Langsung ke konten utama

Chapter 21 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 21 :

Elephant Shoe (part 3)

Suara adzan di Surau Awwabin terdengar merdu subuh ini. Pak ustad Juned bangun dengan lemasnya namun tak menemukan istrinya disamping. Ia mendengar suara kamar Mandi yg berisik, ada yg mandi disana. Dengan Aktifitas mandinya membuat ustad Juned memanggil Penasaran.

"Ummiii.."

Byiurr... Byiurr... Byiurrr..

"Ummii..!!" Panggilnya lebih keras.
Suara Keran terdengar di hentikan, begitu pula suara gayung.. 

"Iya biii" terdengar istrinya menyahut dari dalam.

"Umii Mandi ?".

" iya bii"..

" Koq Mandi ?"..

"Ummi Gerah bii"..

Aneh.. Ucap Ustad Juned.. Ia merasa sedikit aneh. Karena ba'da isya semalam mereka tidak berjima'. Kenapa ia Mandi ?.

Malah ketika dirinya pulang dari muwajjahah semalam, istrinya sudah tidur memakai gaun tanpa lengan itu. Setelah ia mimpi buruk lagi tentang istrinya itu, buru2 pak ustad pulang. Istrinya memakai gaun tanpa lengan itu sambil mengingat Andi.

Sementara didalam kamar mandi..

Ustazah membasuh badannya sambjl mengingat Roy. Pejantan nakal yg memberinya kepuasan semalam. yg membuatnya melayang - layang. Merinding bila ustazah mengingat besarnya lelaki gagah itu. Spermanya ditumpahkan dikedua payudaranya yg besar. Ustazah harus mandi junub .. Yah.. Dia harus mandi Junub bila ingin shubuh berjam'ah bersama suaminya. 

Terasa masih lengket peju kental Roy di Toket montok mulus miliknya saat suaminya sudah pulang tidur disampingnya itu. Ia bukan tidak menyadari kepulangan suaminya. Hanya saja, Farajnya masih linu, disodok - sodok dzakar lelaki itu.

Ia usap - usap Rahim hangatnya itu sebelum pergi kekamar untuk mandi Junub. Suaminya.. Sang guru Fiqh, Tentu tahu, akan menyuruh istrinya mandi besar setelah bersetubuh bukan ?. 

Namun pak ustad tahu istrinya hanya gerah sehingga harus mandi. Meski Pak Ustad Juned sedikit bingung, Mengingat dinginnya subuh ini.

Ia bangun dari kasurnya bersiap memakai sarung, koko dan pecinya, juga sorban tasbihnya sebelum berangkat menuju Surau shubuhan. Ia harus menunggu istrinya terlebih dahulu.
Sementara didalam, 

ustazah merasa sakit ketika ia kencing.. " uhh shhhh.." ia kencing sambil mengusap - usap rahimnya. Ukhti ini merasa linu, sambil mengusap usap Rahimnya.

Saat Ustazah keluar kamar mandi, ia tersenyum ke arah suaminya...

Segar Badannya terlilit handuk. Bahunya, lehernya, juga pahanya terlihat mulus , berkilau, dan indah dimata pak ustad. Ketika ustazah membuka handuknya didepan lelaki yg Mahromnya ini tetap saja membuat pak ustad berdesir birahinya. 

Payudara istrinya yg montok besar itu terlihat urat garis birunya. Akan bahaya.. Akan sangat bahaya bila payudara itu dilihat oleh lelaki yg bukan mahromnya.

"Koq ngeliatin?" tanya ustazah sambil tersenyum.. "Apa liat liat?" ucapnya lagi sedikit manja.

"Tumpah Ruah" ucap pak Ustad.

"Ihh.. Abi.. Istigfar" ucap ustazah dengan suara seksi khasnya " Mau subuhan juga.. Mikirnya mesum .. Wudhu lagi loh"

"Hehee.. Belum", 

Memang tukang rias pengantinnya dulu pernah berbisik ke pak ustad.. " Pak Ustad beruntung, badan calon istri pak ustad bagus banget. hihii.. Yg terbagus yg pernah saya lulur" ucap ibu2 rias pengantin itu. 

Dan benar, ketika malam pertama, pak ustad seperti tak bisa menerima kenyataan, melihat istrinya yg semok berbadan langsing itu, ia menyetubuhinya percis seperti ayam.. Yakni..... Baru nempel... langsung keluar....
Dan Sering seperti itu..... Bahkan sampai sekarang..

Ustazah sering berucap.. "Ihhhh abii... Baru juga mulai.."..

Namun istrinya itu hanya tersenyum sambil menyembunyikan kekecewaan.
Namun sekarang, bila ada lelaki yg bukan mahramnya melihat lekuk tubuh istrinya itu, akan berbahaya. Itu dia kenapa dia khawatir dengan mimpi itu.

" Ummi.. Abi tunggu diluar".. Ucap suaminya setelah berwudhu.

"Bentar.. Ummi pake hijab dulu" pesan istrinya.

Saat ustazah keluar, ukhti ini berusaha menjaga ritme jalannya, mengusap rahimnya masih merasa linu sambil melihat ke arah kamar Roy. Ia pergi mengikuti suaminya menaiki motor untuk shubuh berjam'ah.

_-___________________

 

Dikamar.. Roy terasa seperti mimpi...
Mimpi menyenangkan lebih tepatnya... Teringat cantiknya ustazah ipah, Masih teringat bibir ustazah ipah menganga sangat seksi menjerit kata "aaahhh" saat kontolnya menyodok masuk kedalam memeknya. 

Kata "Ahh" yg kencang itu sangat dekat dikupingnya. Ia terdengar seperti Ukhti yg sangat manja - manja enak.. Ucap Roy dalam hati.

Ia kocok lagi kontolnya subuh itu mengingat kata "aah" nya yg seksi sampai ia ngecrot. Dan tak sadar ia terbangun saat ada yg mengetuk pintu.

Tok.. Tok.. Tokk..

Assalamu'alaikum.. Roy.." suara panggilan yg terdengar sopan itu membangunkan Roy pagi itu. Itu suara pak ustad Fian.
Ia memebangunkan muridnya pelan - pelan, dan sopan ke Pejantan itu.

Ia melihat halaman rumahnya rapih, Plavon rumahnya yg bocor sekarang terlihat bagus. Pipa kran rumahnya dirapihkan semua dilakukan oleh pejantan ini.
Semua pekerjaan rumah yg tak dikerjakan oleh pak ustad sekarang diurus oleh lelaki ini. 

Hingga pak ustad tak berani membangunkan pejantan ini dengan suara keras. Pak ustad menghormati Roy.

"Na'am stad Qiyam (iya ustad bangun" ucap Roy dari dalam.
Pak ustad Fian langsung pulang saat sudah membangunkan Roy. Roy merasakan kontolnya yg setengah ngaceng itu basah karena air pejunya.

_-_______________



Mereka melaksanakan aktifitas masing - masing dipesantren itu. Pagi itu pak ustad Juned pergi ke kamar Roy, dia menyerahkan jadwal mengajar yg sudah ia persiapkan dari semalam. Roy sedikit kaget karena ia mulai mengajar sekitar pukul 10 sekarang. 

Tentu Roy sebenarnya ingin mengambil hati Abah Haji (kyai Basri) yg sudah menyuruhnya mengajar. Disamping materi yg dijadwalkannya itu mudah, ia juga ingin memiliki kegiatan dan merencanakan proyek itu sambil menunggu Sang Kyai.

