Langsung ke konten utama

Chapter 19- Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

 Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Chapter 19 :

We Never Come In Peace


Ustazah Ipah



"Abiii.... Tolong kekampus ummi.. anterin tugas yg ketinggalan di Meja " 

Begitulah Bunyi pesan ustazah Sahipah saat dibaca oleh suaminya. Beliau menggeleng gelengkan kepalanya, astagfirullah ada-da aja ummi 

".
Memang begitulah ciri khas keluarga ini. Ada saja yg lupa, sering sekali mereka bertengkar kecil karena masalah lupa. Entah itu kunci motor, entah itu kunci lemari, bahkan sampai sendalpun yg separuh entah kemana ditaruhnya.

Sebetulnya pikun dadakan ini dimulai oleh ustad Juned sendiri. Ia sangat pelupa, entah itu karena penyakit atau apa karena sebetulnya umur ustad Juned baru sekitar 40 tahunan, namun sudah sering lupa.

Sehingga sering juga membuat istrinya panik. Karena penyakit lupa itu. Baru Tadi subuh ustad Juned kehilangan kunci lemarinya. Lemari itu berisi kitab - kitab materi mengajarnya. Ibarat seorang petani, kitab itu seperti paculnya. Apa yg dilakukan petani bila tak membawa pacul ke sawahnya. Begitu pula ustad Juned, ia tak bisa mengajar pagi ini bila kitabnya tak dibawa.

Pagi - pagi sekali ustazah sahipah panik mencari kesana kemari, ia segera berangkat kuliah bersama teman ustazah yg lainnya ketimbang mencari kunci lemari suaminya.

Lucu ketika kunci itu ternyata ada di dilipatan selimut kasurnya. Ustazah Ipah kesal dengan kebiasaan ini.

"Astagfirullah abii.. Pikun amat .. Untung penisnya nempel.. Coba kalo dilepas, pasti ilang juga "... ustad Juned malah tertawa,.

Karena sibuk kesana kemari mencari kunci itu, nembuat ustazah ipah lupa membawa tugasnya. Ini semua karena waktu mepet dan sangat diburu - buru. sampai mengganggu persiapan ustazah ipah.

Sebetulnya, ipah adalah tipe wanita yg matang bila merencanakan sesuatu. Ia Sedikit Stubborn ( gigih) dalam artian baik.

Bila ia sudah bilang tidak, maka harus tidak. Bila menginginkan sesuatu, ia mengambil panah, dan membidiknya sampai tepat sasaran. Sampai ia bisa meraih keinginan itu.

Terbukti, sibuk dengan berbagai aktifitas idhul adha ini dia tetap mengerjakan presentasinya untuk perkuliahan.

Setelah begadang semalaman mengetik tugas itu ditambah tanzip Qolb pengajian ba'da tahajjud tadi yg dipimpin ustad Fian tadi, membuat fokus ustazah Ipah terganggu. Ia sudah menaruh tugas beserta sumber materinya tepat di meja, namun lupa karena terburu - buru fokusnya mencari kunci lemari suaminya yg hilang.

Di waktu yg sudah terpepet itu menjadi semuanya tergesa - gesa. Dan tergesa - gesa itu menyebabkan tugasnya tak terbawa.

"Ga bisa ditunda tugasnya besok umm .. Abi kan ada jadwal ngajar sekarang"..bunyi balasan ustad Juned

Ustazah ipah langsung menelepon, " ini gara2 abi juga sih, apa - apanya ngeburu buru, ummi jadi panik lupa ga kebawa". Ucap ustazah ipah kesal. " ga bisa bii.... Itu tugas presentasi ummi, harus presentasi sekarang, kalo dibatalin, nilai bisa batal, pokoknya harus di anter sekarang",

Begitulah.. Terlihat betapa stubbornnya wanita ini...bila sudah bilang A maka harus di capai A, biasanya karakter wanita seperti ini bibit sukses. Meski pembawaannya memang manja, namun prinsipnya teguh.

Beda dengan suaminya yg plin plan dan pelupa.

Tentu sebenarnya Wanita tidak pernah memandang hot ke pria yg plin plan. Ini dirasakan ustazah ipah di tahun kedua pernikahan. Meski sudah dikarunai anak, namun ia merasakan kekosongan itu, kehampaan karena ia merasa tak memiliki lelaki yg diharapkannya. Seorang lelaki yg teguh pendiriannya. Sebagaimana seorang lelaki seharusnya.

Ia plin - plan, gampang berubah pikiran. Kadang ia terlihat seperti bebek yg melihat kesana kemari (kebingungan) saat puncak plin plannya kambuh.

Pernikahan mereka sebetulnya berdasarkan perjodohan, Awalnya ustazah Sahipah hanya santriwati dipesantren itu, ia menginginkan karir terlebih dahulu sebelum menikah setelah lulus dari sana. Namun, ustad Juned cukup Cerdas. Ia langsung melamarnya dengan cara membawa Kiyai Basri Langsung.

Tentu... Orang tua Ipah yg memang sangat menghormati sang Kyai, mereka sungkan, dan tak bisa menolak lamaran dari kyai itu. Orang tuanya meyakinkan bahwa ustad Juned adalah orang kepercayaan Kyai Basri, pasti bisa menjadi Suami yg baik. Karena sudah terlanjur membawa sang Kyai, akhirnya keluarganya menerima lamarannya, juga ustazah Sahipah sendiri. Entah memang ketika melihat ustad Juned, ustazah suka dengan matang dan kedewasaannya. Ia juga orang kepercayaan Kyai Basri, Mungkin benar kata ibunya ia bisa menjadi suami yg baik. Ia menerima lamaran ustad Juned meski umur keduanya cukup jauh.

Ustad Fian, yg waktu itu hadir menghadiri acara lamaran itu memuji Sahabatnya itu.. Pintar juga si Juned ini pikir ustad Fian, ngelamarnya bareng kyai, ya pasti lah diterima, hahaha.. sering kedua ustad ini bila sedang mengobrol santai mengungkit humor itu, Kyai Basri memang sosok yg berjasa untuk mereka berdua.

"Ya sudah nanti abi nyari orang buat kesana.."..

