kantor ia kunci, ia menyimpan tas nike nya si kursi tamu, tanpa melepas sepatu sport warna hijaunya.

Meski ia melihat suaminya diluar, Lilis membuka kancing jaket hitamnya didepanku ia buka, sepasang susu montok miliknya terlihat oleh, ia memakai bra Yoga warna hitam dengan belahan dada rendah sehinnga perut ratanya dan lengannya yg mulai berotot juga ketiak seksinya terlihat olehku. Badannya masih berkeringat.

"Abis olahraga gini bawaannya sange, pengen ngewe".ucapnya

Lilis menghampiriku, ia membuka sleting celanaku sambil melihat suaminya yg sedang kuli didepan kemudian mengeluarkan kontol yg sudah ngaceng saat melihat ketiak itu,ia basahi telapak tangannya itu dengan lidahnya kemudian ia usap ke batang kontolku

" pake ni kontol " ucapnya lagi 

Shhhhh shhhh csk cak cak tangannya mengocok kontol. Aku cium bibirnya sambil menikmati kocokannya, dan kukeluarkan susu montoknya keluar kucaplok bergantian penuh nafsu, ah ahh shhhh.uuuhhhh

"Dia tau aku kesini" 
ucapnya sambil berdesah merasakan caplokanku, ahhh shhhh ahhh shhhh "Dia pasti tau kan, kamu bakal ngeliat susu aku terus kamu nafsu begini"/

Shhhh shhhh ahhh shhhh ahhh

" Ewein aku Ryan, dia diem aja, ga berani melarang".Ucapnya lagi

Langsung Ku angkat dia ke atas meja kerja tanpa basa basi, ku bersihkan meja kerjaku dengan sekali sapuan, teleponku jatuh, beekasku jatuh, pulpen dan asbak pun terjatuh, Lilis tersenyum kecil melihat nafsuku yg memuncak hihii..
Aku berdirikan Lilis kembali sambil mencium bibirnya bahkan hampir merobek celana Yoganya, sambil aku kocok kocok kontol, dan aku mulai tiduran di atas meja kerja, Lilis naik ke atasku sambil bibirnya menjiltai perutku sampai ke atas hingga aku dibuat geli dan kelojotan olehnya,

Dari atas ia membuka cd hitamnya, dan segera memasukan kontolku kedalam memeknya,

Bleshh
Uahhhhhhhhhhh ahhhhh shhhhhh

Akhirnya masuk kandang setelah hampir seminggu sibuk dengan kegiatan masing masing. Sesekalli Lilis melihat suaminya, bamun ia tak perduli, matanya tetap sayu merasakan Kontol panjanga
nancap sangat dalam kedalam pussy nya.
Sambil sayu melihat suaminya itu Lilis mengaduk aduk kontolku bak cobekan, aku hampir menutup wajahku merasakan kenikmatan ini, 

Plok plok plok plok plok plok
Shhh shhh shhh shhh shhhh

Fuck fuck fuck fuck

"Enak banget memek lu Lis"
Plok.plok plok plok plok plok plok plok


Kemudian ia diam sejenak, dan menjepit kontolku dari dalam, ahhhh kontolku serasa mau dihancurkan karena memeknya menyempit menekan nekan kontolku dari dalam, ia kegel dengan sangat keras..

Ahhh ahhh ahhh ahhhhhhhhhhhhhh
Jeritku tak tertahan, Lilis tersenyum melihat wajahku.

"Latihan kegel seminggu" ucapnya "Buat ngeremes kontol gede kamu" ucapnya lagi..

"Aaahhhh ahhhhh Nikmat Liss aaaahhhh ffffffffffuckkkk jepit banget uhh terus teruusss",

Kemudian ia cium bibirku dari atas tanpa menghentikan kegelnya ia berbisik " Baru nyobain sama kamu, ama yg diluar mah ngga" ucapnya melihat suaminya, dengan mata sayu ia kegel kembali membuatku menjerit nikmat 

uuuhhh uhhhhh uhhhhhh.

Lagi lagi Lilis hanya tersenyum melihatku, aku balas serangannya hingga akhirnya 20 menit kedepan sampai aku ngecrit tak tertahan..

fffffffffuuuuuckkkkk...
Keluar dari kantor ini aku kira dia akan susah jalan setelah dihajar seperti ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"