Ustad Juned bukan hanya saja girang saat Roy menerima tawarannya itu, tapi ia juga berharap Roy bisa memberikan kontribusinya lebih terhadap pesantren.
Terlalu banyak memang harapannya, tapi entah kenapa ia percaya dengan kemampuan anak itu. Saat istrinya diberitahu perihal itu, ustazah tersenyum saat ustad Juned membangga banggakan pria itu.

Ia tak menatap mata suaminya, hanya tersenyum, sambil merapihkan jilbab besarnya yg berwarna ungu itu. Telapak tangannya terlihat sangat putih bersih memakai baju gamis dan hijab besar ungu itu. Hari ini, ukhti cantik itu mengajar pagi, namun pak ustad mengajar pagi dan siang. Biasanya bila sudah mengajar ia tak pulang ke rumah.

Ustazah berangkat bersama suaminya naik motor menuju pesantren. Namun dijalan, mereka bertemu Roy yg rapih memakai dasi dan kemeja birunya. Ia terlihat gagah, ustazah sampai tersipu malu. Saat suaminya mengobrol dengan Roy, ustazah tak melihat matanya. Jangan zina mata begitu nasehat suaminya berulang ulang kepadanya.

Sebagai ukhti yg baik sudah seharusnya nurut suaminya bukan?..

Setelah berbicara dengan Roy, mereka terlebih dahulu berangkat ke pesantren. Ada kegiatan praktek Fiqh yg harus di kerjakan pak ustad. Tentu ini bukan sembarang materi. Sedangkan ustazah hanya memberikan materi Aqidah untuk anak santrinya. Mereka bila sudah mengajar menitipkan anaknya dirumah ustazah anies. Karena ustazah anies paling suka anak kecil, sangat mudah apet (dekat) dengan anak kecil, termasuk anak ustazah seniornya itu. Ada kebahagiaan tersendiri saat ia bercengkrama dengan anak kecil, maka itu, setiap tidak ada jadwal mengajar ia asuh anak2 seniornya sambil bermain bersama mereka. 

Kadang Anies mempunyai tambahan penghasilan sendiri dari para guru seniornya itu. Mungkin para ustad ustazah ingin berterima kasih ke ustazah anies yg sudah mengasuh anak mereka. Meski Anies sering menolak pemberian mereka.

Hari yg sibuk untuk ustad Juned, ia akan mengajar sampai siang, karena ada tiga kelas yg harus ia hadiri, sedangkan ustazah ipah hanya sampai pukul sembilan saja. Mereka berpisah satu sama lain saat sudah sampai ke gedung Ri'ayah. 

Sampai di gedung itu pak ustad menyapa beberapa guru yg disana. Termasuk bertemu dengan ustad Boim, mereka ngobrol sambil menunggu kelas mereka masuk. Kadang menertwakan hal - hal yg sudah lewat. Mereka membicarakan persiapan kedatangan sang mudir yg kurang lebih lima hari lagi datang dari tanah suci. 

Juga malam ini....

Malam ini rencananya pak ustad senior akan mengadakan acara pemutaran film Religius di lapangan pesantren. Film ini bertujuan sebagai media bagaimana para santri bisa mencerna pendidikan lewat cara hiburan. Film film yg menginspirasi. Disamping itu, mereka mempersiapkan panggung untuk acara malam ini.

"Kemana Roy ?" Tanya ustad Boim.

"" Tadi ada didepan rumah ustad Fian, sudah saya kasih jadqal ngajar dia..".

"Biasanya dia yg memasang alat kabel bareng ustad Ujang, Ust Fian, tolong nanti bilang Roy bantu2 membuat panggung dan memasang kabel nanti malam" ucap ustad Boim digedung Ri'ayah itu. 

Ia mengobrol bersama ustad ipang yg merupakan dedengkot bagian pengajaran pesantren atau ta'lim di pesantren ini, ustad Fian, juga ustad Juned. 

"Na'am nanti ana kabarin"..

Anak - anak santri memang kadang butuh hiburan dalam menjalankan aktifitas, namun hiburannya harus berupa pengajian ringan, acara pemutaran Religius, drama - drama para pemimpin yg bijaksana, agar kelak lewat media itu, lebih mudah mereka mencerna pendidikannya.

Oh iya, ustad Ipang.. Tadi Abah Haji mau video call bersama santrinya, bisa dilakukan lewat layar besar itu ngga" ucap ustad Fian.

"Inshaallah bisa tad, bukan cuma layar, saya udah sediakan sound system yg amat besar buat acara nanti malam".

" wuih.. Khair.. " Jawab ustad Juned.

Mereka sebenarnya beda angkatan kelulusan santrinya, namun karena paling lama mengajar disini, juga sudah dianggap anak oleh abah haji, mereka sangat akrab satu sma lain. Sebenarnya, mereka bertiga, Fian, Juned, Boim, adalah trio kwek kweknya pesantren Awwabin. 

Dimana bila salah satu dari mereka ada, pasti kwek kwek yg lain juga ada. Mereka juga yg menentukan kebijakan pesantren saat Abah Haji tidak ada.

Sambil membicarakan acara malam nanti, Ustad Juned dan trio kwek kwek lainnya berjalan sambil membicarakan konsep nanti malam.

"Jadi begini ustad ipank, layar besar ada di diepan hedung Ri'ayah, sound sysyem dibagi, harus ada yg dibelakang juga, terus kursi ustad ustazah dipisahnya rapih seperti belah tengah, biar santri juga merasa di orang tuakan sambil melihat acara itu.. Biar mereka nyaman.. Seperti nonton bareng orang tua.." 

ucap ustad Juned ketika mereka sudah sampai ke lapangan didepan gedung Ri',ayah itu berjalan menuju kelas mengajar mereka masing masing.

"Terus satu lagi.. Para ustad juga yg duduk dibedakan.. Yg belakang khusus buat para ustad yg sudah menikah, yg depan khusus buat para ustad yg jomblo , agar tidak terlelu menderita hidupnya.."

Awalnya ke empat ustad itu serius, mereka tertawa terbahak - bahak setalah mendengar candaan ustad Boim itu. 

Memang,..
masih banyak para ustad dipesantren yg ngebujang, ustad Ipank ini contohnya. Perlu diketahuai pula, para ustad yg masih sendiri seperti ustad Ipang ini sangat besar perjuangannya, atau lebih tepatnya, sangat besar penderitaannya. 

Biasanya, seorang ustad yg mengabdi dipesantren yg masih sendiri atau jomblo harus kuat menahan godaan. Harus tahan banting. Cukup salut memang ustad2 senior yg sudah menikah menilai mereka. Menilai cukup kasihan sebetulnya. sambil tertawa ke arah mereka. Memang mereka sering menyindir ustad2 yg masih jomblo agar mereka cepat menemukan pasangan hidup. 

Termasuk ustad Ipank yg mereka tertawa bareng itu. Perlu diketahui pula, Menderita seorang ustad yg mengabdi belum menikah, terutama saat merkeka mengajar santri wati atau santri perempuan. Bisa tergoda setengah mati dan membahayakan karir mereka..

"Ustad Boim bisa aja.. Di skakmat saya tad".