" Jangan sampai ngga, awas.." ucap ipah yg memberi suaminya Warning. Biasanya bila tidak dituruti biasanya ceritanya beda.

" Ya tunggu.." Bunyi telepon itu ditutup. Sementara ustad Juned bingung hendak menyuruh siapa. Karena ia harus mengajar pagi. Ada banyak ustad - ustad Junior yg tidak kedapatan jadwal mengajar pagi ini. Mungkin dia bisa menyuruh salah satu dari mereka ke sana.

"Ahh.. Ke ustad ubay saja" pikir ustad Juned, dia masih bujang, jadwal mengajarnya pun ustad Juned Tau, karena ia termasuk tim sentral kurikulum pesantren, tahu jadwal mengajar ustad - ustad disana. Ia membawa semua tugas istrinya itu keluar menuju gerbang pesantren didepan.

Sampai didepan rumah ustad Fian, ia melihat Roy sedang membetulkan pipa air yg tertempel di dinding rumah ustad Fian.

Ia tak memakai baju alias topless, baru kali ini ustad Juned melihat badan Roy yg kekar berotot itu, terbentuk karena pak ustad tahu bila anak ini adalah atlit MMA. Wajar saat tak berbaju lengan dan dada bidangnya terlihat..

'Hei Bujangan ngapain nih ?" sapa ustad Juned yg membuat Roy sedikit kaget.

"Oohh.. " ucap Roy tersenyum sambil menadahkan wajahnya. " ini tad.. Pipanya bocor lagi.. Harus diganti..".

"Loh Ustad Fian kemana, koq dia ga ganti .".

" Biasa tad.. Ga ngerti pak ustad mah".

Memang Roy lah yg akhir akhir ini di andalkan dirumah ini. Roy yg mengerjakan pekerjaan yg seharusnya dikerjakan oleh sahabatnya itu. Ia terampil memasang kabel, membetulkan genteng, memasang pipa, mengganti Plavon yg bocor. Ia Lelaki dirumah ini. Ustad Juned Tahu, ustad Fian itu tak bisa mengerjakan itu, ia hapal betul bila sahabtnya tidak terampil. Malah lebih sering menyuruh orang lain untuk mengerjakan hal yg sepele seperti itu. Bahkan terlihat hasil jualan panen yg membuat perekonomian sahabatnya itu meningkat. Juga ide tentang membangun Guest House itu, sungguh terampil anak ini. Keterampilannya sudah diakui oleh telinga pak Kyai sendiri. dengan dinginnya ia menyediakan daging Qurban Kemarin. Tapi tetap saja ia memandang Roy masih seperti Roy, seorang anak nakal waktu itu.

Namun, Ustad Juned berpikir, beruntung ustad Fian memiliki anak ini dirumahnya. Ia tahu Sekarang Roy dihormati, Ia mengendalikan, bahkan sampai ke perekonomiannya. Tentu keterampilan ini membuat reputasi Roy baik dimata penghuni Pesantren

"Emang Payah pak ustad mah, ga bakal bisa" Ucap Ustad Juned, ia tak melihat sahabatnya pagi itu. Bahkan tak melihat Ayni.

"Kan ada saya tad"..

" iyah iyahh.. Wahhh ini gede amat" ucap ustad juned sambil tertawa, ia menyapanya sambil menepuk lengannya ia meraba lengan keras itu sambil becanda mencubitnya, layaknya candaan orangg tua ke anaknyaa. "Jadi kamu Roy badannya".

" Kan Latihan silat sama ustad Boim tad "..

"Kemana ustad Fian?",

" oh.. Baru aja jalan tad.."..

"Ya udah.. Aku ke gerbang dulu, mau ada urusan anter ini ke istri saya".

" Tafaddhol stad" ucap Roy Ramah.

Ia melihat Ustad Juned keluar dari komplek perumahan ini menuju pesantren. Anak2 santri terlihat masih melaksanakan sarapan pagi sambil bersiap menuju tempat belajarnya. Sebetulnya kebanyakan ustad masih ngantuk kelelahan, karena Tanzip Qolb semalam. Namun pengabdian adalah segalanya, begitulah yg diajari guru mereka kyai Basri.

Juga para santri, sering diberinya tausyaih oleh sang mudir agar memiliki jiwa semangat dalam hidup, dilatih agar tidak gampang patah. Setiap kegiatan di post modern pesantren Awwabin ini mendukung ke arah penguatan mental itu. Terlihat para santri yg sabar melakukan antrian didepan kamar mandi yg dipakai bergantian, juga antrian didepan dapur untuk sarapan pagi sebelum sekolah.

Ustad Juned telah sampai didepan kediaman ustad Ubay, ia tahu ustad Juned tak mengajar pagi ini, karena ia sendiri bagian kurikulum pesantren. Ia tahu ustad - ustad junior siapa saja yg tidak mengajar pagi ini. Istrinya ustazah sahipah sungguh beruntung memiliki suami seperti ustad Juned, karena suaminya bisa mengatur Jadwal mengajar yg tidak bentrok dengan acara perkulihannya, juga perkulihaan ustazah - ustazah yg lain di kuliahkan oleh pesantren. Istrinya mengajar Tijan darory Sebuah kitab aqidah, dan juga bahasa inggris. Hampir kebanyakan ustad atau ustazah yg senior disini memegang mata pelajaran yg cukup sulit tingkatannya. Itu dia mengapa mereka disebut ustazah senior termasuk istrinya. Apalagi ustazah ayni yg mengajar kitab Balaghah. Bukan sembarang ustazah yg bisa mengajar materi ini.

"Assalaamua'laikum".

" wa- alaikum.. Sal aammm". Terdengar suara orang terbata bata. Itu suara ustad Ubay, tapi kenapa terdengar sakit, ketika masuk ternyata benar, ia terlihat meriang dengan selimut disekujur tubuhnya.

"Kenapa tad"

"Shh hrrrrttt maaf us tad ju ned.. Sa ya ma suk a ngin brrrtt, smalem ab us pulang tan zip Qolb sa ya me riang".