"Jangan ddngerin ustad boim mah.. Botol juga masih banyak.." ucap ustad Fian yg lebih parah mem bully

"Hahahaha.. Mau ngapain tuh tad pake botol"..

" ya jadiin suling", ucap ustad Fian ngeles.

"Aqua Kali suling"..

" Udah udah..., ngajarnya ga jadi - jadi nanti". Ajak ustad Juned.

Mereka berpencar setelah itu, menuju tempat kelas masing. Saat ditengah perjalanan menuju kelas, ustad Juned melihat istrinya sudah masuk dan mengajar kitab Aqidah kepada para santri.

Dengan stelan gamis ungu dan Hijab lebar ungu itu, dia seperti Ukhti berkilau. Rapih dan kharismatik mengajar santri - santrinya. Sampai akhirnya pak ustad sampai ditempat mengajarnya.

"Siap praktik Hari ini ?" 

"Siaaappp" ucap santrinya.

Senangnya pak ustad Melihat mereka semua, sebagai pengajar fiqh, tugas dia agar anak - anak mengerti tata cara ibadahnya.

_-_____________

Sudah hampir tiga jam ustad Juned membimbing santrinya praktek ibadah itu, Ada di antara mereka yg pintar karena semalamnya belajar, hapal semua doa2nya, ada juga yg dihukum olehnya karena Tak Menghapal. 

Ustad Juned bercengkrama dengan mereka sambil melihat arah ke lapangan yg mulai bersiap - siap untuk acara nanti malam. Ia sempat melihat Roy tadi, ia sempat mengoprek- oprek kabel sepulang mengajar masih memakai kemeja rapihnya, nampaknya ia sudah diberi tahu Ustad Fian.

"stad.. Gimana dengan materi nashoih ibadnya" Ucap salah satu Santrinya. Seperti biasa Ustad Juned Lupa, kemarin ia menjanjikan setelah praktek ibadah, ia hendak memberi materi nashoih ibad ke para santrinya. Karena anak - anak suka mendengarnya.

"Ustad lupa bawa kitabnya" ucap Ustad Juned.

"Yaaaaaaaahhh" kompak anak2 santri terdengar mengeluh setelah hampir selesai dengan praktik ibadahnya.

"Ya sudah.. Ustad Pulang dulu sebentar, kalian tenang dulu..".

Sebetulnya ini adalah jam kedua pelajaran setelah istirahat dari jam pertama pelajaran tadi. " Na'am stad".. Ucap anak - anak santrinya.

Ia berjalan melewati beberapa kelas yg dinding dan jendelanya masih rapih itu. Saat turun kebawah, bale - bale yg biasa dipake pengajian itu penuh dipakai santrinya.

Kobong itu bila sore dipakai Untuk pengajian klasik, namun bila pagi sampai siang Hari ini dipakai oleh mereka untuk belajar. Biasanya, yg mengisi bale itu adalah para santri senior. Mereka lebih senang belajar lesehan dari pada memakai kursi.

Begitu pula di surau, tempat itu ramai dipakai belajar para santri, awalnya surau itu hanyalah musholla biasa berukuran kecil. Ustad Juned tahu sejarah surau itu sampai sekarang menjadi besar. Letaknya menjadi pusat kegiatan para santri.

"Kemana tad..?" Tanya Ustad Ipank yg sedang mempersiapkan panggung untuk nanti malam.

"Eh pank.. Mulai sibuk nih, saya mau ngambil kitab dulu.. Biasa.. Anak2 minta dengerin kitab nasehat".

Sibuk nih tad, kan Ustad sendiri yg bilang, ngatur kursi para Ustad yg jomblo yg sama udah menikah, ah jadi tersiksa saya tad".

"Hahaa.. Becanda saya mah tad, tapi emang bener sih, biar jomblonya terlihat bermartabat dikit, duduknya harus didepan"

"" Tuh mulai lagi Ustad mah",

Ustad Juned tersenyum, ia mengingat bahwa Ustad ipank ini sedang mendekati seseorang. "Gimana perkembangannya ustazah Anies, katanya lagi deket - deketan".Ucap Ustad Juned.

Yah.. Ustad ipank pun berminat ingin mendekati ustazah anies. Ia suka dengan kepribadian ustazah anies, ternyata, ustazah Anies menjadi obsesi primadona pesantren untuk ustad siapa saja yg sedang Jomblo. 

Bahkan mantan muridnya pun Roy tak lepas dari rumor itu.

Hehee.. Lagi usaha tad.. Doanya aja" ucap Ustad Ipank.

"Ta'aruf terus sambil berdoa" nasehat ustad Juned.

"Kayaknya.. Saya pake ilmu ustad Juned aja ahh.. Langsung ngelamar sama pak Kyai"..

Hahahaha"..

Lagi - lagi humor itu mengemuka, seperti biasa, legenda ustad Juned yg bisa mempersunting alumni santri tercantik Awwabin itu begitu terkenal. 

"Ssttt.. Itu mah ilmunya cuma saya doang yg tahu" bisik Ustad Juned 

menyombongkan diri sambil becanda itu.

"Ajarin tad kapan2" ...

"Heheee.. Juneedd" Ucapnya sambil menepuk dadanya sendiri. Ia bangga mendapatkan alumni santri tercantik itu.. 
Ustazah Ipah....

Setelah mengobrol becanda itu, Ustad Juned memajukan motornya menuju Rumahnya. Dilapangan tadi, ia sempat melihat Roy ketika ia mengajar. Roy sibuk memasang kabel untuk acara nanti malam, namun ketika ia mengobrol dengan Ustad ipank, Roy tak terlihat. 

Ia ingin menanyakan bagaimana kelas pertamanya untuk mengajar itu...

Sesampai dirumah, Ustad Juned masih tersenyum mengingat pembicaraannya dengan Ustad ipank tadi. Bahkan ustad Juned tahu, ustad Ipank sudah mati - matian ingin mendapatkan Anies. Ia memberi banyak hadiah barang untuk ustazah Anies. Namun hati wanita tak bisa dibaca. Sampai sekarang ustazah Anies didekati hampir semua ustad yg masih sendiri.

Ustad Juned sendiri yg bisa mendapatkan alumni tercantik Awwabin... Cukup melegenda. Meski caranya terlalu pintar, melamar sambil membawa Kyai, hahaha..

Kadang... Lelaki yg memberikan banyak waktu, harta untuk wanita yg diincarnya, namun tetap saja wanita itu bila tak mau, akan jadi dengan lelaki lain yg disukainya. Memang begitu psikologisnya.

Kadang... wanita bila mau... Pasti mau. Tanpa harus dijelaskan kenapa mau. Dengan lelaki yg sudah memberinya banyak hal, bila ia tidak mau, tetap saja ia tidak mau, tanpa harus menjelaskan kenapa bisa.

Memang begitu psikologisnya....

Itu dia kenapa ia memberi tips ke Roy.. Bila ingin mendapatkan wanita sejati.. Harus menjadi Lelaki sejati... Ia bahkan menepuk dadanya sendiri dengan bangga mendapatkan ustazah tercantik itu sambil tersenyum ke arah Roy.

"Assalamu'alaikum... Ummii" Panggil Ustad Juned masuk kedalam rumahnya. Ia tahu ustazah sudah pulang dari jam pertamanya. Ia masuk sambil mengambil singkong rebus yg terletak di atas meja tamunya.

"Ummii..!!!"..

Tak ada yg menjawab.. sampai ia berjalan ke dapur, ia mencari - cari ustazah disana namun tak ada. . 

Setelah ia masuk kedalam kamarnya ia membuka lemari paculnya untuk mengambil beberapa kitab pesanan santrinya.

Saat didalam kamar ia mendengar suara air kamar mandi menyala..

Loh Ummi mandi?, tanya pak ustad dalam hati. Ia Mandi dua kali dari Mandi shubuhnya tadi. 

Memang sekarang adalah jam istirahatnya. Mungkin ia ingin membersihkan tubuhnya lebih agar enak dilihat suaminya ucap pak ustad tersenyum. Ia iseng ingin memergoki istrinya yg sedang mandi itu dengan membuka pintu kamar mandi, namun terkunci.

Ia mendengar suara gesekan kulit yg keset ciit ciit karena itu suara khas kulit yg bersih.. Begitu bangganya ia mendapatkan wanita cantik itu yg ia sombongkan ke orang - orang.

Ummi..?"..

Tak ada yg menyahut....

Sementara didalam.. 

Lidah Ustazah bertukar dengan lidah Roy. Ia bercipokan sampai menimbulkan suara ciit ciit.. 

Wajah istri ustadnya yg cantik dijilat - jilat. Bertubi - tubi Roy jilati wajah cantik istri ustadnya itu sampai sebagian pipinya berkilau karena air ludahnya, 

kancing jubah ungunya yg cantik itu kebuka, ustazah memejamkan mata meremas kontol Roy diluar celananya, merasakan tangan Roy memijat - mijat toket besarnya, saat mereka mendengar pgangan pintunya bergerak mereka berhenti sejenak, setelah mendengar ternyata itu suara pak Ust, mereka melanjutkan kembali jilatan dan remasan itu.

", Ummi.. Mandii ?" Tanya pak ustad.

Ustazah membuka sleting celana Roy dan meremas kontolnya dibalik celana dalam warna putih itu, ia remas sambil mencium bahu telanjang Roy manja, ia terlihat sangat gagah dengan kemeja itu, sebelum masuk kesini, dengan manja ustazah bilang "Kamu Gagah" ucapnya dengan suara manjanya, sampai mereka berciuman dan masuk ke kamar mandi, 

Sambil meremas kontol ia mencium dada bidang Pejantan itu, dengan jubah ungu yg sudah terbuka sekitar dada itu, ustazah bilang 

iyaa bii.." ucapnya menjawab suaminya.
Ia berbisik dikuping Roy, dengan mata sayu dan bersuara manjanya ia mengatakan sesuatu kepejantannya.

"Kamu tetep disini Roy, aku butuh kamu" ucapnya manja dan sayu meremas kontol itu dengan menjulurkan lidahnya menjilat kuping penjantan itu, 

sangat seksi manja ia mengeluarkan kontol yg terlalu besar untuk ukuran tangan mungilnya menyentuh jubah hijab yg berwarna ungu ,

ia berdesis memijat kontol gede itu sambil bilang.. " i need you Roy" ucapnya manja dikupingnya dan menjulur - julurkan lidah di pipinya.

"Koq Mandi Lagi?" tanya pak ustad diluar.

Roy balik jilat lagi wajah cantiknya itu , ustazah memejamkan mata menjawab 

"Abis praktek kotor2an sama santri",

Slruphhh slruppp Roy langsung mencicipi bibir manis itu، Jam mengajar suaminya padahal belum selesai, kenapa sudah pulang.

" Koq Abi Pulang" teriaknya dari dalam kamar mandi mengocok Kontol pejantannya.

".. Abi cuma ambil kitab , sekarang mau kesana lagi ",

Roy sibakkan jilbab besarnya ke atas, ia jilat - jilati leher cantik putih mulus ukhti itu..

shhhh shhh "

"Iya bii",,.

"Ga cium tangan dulu sama abi" goda suaminya.

"Cium dari sini aja bi" Jawab istrinya.

Ustazah angkat tangan kanan Roy yg meremas toketnya itu, ia cium tangan kanannya, ",

"Mmuchh.. tangan kanannya bi".. Ucap usatzah keras ke suaminya... 

Kontol Pejantan itu semakin kencang dikocokan halus itu.

Pak Ust Tersenyum, ia senang istrinya mencium tangan kanannya dari dalam.. ,

"ok ummi abi berangkat",

Ustazah berjongkok didepan selangkangan Roy.. sambil melihat kontol dan perut six pactnya.

Assalamua'laikum

"Wa'alaikum salamm" ahhh Ia taruh kontol itu diwajahnya, menjilat batang Kontolnya mengenai jilbab atasnya.
Ia hirup dalam - dalam aroma kontol yg sangat laki itu.. "Hmmm".. Ia tenggelamkan wajahnya di panjangnya ukuran kontol itu sampai merusak jilbabnya sendiri. Tanpa disuruh, ia hisap satu pelirnya kirinya... Happ
Shhhh

Slurupp slruppp

Ahhhhahhhhhshhhhh

Ia goyang - goyangkan telur pelir itu saat didalam mulutnya, sedot - sedot membiarkan kontol pemuda ini merusak Jilbab atasnya,

Suara mulut betina ini terdengar sangat seksi bunyinya, Roy tepuk - tepuk batang kontolnya menggampar wajah cantik itu saat ustazah menghisap pelir pejantannya.

Kemudian ia lepas batang dzakar pemuda itu dari wajahnya, ia taruh didepan wajahnya "panjaaang " .. Ucapnya sayu..

Kocok.. Kocok.. Kocok...

Ia julurkan lidahnya menjilati lubang kencingnya,

ia putar2 lidah itu seperti tornado dikepala kontol nya dan mennilati are lipatan helmnya. Ustazah mengikuti insting liarnya. Ia masukan kontol itu lebih dalamm

.. A..A..a...Aahhhhhhh... Hhhh.." ..

Dalam....

Oooo oohhhhhhhhh..

Desis Roy terbata - bata. Ustazah melepas kuluman itu sambil tersenyum namu tak menghentikan kocokan kontolnya, kemudian ia bilang..

"Bentar.. Aku mau ambil spidol". Ucapnya sambil tersenyum dan
bangkit dari jongkoknya.. Ia mencium bibir pemuda itu sebentar dan beranjak keluar membuka pintu kamar mandi. 
Pak ustad sudah tak ada disana, ustazah menuju pintu kamar dan mengunci kamarnya

Cklekk".. 

Roy keluar dari kamar mandi dengan kontol yg masih keras, bergoyang kesana kemari dikamar pak ustad ini..
"Mau ngapain stazah ?".. ,Tanya Roy penasaran sambil tiduran dikasur dan mengocok kontolnya yg sudah basah karena lendir istri ustadnya itu.

Ustazah mengambil spidol kecil yg biasa dipakai suaminya menulis, Sambil tersenyum manja dan jubah yg sudah compang camping memperlihatkan kedua toketnya yg bergetar sangat semok montok itu berjalan dan duduk disamping selangkangan Roy yg sedang tiduran dikasur pak ustad. 

Melihat kontol gede itu ngacung ke atas itu dikocok - kocok, ustazah gantikan tangan yg sedang mengocok itu dengan tangannya,
Sambil tersenyum, ia arahkan spidol itu dibatang kontolnya.. 

Aku mau nulis nama aku".. Ucapnya pelan dan manja.