Memang semalam hanya ustad ubay yg tak memakai jaket, hingga wajar bila ia nut nutan sambil menyilangkan tangannya semalam, ia kedinginan. Jangan macam - macam dengan angin malam. Motor pun bisa basah bila ditinggal diluar malam - malam. Ustad Ubay ini buktinya.

" Ya sudah tad istirahat, nanti jadwal ngajarnya diganti yang lain'..

*ba baik ss tad brrrrrrr"

Ustad Juned menyuruh salah satu santri disekitar rumah ustad Ubay agar membawakan ustad Ubay Sarapan, ia menyuruh bulis agar memberitahukan pihak kesehatan pesantren ada ustad yg sakit dsini, segera dibawakan obat.

Setelah keluar dari rumah ustad ubay, ia masih memegang jinjingan tugas istrinya. kepada Siapa dia harus menyuruh untuk mengantar tugas istrinya ini?. Dalam waktu kepepet seperti ini, nampaknya susah bila menyuruh seseorang. Terpaksa pak ustad Berniat untuk mengantarnya sendiri kesana.

Meski mengeluh, ia tahu betul sifat stubborn istrinya. Bila tidak diantarkan, bisa rame sepulang kuliahnya nanti. Namun pak ustad mendukungnya bila istrinya gigih dan keras dalam urusan pendidikan. Ia harus mengantarkan tugas ini ke kampusnya sana, ia harus bolos mengajar pagi ini. Beruntung pak kyai tak ada. Bila ada, tak ada satu ustadpun yg berani bolos, termasuk dirinya. Tentu ia merasa malu bila meninggalkan kewajiban mengajarnya. Namun ini demi tujuan yg baik, agar istrinya lancar disana.

Saat sampai di atas, setelah keluar dari gerbang pesantren, pak ustad melihat ada mobil double kabin pengangkut barang. Itu seperti mobilnya Pak Dharma. Loh ada apa pak dharma pagi2 sekali kesini. Ucap Ustad Juned. Saat menghampirinya ternyata itu bukan Pak Dharma, hanya supir yg mengantar.

"Buat apa Roy ?" Tanya ustad Juned saat melihat Roy ngobrol dengan supir itu.

"Eh ustad, mau distribusi dagangan ke Restoran tad".

" Ini bukannya mobil Pak Dharma ?".

"Iya tad.. Di pinjemin buat jujualan".

" Wah hebat.. Kayaknya kamu panen juga Roy".

"Hehee.. Bisa aja pak ustad.. Lumayan tad.. Buat bantu ustazah Ayni..".

" Restorant mana ?".

"Yg dikota tad.."

Deggg... Spontan ustad Juned girang..

"Kebetulan.Sekalian anterin tugas punya ustazah ipah nih dikampusnya dikota.. Pak ustad ngajar, ga enak kalo mengurus kurikulum bolos, tolong yah, bujang kasep" puji ustad Juned merayu.

Sebetulnya tak ada yg mesti diburu - buru oleh Roy, ia biasa mengantarkan jujualannya ini santai ke kota sambil pulang membawa hasil. Tak ada salahnya ia sekalian mengantar tugas milik ustazah ipah ini ke kampus.

"Ya udah tad, titip aja sini..".

"" okeh nih.. Kamu simpen nomor ustazahnya yah, biar disana komunikasi".

"Siap Tad..".

" Hati - hati disana banyak cewek cakep, pasti kamu dapet mainan bonusnya".

Damn.. Bisa - bisanya guru Besar Fiqh ini becanda seperti itu, apa Roy tidak salah dengar. Baru kali ini ustad Juned becanda bocor seperti itu. Biasanya ia mengajar materi Fiqh dengan khas logat ngantuknya.

"Hehee.. Bisa aja tad,.. nanti saya serahkan.".

" Kamu itu terampil Roy, Pak Kyai pernah memberi pesan kesaya supaya kamu diberi jadwal mengajar disini".

"Ah, saya kan udah ngajar silat sama ustad Boim tad".

" hmmm beda atuh.. Orang kaya kamu bisa dipakai, banyak manfaat buat pesantren, kamu harus jadi contoh, kamu anak nakal yg berhasil".

"Ah nak nakal tetep anak nakal aja tad hehee.. Belum tau aja sablengnya saya".

" Merendah aja kamu, aku bisa diomeli pak kyai kalo ga kasih kamu jadwal ngajar".

Karena desakan dari kyainya itu Roy menjawab, "oke tad, selama nunggu Kyai saya bisa ditaruh jam mana aja, asal pelajarannya jangan susah2, jangan disuruh ngajarin Balaghoh, jangan kaya ustazah Ayni".

" Hahaha.. Ustazah kamu itu emang reputasinya bagus"

Sebetulnya, ketika Kyai datang, dan ia sudah meminta izin untuk membangun Guest House agar terintegrasi dengan pesantren nya, Roy ingin pulang terlebih dahulu Dari pesantren ini. Ia kangen Rumah. Namun tak ada salahnya ia menunggu kedatangan Kyai dengan memenuhi permintaannya, siapa tau izinnya bisa lebih mudah.

"Siap tad.. Inshaallah".

" ya sudah.. Salam sama ustzah kamu".

Roy pamit sambil memulai menyalakan mobilnya.

_-____________

____________


[​IMG]



"Ingat Roy.. Kalo mau mendapatkan wanita sejati, kamu harus menjadi pria sejati, karena aura wanita sejati tak mungkin mau tertarik kecuali dengan pria sejati".

Sebenarnya, itu adalah ucapan ustad Juned yg selalu mengiang dikupingnya. Selama mengendarai double kabin itu, pikiran Roy melayang sampai mengingat ucapan ustad nya waktu itu.

Namun entah kenapa, setiap mengingat nasehat tentang pria sejati dari ustadnya itu, Roy selalu mengusap kontolnya bila melihat istrinya. terutama setelah sadar bila istrinya dipanggil Itok, yg secara nakal singkatannya adalah Ipah Toket. Karena ukuran payudaranya yg diatas rata2 itu.

Ustazah ipah dikenal oleh Roy sebagai Wanita yg pembawaanya manja namun tegas pendiriannya. Tegas dalam artian baik.Ia tipe wanita indepent, terbuka, dan selalu tahu apa yg mesti dilakukan. Itu terlihat dari cara obrolan dengannya sewaktu acara pentas santri dibelakang panggung itu. Tak henti - hentinya ustazah merasa kesal dengan lelaki bernama Andi ini. Dari sorot mata dan nada bicaranya ia tipe wanita yg mandiri, manja, namun tahu apa yg mesti dilakukan. Itu dia kenapa alasannya dia memutuskan untuk menyelesaikan kuliahnya.

Namun Roy selalu tak sengaja mengusap Kontolnya bila melihat ustazah Ipah. Terutama setelah Roy meniduri Ayni, menguasai rumahnya, lewati suaminya, meniduri istrinya dikasurnya sendiri.

Bayangan nasehat ustad Juned mengenai pria sejati dan wanita sejati itu membuat kontol Roy tak sengaja berdiri setiap melihat ustazah ipah.


_-_______





Disisi Lain,...

Roy menerima pesan panjang dari Ryan yg ada di Bogor. Sambil menyetir dia baca pesan panjang itu, yg menjelaskan bahwa Ryan akan membantunya berbicara dengan Kyai Basri. Ia akan datang ke pesantren saat pak Kyai sudah tiba..

"Assalamu'alaikum..
Royhan, .... Ni aku Ryan ... Aku sudah baca konsep - konsep atau Ide - ide house guest yg kamu buat kemarin...
Saya tertarik... Cukup impresif...
Ayahmu juga senang..... Ini kemauan yg luar biasa yg keluar dari pria berumur masih muda seperti mu... Saya sudah mempersiapkan, mematangkan perencanaan agar kita bicarakan disana... 
Konsep yg kamu buat juga cerdas... Memang benar masyarakat bila mendengar kata hotel, pikirannya selalu Negatif, ,Tapi... Bila temanya terintegrasi dengan Pesantren, malah akan banyak masyarakat yg membantu.... Itu perkiraan Ustad Ali Guru saya disini, beliau juga pernah menjadi sepuh dipesantren itu.. Saya akan datang bersama ustad Ali dan Ustazah Sahla untuk ikut.... berbicara dengan Pak Kyai, mereka sama2 murid Kesayangan Pak Kyai
nanti setelah saya disana baru kita bicara perencanaan, survei Lokasi, serta Konsep yg sudah kamu buat sendiri....

Tips dari saya dekati kepala Ular di kampung itu, kalo kita sudah memgang kepalanya, ekornya yg mengikut.. Lobby mereka..

Begitu pesan masuk dari Ryan.. Sungguh pesan masuk itu membuat Roy bahagia. Akhirnya Developer yg direkomendasikan ayahnya itu mau berinvestasi disini. Ayahnya bilang Ryan sudah melihat gambar - gambar lokasi yg di Foto juga konsep yg sudah dibuat olehnya, ia tertarik, padahal Ryan Sendiri sedang Krisis kepercayaan Diproyeknya itu...

Thanks to Ustazah Anies.. Ucap Roy dalam Hati.

Karena ustazah Anies itulah menjadi penyambung kepercayaan agar proyek ini bisa diwujudkan. Intan adalah sepupunya. Dan dia juga keponakan Ustazah senior yg pernah mengajar diawabin, sebagaimana pernah diceritakan oleh Ustazah anies sendiri langsung, Ustazah senior itu disebut dipesan Ryan Tadi dengan nama Sahla.

"Terimakasih pak Ryan... Semoga semuanya matang.. Agar proyek ini berhasil terwujud.." balas Roy pesan panjang itu.

Ia memperhatikan pesan terakhir Ryan, agar memegang kepala ular. Maksudnya, memegang tokoh - tokoh masyarakat yg ada dikampung itu. Pak Dharma salah satunya, dimana mobilnya ini malah dipinjamkan ke Roy. Juga kepala terbesarnya adalah, Pak Kyai Haji Basri sendiri. Tak sabar Roy menunggu kedatangan Pak Kyai. Pikirannya meski bercabang, namun ia fokus terus ke proyek penginapannya itu.


_-_____________







"Ih Lama amat sih.." 

Ucap Ustazah ipah menunggu dengan cemasnya. Ia menunggu digerbang tepatnya dkantin dekat gerbang. Waktu perkulihaan dimulai sekitar satu jam lagi. Suaminya mengabarkan bahwa yg mengantar tugas - tugas itu adalah Roy yg kebetulan pergi ke Kota. Ustazah berulang melihat hapenya namun tak kunjung mendapat pesan.

Suasana dikampus sangat Ramai, terlihat sekelompok mahasiswa dari beebagai organisasi berkumpul yg nampaknya hendak melakukan demonstrasi. Macam - macam jenis anak - anak dikampus ini.

Ada yg aneh, ada yg suka pamer ada pula yg lucu. Seperti Temannya Jamal yg tadi pagi membuatnya kaget, Jamal berteriak dari gedung lantai tiga hingga suaranya terdengar ke semua mahasiswa dibawah.. WOIIII SI DEWI NERIMA TEMBAKAN GW.. SI DEWI JADI PACAR GW.. HAHAHA MAMPUS LU PADA YG NGEJAR NGEJAR".. Ucap Jamal yg dibalas oleh riuhan para mahasiswa yg kenal dengannya. Entah karena tantangan judi dari teman temannya, atau memang tradisi anak - anak sableng seperti dirinya yg sengaja membuat semua orng tau, si Cantik Dewi itu sudah menjadi pacarnya. Dibanggakan.

Ada pula yg membuat kejadian Syok se fakultas kampusnya, salah satu mahasiswi yg terkenal alim dan bercadar dikabarkan sedang hamil diluar nikah, kabarnya seorang ikhwan yg menjadi pacarnya berkunjung ke kosannya. Sontak membuat ssmua mahasiswa mesem mesem geli. Well well, semua memang tidak menentukan. 

ada juga lelaki yg sirik bilang, kenapa ga gw aja yg ngehamilin ah bangsat beruntung banget tuh ikhwan.. Memang wanita bercadar itu termasuk cantik..