Ia mulai menulis meremas - remas kontol Roy , ia tulis dengan memakai bahasa arab di kontolnya...

ليلة سحىفة

Dibaca.. Lailah Sahipah, nama panjangnya, dengan tulisan arab memanjang dari bawah ke atas, tulisannya cute khas seorang wanita. 

Masih banyak Ruang Roy" bisik ustazah sayu melihat tulisannya tak sampai memenuhi batang kontolnya yg ngaceng full itu, ia mengocok kembali dengan manja ..

Shhhhhhhh..

Kocok kocok kocok...

shhh ahhh shhhhh ahhh shhh shhh ahhhh.

Kocok.. Kocok.. Kocok.. 

Kasur suaminya terasa seperti gempa..
Ustazah menelanjangi dirinya, sambil mengocok kontol membiarkan tubuhnya dilihat pejantan ini...

Roy berdesis full gairah saat melihat istri ustadnya ini telanjang... Ahh badan kecil.. Toket Gede... 

Ia bisa melihat garis biru urat ditoket itu karena saking putih mulusnya..
Roy cabak toketnya saat ia bangkit dari tidurannya,.... ia jilati bagian atas toket itu.. Bertubi tubi penuh nafsu, ia cupang meninggalkan tanda kuasannya.. "Cpokk.. Ahh itok.."

Ustazah tersenyum, ia belum pernah dicupang suaminya.. tak pernah meninggalkan tanda kuasa disana. Baru pemuda bernyali ini.....

Roy tidurkan ustazah sambil terus menyedot - nyedot, menjilati toket montoknya, ia juga menampar pantat istri pak ustad ini karena gemasnya, Roy juga sekali meremas toketnya sangat keras, ustazah tidak pernah digagahi secara kasar seperti ini, sering ia menjerit Aww saat pejantan ini memakai dirinya semaunya.... 

Namun Ustazah merasa.. Senang....

Selama dengan pak ustad, ia sering mengeluh, namun ia selalu menyembunyikan keluhannya. Ia tak ingin pak ustad kecewa, ia sering merasa... Tak mungkin dirinya bisa merasakan pria gagah yg bisa memuasi sisi Wanitanya. 

Membuatnya menjerit, ustazah merasa pantas digagahi Roy.
Melihat prianya begitu menyenangi Dua gadis montok Nakalnya itu, 

dengan nakalnya juga ustzah mengambil spidol suaminya, ia beri ke Roy sambil menggigit jarinya "Mau Nulis ?" Ucapnya.
Roy ambil spidol itu dan menulis Namanya di belahan kedua payudara montokya.. Royhan..

رىحان

Ohh kedua toketnya itu kini bukan milik suaminya lagi.. Properti itu milik Royhan sekarang. Ustazah busungkan dadanya.. Menyodorkan ke pemilik propertinya.. Roy mengenyot ngenyot toket itu penuh nafsu..

Kemudian dibawah.. Roy menuliskan kata Ustad Juned tepat di atas memeknya,... kemudian dengan nakal.... Di antara tulisan ustad Dan Juned itu.. ditengah tengahnya ia gambar dengan gambar kontol sampai ke perutnya, ia tulis dengan bacaan "Roy" dikontol itu.

Ustazah tersenyum " Milik pak ustad dikontolin Roy", Begitu cara ustazah membaca gambar itu, ia cekikikan menggigit jarinya melihat gambar itu..

Aahhh... Ucap ustazah Saat Roy masukan Kontol itu kedalam..

Masukan lebih dalam..

Owh

Lebih dalam.... 

Aaagghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh 

ustazah menjerit saat keseluruhan batang itu masuk ke rahimnya, 

"Ennnaaakkk" ucap ustazah dengan suara paling seksi dan manja yg pernah Roy dengar...

"Jepit stazah.. Jeppiit..."

"Ennnaakk sayanggg... Shhhhh.. 

ennnnaaaaaakk" jawab ustazah lagi panjang dan kencang, 

Roy goyang kontolnya keluar masuk menerima jeritan dari istri ustadnya ini, sambil menyedot nyedot susunya bertubi - tubi.. Ia sampai hilang ingatan bahwa ini kamar suaminya..

Plok plokkkkk plokkk plokkkk
Plokk plokkk plokkkkk

AHH AHHH AHHH OOHHHHHHHH!!!!!!!!!!!

"BILANG APA!!!?" Ucap Roy kencang melihat ustazah nya menjerit kencang ini..

"Elephant shoe!!!..." 

"APA!!!!"

"ELEPHANT SHOE!!!! AAHHHHHHHH

PLOK PLOK PLOKL,

Kasurnya bergoyang kencang, bergoyang beserta gambar kontolnya, AH AH AHH AHHH ENNNNNAKKK SHHHHHHH,

ustazah diewe dengan kasar seperti ini, mulutnya monyong manja memeknya digoyang cepat..

" ENAK APA!!!"

"KKHONTOOL !!!!! 

AAAAAAAAAAAAAAAGHRRSHHHH

PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK

Lebih cepat Roy mengocok kontolnya, toketnya sudah basah karena air ludahnya, mereka berganti posisi.
Roy mencabut kontolnya segera dan membalikan badan ustazah dengan kasar, ia berdiri di pinggir kasur dan menampar pantat ustazah nya yg bulat putih ini sambil membuka kedua pipinya, shhh.. Roy mendesiss melihat belahan memeknya dari belakang itu, Roy arahkan kontolnya sejajar dengan memek itu, kemudian ia angkat kaki.

Kaki kanannya menginjak kepala ustazah yg berjilbab itu dan memasukan Kontolnya, Uhhhhhhh AHHHHHH.. Ustazah merasa gairahnya meledak diperlakukan seperti ini.
Roy acak acak memeknya itu dari belakang sambil menginjak kepalanya, disertai jeritan yg kencang manja itu.

Uhhhhhhhh uhhhhhhhhh..

Ustazah benamkan wajahnya dalam - dalam dikasur itu 

menikmati dikuasai pejantan ini, tanpa sadar setelah beberapa kali sodokan cairan memeknya mengalir deras, memuncrat tak tertahan.. Roy lepas kontolnya ,, Cerrr Cerrrrr Serrrrrr... Crettt crettt ...

Ustazah bergetar getar merasakan cairan keluar seperti itu, ia sampai tak bersuara, baru kali ini merasakan seperti itu, OoohhhKKHHHHHH, USTAZAH lemas saat cairan itu masih keluar, setelah selesai, Roy tindih lagi kepalanya dengan kaki sambil berdiri dibelakang, ia masukan kembali kontol itu kedalam...

Akhhhhh Bangsatttt!!!! Ucap ustazah kasar karena gemas menunggingkan lagi pantatnya menahan serangan itu, kontolnya terasa lebih nikmat di posisi belakang seperti ini..

Plok plok plokplok plok plokkk
Plok plok plok plokkk

Pantatnya bergetar, toketnya diremas dari belakang, wajahnya mengiris merasakan iNjakan kaki pejantan ini dikepala berhijabnya, setiap sodokan kontolnya, ia merasakan kepalanya semakin terinjak di atas kasur, ustazah bahkan mengangkat tangan kanannya kebelakang menyentuh dada keras pejantan ini, lebih cepat tempo ewean kontol Roy sambil melihat beberapa foto pernikahan dengan suaminya...

"AAAKHH UKHTIII...... KELUARR!!!!!!!