Apa pula ini semua, ucap ustazah lagi dalam hati. Kenapa dikampus ini banyak orangnya aneh - aneh. Terutama difakultas Hukum yg sedang ia jalani sekarang, orang - orangnya macem -macem, tapi ia tidak terlalu memperhatikan kegilaan - kegilaannya disini. Ia hanya fokus kuliah segera menyelesaikannya.

Dia hanya Risih... Yah Risih karena teman se fakultasnya Andi selalu berusaha ada didekatnya. Ada saja alasannya supaya ia bisa sekedar mengobrol dan becanda dengannya. Puncaknya adalah kemarin, bagaimana tidak, bagaimana mungkin ada seorang pria yg terang - terangan mengajak seorang ustazah bermain di air terjun bersamaan dengannya. Ini gila, Main bersama ustazah di air terjun.. apa dia mau melihat saya basah terus auratnya terlihat, gila, sudah tahu saya bersuami, masih nekat saja anak itu.

Sekarang bila nongkrong dia harus memilih - Millih Tempat. Karena lengah sedikit saja Andi Pasti menghampirinya. Disini dia duduk menunggu mantan muridnya Roy yg dulu nakal itu datang mengantarkan tugas - tugasnya. Eh tunggu dulu, nakalnya kan dulu, sekranag sudah engga mungkin..

Mungkin....

apa bener sekarang anak itu sudah engga. Entah kenapa insting Ustazah merasa ragu, dan biasanya... ketika menebak satu dua hal ia selalu benar instingnya. Instingnya tajam.. Setajam matanya. Ia merasakan Roy masih Bandel seperti dulu. Meski bandel dalam hal yg lain pikirnya..

Ia sudah banyak membantu Ustazah Ayni dan ustad Fian, juga sikapnya yg terlihat tenang dijaga selama ini.

Entah kenapa dirinya pernah langsung blak blkan didepan Roy ketika mengobrol dengannya.

Dibelakang panggung itu, ketika ada pentas santri....

Ia terbuka terhadap Roy tentang dirinya, tentang suaminya juga tentang Andi. Roy tahu bahwa suaminya curiga ke andi.

Curiga namun tak melakukan apa- apa.. Membuat Ustazah ssndiri jengah...

Mengingat Andi yg berani datang kerumahnya ddngan alasan main kemarin. Dan lebih tak disangka, Ustazah membertahukan Roy begitu saja tentang nickname nya..

Itok ....


yg sering dibicarakan teman2nya. Oh ampun kenapa aku se open itu pikir ustazah. Bagaimana mungkin ia bisa senyaman itu bila mengobrol dengan Roy.

Sebagai wanita, Ustazah merasa aman bila berbicara dengan Roy, entah kenapa tak bisa disembunyikan didepan pria ini. Ia merasa aman, nyaman, terlindungi, enak diajak bicara sebagaimana seorang pria seharusnya, memberikan rasa aman ke setiap wanita. Juga memberinya solusi, diluar dugaan Roy lebih dewasa dari umurnya, itu juga yg membuat ustazah nyaman.

Namun sekrang Roy tahu, Roy tau dan sadar kalo payudaranya memnag di atas rata2, terutama nickname itok itu. Roy lebih sering melihat dua gadis nakalnya yg besar itu yg menempel didadanya. Kadang ustazah malu, ia tau suaminya pernah menasehati Roy tentang seorang pria sejati, namun saat suaminya menasehatu pria sejati itu, mata Roy malah melihatnya..seakan ingin menelanjanginya.

"Haii.. Ngapain disini"..

Ucap seorang pria mengagetkan Ustazah..

Andi..!!!!!

Ck.......
Hati Ustazah mengeluh, lagi2 pria ini datang menghampirinya, tapi ustazah tak bisa bila mengusirnya begitu saja, meski manja dan stubborn tipical, ia selalu ramah ke setiap orang. Mungkin orang sunda sering menyebut ustazah Gereceh. Yg artinya orang enak diajak bicara, Rame dan ramah kepada siapapun..

" Eh Andi.. Lagi nungguin murid aku Roynganterin tugas"..

"Roy siapa ?"..

Tunggu dulu, pikir Ustazah, apa ini baik pikirnya, bila Roy datang kesini dan dilihat Andi, mungkin andi malas mendekatinya. mungkin bisa membuat Andi sedikit takut bila mendekatinya....

" Murid aku yg paling deket..dia mau anter tugas presentasi nanti.." Jawab Ustazah.

Andi terlihat curiga dengan pria ini, "Murid apa Murid?".. Ucapnya.

" Kenapa emang?" tanya ustazah, ia mendengar ada nada Jealous disana, APA ia jealous ?, ini pertanda bagus bila ia jealous..

"Kenapa bukan pak Ustad yg anter ?",

Yah benar, ucap ustazah dalam hati, pria INI memang tidak takut ke suaminya, buktinya ketika kemarin datang ia dengan tenang memperkenalkan dirinya bahwa ia teman dekatnya. Ia terlihat senang, bila suaminya sedikit terlihat lebih tua. Ini membuatnya optimis, membuatnya berpikir punya kesempatan besar untuk bisa mendekatinya, ia berpikir mungkin Ustazah bisa tertarik dengannya, melihat suaminya yg berpenampilan terlihat tua dan cupu itu. Dia juga yg terang - terangan mengajak dirinya pergi ke air terjun didepan suaminya sendiri. Ustazah.. Di ajak ke air terjun.. Basah basahn.. Didepan pria bukan muhrimnya.. Ishh itu ga bakal terjadi..

Apalagi wanita bersuami sepertinya.

Tapi... setelah andi melihat suaminya yg terlihat tua itu, Andi malah terliaht semakin berani, terlihat semakin yakin.. Siapa tau ia. BIsa nendapatkan obsesinya ini, Ustazah semok ini..... di ajaknya Affair... 

Nauzubillah.. 
Pikir ustazah... Jauuuhhhh pikiran itu ada dibenaknya, apa yg dipikiran anak ini sampai ia berani berpikir seperti itu, apa ia tidak tahu dia adalah seorang istri yg paling senior dipesantrennya.. Hey.. Have Some dignity..Ucap ustazah dalam hati, ia sering berpikir seperti ITU bila didekati andi.