SHHHHHHHHH

CROTTT CROTT CROTTTTTTTT

Croooottttttttttt

Akhhhhhh... Roy tanamkan dalam dalam benihnya didalam memek itu ooohhhhhhhh..

" uhh banyak yah" ucap ustazah membalikan badannya, ia melihat ke arah sekangkangannya, perutnya acak2an karena ada tulisan corat coret yg mulai menipis karena air peluh dengan bacaan ustad Juned ditindih Kontol yg bertulisan Roy itu,

"Waw.. Banyak..".. Ucap ustazah pelan, ia senang pejantannya ini sangat bernafsu tadi..

Roy tersenyum, dia merangkak di atas badan ustazah dan mencium bibirnya, terbawa dengan ciuman itu, ustazah mengangkat kedua kakinya lagi, dan menjepit pantat Roy,..

Namun, mereka harus menyudahi kenikmatan ini.....

_-___________

Santri berbondong - bondong pulang dari kelasnya masing - masing. Mereka berjalan Rapih seperti ada yg mengatur menuju asramanya masing - masing. Ada yg pulang ke arama, ada pula yg pulang ke rumah bagi anak warga sekitar yg nyantri disini. 

Waktu sudah memasuki waktu ashar, memang di jam segini waktu mereka pulang, yg biasanya langsung melaksakan ashar beejama'ah. Mereka melihat panggung yg begitu besar yg sudah disiapkan panitia pesantren acara nonton bareng nanti malam. 

Panggung itu, tepat terletak didepan gedung Ri'ayah. Terlihat beberapa santri yg ikut membantu membuat panggung itu. Ustad Ipank merapihkan letak sound system yg besar, sedangkan Roy terlihat tenang dan cekatan menggulung kabel yg hendak ia pasang, ia gulung kabel itu sambil berdiri menghisap Rokok, ke arah para santri.

Mereka terlihat ceria, karena ini satu - satunya hiburan untuk mereka. Biasanya film yg diputar adalah film perjuangan pada jaman dahulu kala, atau film - film yg bisa menginspirasi mereka.

Sebetulnya, didalam pikiran seorang santri, ada sesuatu lebih luas dan lebih dewasa dari umur kelihatannya. Mungkin lebih tepatnya, Dibalik sempitnya tempat yg mereka pijak ada pikiran Luas. Mereka lebih dewasa dari kelihatannya. Lebih berpikir mendalam, memang begitu psikologis mereka mengingat tingkat kesulitan yg mereka alami.

Meski pesantren ini memiliki lahan yg amat luas, namun lebih luas pikiran santrinya. 

Mereka berbondong - bondong melihat panggung itu, para santri ada yg teriak, saling mem bully, main berkelahi sambil memukulkan buku yg mereka bawa. Para santriwatinya terlihat anggun dengan jilbab polos yg menempel dikepalanya. Yah, begitu pula dengan wajah2 mereka yg polos.

Mereka Melihat Roy yg sedang berdiri memegang gulungan Rol kabel yg besar tak jauh dari mereka, mereka menghampiri, dan bersalaman dengannya.

Ini menjadi salah satu hiburan buatnya bila ada ditengah tengah para santri itu. Tangannya dicium oleh puluhan santri yg bertemu dengannya. Kadang Roy sengaja cukup mengangkat tangan agar disalami santrinya, hahaha.. , " Assikk.. Gw jadi ustad dah '' ucap Roy sambil tertawa.

Ustad Ujang, ustad ipang dan ustad Asep tertawa melihat para santri itu. Mereka sama - sama sibuk mempersiapkan panggung itu.

"Barusan pak Kyai nlp, katanya beliau siap melakukan video call bersama santrinya, bisa ditampilkan gambarnya dilayar ?" UcapUstad Juned yg datang mengagetkan mereka.

"Beres ustad, semua sudah diatur" 

"Oke.. Perbedaan jam disana lumayan jauh dengan yg disini, mangkanya harus pas waktu agar tidak mengganggu kegiatan beliau disana".

" Neleponnya sama siapa tad ?" Tanya ustad Ujang.

"Sama ustad Fian Tadi, pak kyai maunya memberi nasehat sebentar disela - sela kegiatan beliau disana".

" Ya siap ustad",

"Roy.. Kamu nanti yg mengatur timing nya" 

"Siap tad" ucap Roy mengusap Hidungnya tak melihat matanya, ia sebisa mungkin bersikap biasa didepan ustadnya ini. Tak lama, adzan ashar Pun terdengar.

Mereka menghentikan pekerjaan mereka, ustad Ujang, Asep dan Royhan duduk ditaman samping panggung sambil ngopi melihat hasil karya mereka. Mengobrol ringan membicarakan kehidupan masing - masing.

Ustad Ipank bukannya tidak mau bergabung, ia masih sibuk merapihkan tata letak sound system. 

"Hayu tad ngopi dulu" panggil Roy.

Dari kejauhan ustad ipank hanya mengangkat tangannya..

"Antum sih Roy, Mau nyaingin ngedapetin si Anies.. Jadi males kan ngobrol sama antum"

"Hahahaha" ustad asep tertawa mendengar candaan ustad ujang itu.

"Ya Allah tad.. Ngeri amat ngedengernya.. Perasaan saya sama ustazah anies biasa aja".jawab Roy.

" Harus dibiasain Roy emang beliau mah begitu ke yag lain juga"

"Bukannya udah lama tad?"

"ah antum kaya ga tau cewe aja, cewe itu biasanya judes kalo sama yg jelek, kalo sama yg cakep kaya saia Ramah".

" .. Perasaan antum kaga laku - laku tad, sama merananya" Ucap Asep ke Ujang.

"Antum lebih parah, udah di OBRAL belum laku - laku juga, udah pake diskon".

Selama mendengar omongan mereka, Roy melihat para ustazah sudah memakai mukena dan alat sholat menuju masjid untuk berjama'ah ashar, ia melihat ustazah Ipah disana, begitu berkilau istri ustad Juned itu, merinding bulu kuduknya mengingat kejadian tadi pagi.

Antum kalo mau saingan sama ustad Ipank, harus sering2 doa Roy, ustad iPank yasinnya kuat".

"Hehee.. Gimana nanti aja tad, pan saya mah anak bgajulan" jawab Roy.

Mereka berpencar untuk ashar dirumah masing - masing.

Hari sudah menjelang sore..

Waktu sudah menunjukan pukul setengah enam menjelang magrib. Panggung sudah terlihat meriah dengan tampilan layar raksasanya. Roy masih menyambung kabel dari sound system menuju operatorny.

Begitupula dengan ustad - ustad yg lain, mereka bahu membahu sambil becanda antar satu dan yg lainnya merapihkan panggung itu untuk santri - santrinya. Dibantu dengan beberapa santri putra yg ditugaskan. Sore itu terlihat cerah, setelah pengajian dan kegiatan sorenya, para santri sudah melaksanakan makan sore dan bersiap menuju Suraunya. 

Datang ustad Juned dengan motor scooter maticnya memeriksa keadaan, dia ingin memanggil Roy, namun ia terlihat sibuk dari pagi tadi. Baru sore ini Roy terlihat sedikit santai karena pekerjaannya sudah selesai. Ada satu ustad yg memeriksa kondisi cek sound melalui mic melakukan suara percobaannya. Saat suaranya sudah dirasa pass Roy memberi isyarat dari jauh agar operator berhenti mengutak ngatik putaran Bass treble Dan echonya.