Apa ini salahnya sendiri, terlalu ramah dengan semua orang, memang sekali dua kali Ustazah sering berprilaku manja didepan Andi, ini karena memang pembawaan ustazah sendiri yg manja.... yg gereceh.. Hingga salah diartikan oleh setiap orang terutama andi.. temannya pernah bilang "Hei ustazah, kamu Apain ITU si Andi, sampai kaya orang mimisan gitu, dia kesemsem tau sama ustazah"..

Sering ustazah tak menghiraukannya, karena bila dihiraukan, bisa bahaya nantinya..

" pak ustad Ngajar.. Mangkanya murid aku yg anter.." ucapnya menjawab...

Klinggg....

Sebuah pesan masuk muncul dihapenya.. Ustazah tersenyum.. Itu adalah gambar dp dari pria yg ia kenal... Roy.. "Ustazah aku baru sampai kota.. Sebentar lagi aku sampai kampus..". Senangnya ustazah mendapat pesan seperti ini. Sebentar lagi, dia jadi presentasi..

" Aku dikantin Gerbang Roy.. Kabari bila udah dateeng..".

"Siap Ustazah.."...

Selama duduk itu, Andi banyak bercerita tentang rekreasinya kemarin di air terjun, ia terpesona dengan lokasi itu sampai ingin datang lagi kesana. Ustazah bercerita, muridnya yg bernama Roy yg akan datang itu ingin membangun sebuah penginapan disana, Andi tak percaya.. Ia bilang...

" Bearti dia bukan orang sembarangan donk?",

"Bukan org sembarangan gimana?".

" Darah biru.. Maksudnya hanya orang kaya yg kepikiran buat penginapan seperti itu."

Ustazah menggeleng - gelengkan kepala, dasar manusia, pikirannya ga pernah jauh dari prasangka.. "Kamu itu ndiii.. Orang itu mana ada sih yg sembarangan.. Semua orang itu ga sembarangan.. Hanya kemauan yg membedakan.. Murid aku juga ga gampang merencanakan ini... Cuma aja kemauannya yg tinggi", ucap ustazah bijak.

Andi merasa malu dengan jawaban temannya ini, benar juga Ustazah ini...

" Teruss ?"..

"Terus apah?" 
tanya Ustazah dengan nada pembawaannya yg manja..

"Terus kenapa kemarin aku ajak ke air terjun ga mau?".

Lagi ustazah tertawa, ia bahkan melempar sedotan ke arah Andi, "Ga bakal terjadi"..

" Kan udah bilang ke pak ustad".

"Berani banget kamu..".

" mangkanya... sekali kali lah ikut".

"Ga maooo.." 
teriaknya manja.

"umur pak ustad berapa",

" 40an.. Kenapa!".

Andi tersenyum, ustazah melihat ada raut Cocky disana, benar dugaan instingnya, karena tau suaminya terlihat tua, ia berpikir semakin yakin bisa mengajaknya kencan...

"Ga apa - apa.. Nanti kalo aku kesana lagi, ikut yah ke air terjun..".

Oke sudah.. Cukup ramah tamahnya..

" Jangan begitu andi.. Aku udah bersuami.."..Ucapnya tegas.

"Tapi kan ga ngapa - ngapain..".

", iya ga ngapa- ngapain, diem diem terus nerkam.. Mirip buaya.. Kamu kan seneng sungai."

Andi tertawa.. Ia berpikir Ustazah nya ini seperti jinak - jinak merpati. Padahal kalo Andi tau, Ustazah benar benar tidak mau membuka resiko dengan bilang setuju bila Andi mengajaknya keluar.

"Ga apa2 ustazah.. Nanti pesta daging pokonya.."

Ustazah terdiam, ia tak melayani pembicaraannya.. Namun ia tetap harus melakukan penolakan halus..

"Ga bakal boleh sama suami aku".

'Jangan nyebut nyebut suami ah!!!" ucap Andi mulai bete.. Tapi ustazah tersenyum.. Ini pertanda bagus. Ia tak berani menatap Andi, takut matanya tersetrum.. Ustazah pernah melihat film boboho bahwa peletbisa disalurkan lewat kontak mata.. Ahh konyol memang bila sampai berpikir seperti itu.

Woii.. WOIII.. WOIIIII.. suara Riuh mahasiswa yg mau demo itu terdengar bergemuruh...

Woiii.. WOIIII.. WOIIII. WOIIIII.....

WOIII WOIII SABAR WOIII TAHAN TAHANNN..

nampaknya akan terjadi bentrokan.. Ada masa lawan yg datang menyerang masa satu lagi yg hendak berdemo....

Darrrr... Kekacauan dimulai.. Salah satu mahasiswa melakukan kontak fisik dengan mahasiswa lain, mereka saling pukul hantam, tepatnya digerbang dekat kantin ustazah duduk bersama Andi,... Mereka tawuran...

Datang sekelompok masa yg lain yg masuk lewat gerbang.. Ustazah mulai panik.. Ia berusaha kabur tapi bingung lewat mana, sekarang tawurannya berubah menjadi lemparan batu, ia takut terkena batu. Andi yg seharusnya melindunginya, ikut bersembunyi, karena takut kena sasaran amuk masa itu. Ustazah melindungi diri dibelakang meja kantin itu...

Plakkk plakkk brukkkkk prangghhhh.. Serbuuuuuuu... Suara teriakan, pecahan kaca, lemparan batu terdengar, Ustazah mulai merasa takut.. Andi yg seharuanya melindunginya, malah besembunyi dibalik meja warung....



_-____________





Ketika Roy sampai disana.. Ia kaget.. Suasana amat sangat Riuh digerbang kampus itu.. Oh tawuran.. ucap Roy . Roy kaget tapi bersikap biasa, karena ini memang pemandangannya sehari hari dulu. Tapi ia bingung bagaimana harus memberi tugas Ustazah ini kedalam, apa ada jalan lintas yg bisa dia lewati..

"Woii mabur luhh jangan parkir disitu" teriak salah satu masa menggentak gentaknya, berusaha menyuruhnya turun, mungkin Roy disangka salah satu masa yg harus di amuk, atau kesombongan karena merasa banyak ingin menyuruh nyuruhnya seperti itu.

Kebetulan ada besi panjang yg tergeletak di bawah kabin mobil milik pak dharma ini, ia ambil besi itu dan keluar,

tanpa basa basi Roy ayunkan besi itu ke arah kepala orang yg memprovokasinya, beruntung orang itu memakai helm, "Jangan ganggu gw bangsat!!!" teriak Roy sangat kencang, melihat badannya yg tinggi besar dan mulai marah sambil mengayunkan besi membuat orang itu ketakutan dan lari menuju gerbang kampus,

Roy berjaga jaga disekitar mobil dengan besi panjangnya.

ia baru membuka hape lagi, ternyata Ustazah, memberinya pesan sepuluh menit yg lalu, bahwa ia terjebak dikantin dekat gerbang. Terlihat orang - orang saling melempar batu dari kejauahan ada yg mengacungkan parang yg panjang, ada pula yg menyerang seperti ayam sayur, yakni, setelah melempar batu, ia langsungberlari ke arah teman - temannya.

Roy malah menggeleng gelengkan kepala.. Bunch Of Pussies.. Kekerasan seperti ini sudah biasa Roy lihat, bahkan dia teman satu genknya dulu mempunyai satu slogan..

We Never Come in Peace....

Kami tak pernah datang damai..

Taruh lah dia pernah menduruk satu mobil yg pernah berurusan dengannya, dia pecahkan kacanya, dibakar mobilnya, dipalak topi si pemilik mobil itu, sambil membantingkan rantai besi, karena tak berani melawan, Roy melepas anak itu.

' We never Come In Peace... Ucap Roy ke anak itu agar ia memberitahukan slogannya itu ke anak2 yg lain. Agar dikenal sangar ..

Roy juga dikenal sebagai Dokter.. Yah.. Dia menjual ganja, pelanggan yg beli kepadanya sering disebut pasien, itu dia bila ada yg melakukan pesta pasiennya bilang.. Mari kita ke dokter..

We never come in peace..

Cukup lucu memang istilah itu, tapi itu hanya menjadi bagian masa lalu kelamnya. Ia sudah menemukan kedamaian di Pesantren itu, ia tak ingin keluar dari kedamaian itu.


Tapi saat Ustazah memberinya pesan..

"Roy.. Tolong.. Ustazah kejebak.. Digerbang kantin" Roy kaget..

Ini bukan tentang dirinya, ini tentang gurunya,yg terjebak di antara tauran anak2 tidak jelas ini.

Ia melihat memperhatikan warung disekitar gerbang,

ah itu dia..

Ustazah pasti disitu.. Posisi warung itu memang terjebak.. Terpaksa Roy mengambil kampak yg tergeletak dibak double kabin itu, ia ikat kampak itu ke rantai pendek yg biasa dipakai untuk restorasi , setelah terikat, dengan nekat Roy maju memasuki zona tawuran itu. Ia membawa kampak yg terikat rantai itu dan juga besi panjang ditangan kanannya. Roy tak mungkin menyerang, ia hanya hanya melindungi diri dari serangan..

Just Like old Time... Ucapnya dalam hati...

Karena mungkin anak2 mahasiswa itu melihat Roy terlihat marah dengan badan tinggi besarnya sambil membawa kampak yg dirantai itu, tidak banyak diantara mereka yg berani melempar ke arah pria itu, karena mereka percaya, mereka tidak mau berurusan dengan pria tinggi besar itu. Ada berepa kerikil yg mengenai wajah dan tubuh Roy tapi ia tetap mengacungkan besinya berlali melewati gerbang kampus dan kerumunan masa itu, sampai akhirnya sampai dikantin.

"Ustazahh..!!!" teriak Roy keras..

"Ustazahh..!!!!!

" Roy..!!!.. disini.. " 
teriak suara wanita yg lembut dengan nada ketakutan berasal dari kolong meja.

"Ustazah.. Sini.. Kita keluar dari sini.."..

" Aku takut Roy..!!! Batu dimana mana.".

"Kita lewat samping Ustazah, mobil aku disamping pagar itu, jauh dari gerbang".
Ustazah 
keluar dari bawah kolong meja. Ia sudah merasa aman saat pria ini datang kemari dengan besi dan rantai dikedua tangannya. Andi yg penasaran dengan suara itu melihat ke arah Roy, murid Ustazah itu pasti becanda, pikir Andi.. Berani sekali ia datang kemari,...

" brughh lrankk parnkkkk.. Terdengar suara orang mengamuk hendak mengacak ngacak kantin, Roy takut kelakuan orang itu melukai Ustazah..

tanpa berpikir panjang ia menghampiri orang itu,

ia putar2 kampak rantainya ke atas seperti memutar mutar tali laso yg dilakukan oleh koboi -. Sehingga kampak itu berputar seperti baling helikopter dengan jarak yg cukup panjang,

"Royy!!! Jangaaannnn.." teriak ustazah yg takut sambil menangis melihat muridnya yg mendadak galak itu..

Roy biasa seperti ini, pernah melakukannya, sistem Tawuran seperti ini yg dipakai adalah mental nekat, lincah berani menyerang lawannya. Mungkin bahasa kasarnya.. Tinggal you atau I yg mati.." sistemnya

Namun usahanya berhasil, melihat kampak yg diputar - putar seperti helikopter itu membuat orang itu ketakutan. Andi melihatnya tak percaya, murid Ustazah itu bukan sembarang orang. Hanya orang yg biasa ribut berani melakukan itu. Roy membawa ustazah lewat pagar samping agak menjauh dari orang2 yg ribut itu, sampai akhirnya sampai ke mobil.



_-________




Roy membawa Ustazah ketempat yg aman terlebih dahulu.. Sambil membersihkan dan menenangkan diri..

"Kamu ga apa - apa Roy".?.

Tanya Ustazah yg melihat ada beberapa luka di leher muridnya ini, namun tak sampai mengeluarkan darah, hanya lecet dari lemparan batu krikil biasa.