"Roy!!" Panggil ustad Juned. Ia melihat ke arahnya, kemudian berjalan ke arahnya sambil melihat jalan dibanding melihat ke arahnya langsung.

"Gimana beres?", tanya ustad yg sudah memakai sarung koko putih dan peci hitam itu. Ia sudah rapih untuk magriban ke surau juga wangi parfum non alkohol nya yg menyengat itu.

Beres tad, sudah dicoba, ternyata bila video call layarnya terpantul, pak Kiyai Bisa melihat langsung santri2nya "_ucap Roy.

"Bagus - bagus, coba sini kamu deketin saya dulu" ucap ustad Juned.

Roy lebih mendekatinya, atau lebih tepatnya, berdiri disampingnya yg sedang duduk di atas motor itu. "Kenapa tad" tanya Roy yg bersikap tenang.

"Pak ustad belum ngomong sama kamu tentang kemarin kamu anter ustazah ke kampus".

Hehee.. Ga ada apa2 tad, Andi ga berani bilang macam - macam", ucap Roy.

Pak ustad memang mempercayai anak ini, tentu Roy tidak akan mungkin cerita pacaran sorenya dengan ustazah ipah. 

"Koq saya merasa kaya ada yg ga beres"

"Ga ada yg perlu dikhawatirkan tad, Ustazah berada ditangan yg benar" ucap Roy dengan gestur becandanya sambil memukul dadanya sendiri.

Pak ustad melihat ke atas, ia tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah atas, Roy penasaran kepada siapa pak ustad melambai, Roy alihkan wajahnya ke arah lambaian tangan gurunya itu. 

Ternyata ada ustazah Ipah disana. Ia berdiri digedung sebrang gedung Ri'ayah.

Gedung itu adalah gedung yg rencananya dibuat untuk perpustakaan terbesar pesantren. Gedung itu berlantai dua namun belum selesai. Tampilannya hanya berupa bangunan coran dan beton biasa saja, belum ada cat atau ubin sama sekali. Sebetulnya, Pak Kyai sudah mulai membangun perpus itu dari setahun yg lalu. Namun karena masalah anggaran bangunan itu masih belum rapih hingga sekarang.

"Ngapain ustazah disitu ?", Tanya Royhan.

Itu tempat favorit nongkrongnya dari dulu, katanya dia seneng, tempatnya adem sepi, dan keadaan sekitar semua pesantren keliatam dari situ".

"Ooh " Jawab Roy. Ia melihat ustazah masih memakai mukena ashar tadi, sambil duduk dibalkon perpus yg belum jadi itu.

"Ya udah nanti terusin ngobrolnya ba'da acara, banyak yg harus dilakukan" Ucap ustad Juned.

"Oke tad..",

Ia melihat ustad Juned pergi pelan - pelan membawa motornya menuju Surau. Roy membalikan badannya kembali melihat ke arah itu. Apa yg sedang dilakukan ustazah disana ?, apa ia menenangkan diri mengingat kejadian tadi pagi ia belum tau, namun menurut suaminya, ia senanv nongkrong disana. Roy melihat ustazah turun kebawah gedung itu yg terletak tepat disebrang Ri'ayah, tepat didepan layar besar untuk acaranya itu.

Sebetulnya, panggung itu pernah dibuat bila ada acara2 Seperti Final piala Bola bila sedang musim bola. Pesantren ini kadang menghibur santrinya dengan menyediakan layar itu Nobar bola bersama.

Ada magic tersendiri ditempat ini. Sesuatu yg tidak bisa di jelaskan. Bahkan oleh Roy sendiri. Magic itu adalah ciri khas dari pesantren ini . melihat para santri dan santriwati yg berbondong - bondong pergi kembali ke surau itu untuk magriban. Roy merasakan ketenangan disini.

Ia melihat ustazah sudah turun dari gedung itu dan menghampiri dirinya.

Ustazah ngapain disana?" tanya Roy.

Ia tak langsung menjawab, karena sebetulnya ustazah telah mengalami gejolak batinnya setelah pagi tadi, ia hanya ingin menenangkan diri disana, "Ngeliatin antum kerja" ucap ustazah, yg mungkin melihat Roy hanya memakai kaos singlet abu abu ini memperlihatkan tonjolan otot cowoknya. 

Ia memang terlihat berkeringat setelah hampir seharian penuh membantu para ustad nya membentuk panggung itu.

'Tugas dari Pak ustad" jawab Roy sambil tersenyum. Ia melihat ustazah sangat cantik alami sore ini memakai mukena itu.

"Roy!!" Panggil ustazah.. ", Antum keliatan tenang pas ngobrol sama pak ustad Tadi" ucap ustazah pelan "Kalo aku udah ga mungkin tenang" lanjut ustazah lagi.

"Tetep tenang" Jawab Roy.

"Ya tetep tenang" jawab ustazah lagi.. Sambil pergi meninggalkan Roy.

Keep Calm...

Calm Like a BOMB.!!!

_-________

Isya sudah selesai, para santri terlihat ingin segera menghadiri acar Nobar itu, juga kabar ingin melihat wajah kyainya langsung. Mereka langsung menuju asramanya masing2 untuk bersalin dan segera berkumpul di lapangan digedung Ri',ayah itu.
Setelah semuanya berkumpul, Semua santri merapihkan duduknya masing - masing. Juga para asatiz dan ustazaat yg sudah berkumpul dilursi yg sudah disediakan. 

Terlihat ustazah - ustazah yg memang senior seperti ustazah Ayni, ustazah ipah dan ustazah Sari juga ustzah anies yg terlihat cantik malam itu. Ustad Ipank tak bisa melepaskan pandangannya dari sana.

Sesuai arahan Muridnya tadi, Ustazah ipah terlihat tenang - tenang saja, seolah tak terjadi apa - apa. Sementara suaminya, ustad Juned terus memegang hape istrinya. Karena ia takut!, atau mungkin... berharap (dalam tanda kutip), ada pria yg menggoda istrinya via telepon. 

Satu persatu meski acara sudah mau dimulai, ustad Juned memeriksa keadaan hp istrinya setiap menit. Andi memang terlihat masih suka menyapa via whassap, tadi sore ia bilang hi cantik ke istrinya via whassap. Namun pak ustad tak menunjukan harus marah saat menerima pesan itu, terus ia malah ingin tahu sejauh mana pria itu berani menggoda istrinya.

Ustazah ipah yg terlihat jengah, dengan suaminya itu berkali - kali melihat Roy yg sama - sama duduk didepan disamping suaminya. Ustazah membully suaminya yg sibuk dengan hape istrinya itu dengan melakukan gerakan tangan mengetik pesan sambil bilang tanpa suara .."autis" ke arah Roy. 

Roy sadar bila pak ustad masih belum percaya Andi berhenti menggoda istrinya. Buktinya tadi sore ia mengirimkan pesan hi cantik. Dari pesan itulah yg membuat pak ustad pergi menemui Roy sore itu juga. Nampaknya setelah acara ini, ada yg diintograsi habis2an.
Vc dari pak kyai dimulai, seluruh santri RIUH BERSUARA ketika Melihat wajah kyainya itu. Ada yg teriak, ada pula yg menangis. Ada pula ustazah yg menangis terutama ketika melihat ustazah Laila. 