" Ngga apa - apa Ustazah... Cuma luka dikit..'

"Kamu harus cepet dibawa ke dokter, aduhh.. Lukanya... takut infeksi" 
ucap Ustazah khawatir..

"Ga masalah Ustazah.. Yg penting Ustazah ga apa2.."

"Makasih Loh Roy.. Kamu bisa aja terluka parah".

"Udah biasa Ustazah".

" iyah.. Keliatan.. Kamu bikin Ustazah takut.. Tapi untung orang itu kabur.."

Sebetulnya, Ustazah tidak merasa takut, entah kenapa, justru ustazah merasa aman saat Roy datang ke kantin itu, feel safe.. Senyaman sekarang ia mengobrol. Sebagaimana seorang pria sesungguhnya, membuat wanitanya merasa terlindungi.

"Jangan bilang pak ustad Roy, aku mau ngomongin ini setelah selesai presentasi nanti.. Takut dia panik..".

" Ustazah masih mau masuk ?".

"Harus masuk, Ustazah tau harus lewat mana yg aman biar sampai ke fakultas".

Itulah Ustazah, Stubborn tangguh sebagaimana dirinya,

" Nanti aku jemput aja gimana ustazah " tawar Roy ramah.

"Hmm. Nanti temen Ustazah yg lain gimana?" ucap Ustazah senyum.

Roy lupa, kalo Ustazah datang kesini bersama teman - teman yg lainnya memakai mobil elf Pesantren. "Oh iyaa"
Ustazah masih tersenyum sambil melihat badanya yg atletis. Mau saja Ustazah dijemput pria penyelamatnya ini.

Ia Teringat saat dibopong keluar tadi, Payudaranya berdesakan dengan dada bidangnya, sangat keras dada itu dirasakan ustazah, juga lengan kekarnya yg mampu setengah membopong ustazah nya keluar. Pria itu memberinya Rasa.... aman..

Entah kenapa, ustazah merasa... Lengkap........

Lengkap sebagai wanita seutuhnya saat ada seorang pria itu memenuhi kebutuhannya rasa amannya., merasa terlindungi, merasa nyaman.
Pertolongan singkat itu memberi kesan menyenangkan untuk ustazah.

Wajar bila ustazah Ayni senang dengan kehadiran anak ini pikir ipah, ia bisa di andalkan. Seringg ustazah Ayni membicarakan dirinya..

Antar sesama wanita dan wanita... Wanita biasanya tahu bila teman bicara wanitanya memiliki ketertarikan kepada seorang pria. Semua yg diceritakan ustazah Ayni tentang Roy membuat ipah curiga, ada seperti nada suka disana. jenis suka yg lain terhadap Roy. Jenis suka yg berbahaya.

Ah tidak mungkin... Biasanya instingnya selalu benar, tapi ia berharap mudah2an salah. Tak mungkin Ustazah Ayni yg cerdas, supel, ia dikenal sebagai wanita hebat, dan taat ke suaminya itu berbuat yg tidak - tidak. Jauhhh pikir ustazah ipah lagi.

Namun bila melihat Roy, ada kemungkinan wanita yg sekelas ustazah Ayni bisa saja dikuasai. Bisa saja jatuh, Dirinya pun sebagai wanita merasakan itu. Ia merasa aman seperti wanita seutuhnya saat merasa aman dibopong Pria ini. Memberinya perlindungan. Bahkan tidak takut menghajar orang yg hendak mengganggunya.

Bila suaminya yg datang, ke kampus tadi, mungkin harus menunggu tauran itu selesai baru menghampiri istrinya, bisa2 istrinya kena lemparan batu terlebih dahulu sebelum bisa diambil dan dibawa ketempat aman.

Saat dibopong Roy tadi, ustazah tak memperdulikan gesekan payudaranya itu, mungkin itu bisa jadi bonus karena sudah menolongnya , ehh tunggu dulu.. Tadi aku berpikir apa?, ucap Ustazah dalam hati.

"Jangan lupa, nanti bicaranya dipesantren saja, jangan buat pak ustad khawatir".

" Siap Ustazah..".

'Aku pergi dulu yah,, nanti jelasin ke pak ustad kalo ustazah sudah nyampe"

"Hati - Hati Ustazah.. Sukses presentasinya".

" iyah.. Makasih sayang". 
Ucap Ustazah mulai akrab dekat Murid nya yg dulu nakal ini. Anak ini masih nakal apa tidak, Ustazah belum tau, insting dia mengatakan masih nakal, tapi ngga tau dalam hal apa, sebagai guru hanya berharap bahwa nakalnya hanya untuk tujuan yg baik.

Ustazah berjalan melalui lorong Khusus untuk menuju fakultasnya, menghindari lewat geebang tadi. Ia masih tidak percaya kenapa mahasiswa masih berpikir bila anarkisme menyelesaikan masalah. Ustazah tak mau memikirkan lebih jauh, toh dia sudah aman sekarang, diselamatkan muridnya tadi.

Saat sampai disana.. Ia melihat Andi. Ustazah mengobrol dengannya menanyakan keadaannya. Tapi ia merasa sedikit jengah, begitu heroiknya pria yg katanya terobsesi dengannya namun bersembunyi saat diteror rasa takut. Ia mengucapkan kalimat sarkas itu dari dalam hati.

ih.. Males.. Ucapnya lagi. Namun ia tetap berusaha ramah ke semua orang termasuk Andi. Ia mempersiapkan tugas presentasinya saat perkuliahan dimulai.


_-___________







Roy bukannya tak merasa gesekan payudara Ustazah nya tadi, bukan hanya gesekan payudara gede itu, tapi wangi tubuhnya.

Wangi tubuhnya sangat khas, sangat enak dihidung Roy. Payudara Ustazah terasa empuk di dada bidangnya tadi. AH nakal ia berpikir Terasa perpaduan yg sempurna, saat dada berototnya yg keras itu ditindih payudara empuknya, ukuran itu memang di atas Rata2, ditambah wangi tubuhnya tadi khas. Roy mengusap ada yg bangun mengingat tadi.


Next Chapter : Elephant's Shoe part 2


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"