"Ya Allah kangen" ucap mayoritas ustazah yg melihat istri kyainya itu. Sambil menanyakan kabar, pak kyai juga memberi tahu bahwa sebenar lagi ia pulang, tak lupa ia memberi nasehat, semangat didepan para santrinya dan ustadnya Agar tetap rajin belajar. Juga ia memberi nasehat kepada para ustadnya agar terus mendidik santri santrinya dengan benar.

Selama nasehat kyai itu, ustad Juned tetap saja sibuk dengan hape istrinya. Bahkan setelah selesai sekalipun ustad Juned fokus dengan hape istrinya.

Dengan nakal mata Roy menunjuk kebawah, membimbing mata ustazah agar ia melihat kebawah juga untuk melihat isyarat tangannya, Roy memberikan isyarat jempol dijepit disamping suaminya, jempol ngentot, ustazah menutup mulutnya.

Saat film dimulai, sesekali pak ustad melihat kelayar, namun berkali - kali juga ia melihat Layar. Semua fokus ke pemutaran. 

Roy dan ustazah saling tatap. Meski film dimulai, Berkali kali Roy menunjukkan jempol ngewe itu ke usazah.

Lama kelamaan, ustazah memperhatikan bila suaminya bukan hanya fokus melihat Hape istrinya, tapi ia mengetik. 

Suaminya mengetik seperti membalas pesan Andi. ...

Karena Jengah.. Ustazah menyelinap lewat belakang, melewati beberapa kursi para guru, kemudian dari belakang ia berjalan ke arah samping menuju depan tempat Suami nya duduk, ia penasaran apa benar suaminya yg melayani pesan - pesan Andi.

Saat sampai disana pak Ustad kaget, ia terciduk membalas pesan - pesan itu,

"Abi apa - apaan sih, main api" bisik ustazah sambil berusaha mengambil hape itu. Karena kursi yg disediakan untuk guru senior adalah sofa yg besar, ustazah berusaha duduk diantara suaminya dan Roy. Saat diambil hape itu, ustazah kaget.

"Hi cantik lagi ngapain,?

" Sendirian aja nih

"Ga sama pak ustad?,

" ngga aku sendiri",

"Aku vc ya aku mau liat kamu",

Begitulah kira - percakapan rentetan pesan itu, " Abi ngapain sih koq ngebales begini,"
"Pengen tau bener ga?",

Bener apanya, ummi kan ga pernah ngegubris, itu mah abi aja yg pacaran sama andi, main api "

Ustad Juned mengambil lagi hape yg dipegangnya. Semua para ustad yg dibelakang fokus ke layar lebar, tak fokus ke pembicaraan mereka.

"Ambilin abi kopi" perintah pak ustad, ia terihat tak mau diganggu menuntaskan hasrat keponya ke orang itu.

Ia Jengah dengan suaminya, ia melihat ke arah Roy yg disamping, sambil melihat pak ustad yg masih sibuk membalas pesan itu Roy melihat ustazah dengan menunjukkan jempol ngentotnya, Ustazah ulurkan tangannya, ia remas jempol ngentot.. itu sambil bilang

"Elephant shoe" tanpa suara sedikit pum mengocok jempol itu dua kali kocokan, kontol Roy ngaceng dengan kerasnya. 

Ustazah beranjak berdiri, ia berjalan kebelakang tapi, tak berjalan menuju kantin Ri'ayah, namun berjalan menelusuri samping menuju gedung perpustakaan yg belum jadi, 

gedung perpustakaan yg tinggi tempat ia tadi sore disana. Tak ada yg memperhatikan Ustazah kesana karena sibuknya mata mereka melihat layar lebar. Suara sound systemnya begitu menggelegar bila muncul adegan perkelahian. Roy melihat Ustazah di atas duduk dibalkon perpus dengan menjadikan kedua tangannya tumpuan tubuh bersandar kebelakang. Sambil melihat layar itu, meski terlihat agak gelap. Roy meremas kontol dan bangkit pergi kesana.

Ustazah bisa merasakan Roy ikut naik ke sini, ia sudah ada disamping kirinya perlahan mendekati, sengaja ustazah tak melihat wajahnya, tempat itu hanya samar samar disinari oleh cahaya dari layar lebar itu, terasa remang remang. Ia masih bersandar dengan tumpuan kedua tangannya kebelakang menyebabkan toketnya menonjol kedepan.

Baik Roy dan ustazah bisa melihat dari sini pak ustad masih sibuk memgetik dihape istrinya ini , Dia pasti masih sibuk pacaran", ucap ustazah melihat suaminya. Roy acungkan jempol ngentotnya ke arah ustazah dekat dengan pipinya, ustazah melihat jempol ngentot itu ia CIUM dan kulum jempol nakal itu. 

Roy meremas kontolnya.
"Kamu seneng ukhti ya?" ucap ustazah yg memakai jilbab lebar berwarna biru dongker itu. Roy duduk disampingnya, ia sibakkan jilbab lebar itu ke kiri dan ke kanan supaya lebih jelas tonjolan toket itoknya disinari lampu remang2 dari sorotan cahaya layar lebar itu, perlahan Roy buka kancing gaunnya, tiga, empat kancing, sampai terlihat belahan toket montok berwarna putih dari beha hitamnya. Roy masukan tangannya perlahan kedalam meremas buah dada besar itu.

"Shhh.. ustazah" ia remas buah dada sebelah kirinya "montok". Ucapnya lagi.
Shhhhhhhh ustazah berdesis saat tangan nakal itu dengan kasar meremas buah dadanya. Suaminya tak pernah meremas se kasar itu, ustazah balas remasan kasar itu dengan meremas tonjolan kontol nya sekeras mungkin" Bandeeell" bisiknya membuka sleting kontol itu ia keluarkan batangnya ia kocok kocok.

Mereka masih melihat pak Ust yg masih pacaran dengan Andi, "Punya pak ustad sedikit lemes". Bisik ustazah dikuping Roy sambil mengocok kontol yg sangat keras siap mengentot istri gurunya ini.

Roy keluarkan kedua susunya, ia dekatkan kepalanya... mencaplok satu puting susu, smoochhh... ia kenyot nikmat.

Smooch.. Smooch.. Smooch..
Sshhh shhh shhhh 'ustazah 

berdesis nikmat, Roy menyedotnya seperti bayi kelaparan, bahkan ketika disedot, toketnya semakin menggelembung, putingnya digigit kecil oleh Roy, lidahnya berputar - putar disana, ia benar2 mengenyot ngenyot toket itu seperti bayi kelaparan. 

Terlihat pak ustad sibuk membalas pesan - pesan Andi, ia bahkan tak lagi melihat layar, Roy semakin berani meng eksplor dada istrinya lebih lebar, diiringi suara sound sytem yg menggelegar, kedua toketnya ia hisap bergantian dikenyot sampai mulut ustazah manyun manja.

Gara - gara ustazah yah" ucapnya saat meremas kontol itu semakin ngaceng, "Gara - gara ustazah akbarnya makin gede .."bisiknya.

Slrupp slurpss shhhh ahhh, ustazah meringis memejamkan mata saat toket itu dikenyot - kenyot sambil mengocok kontol Roy tanpa henti..

Kocok.. Kocok.. Kocok....

Ustazah menghentikan kocokannya, ia sandarkan tubuhnya kebelakang yg ditumpu oleh kedua tangannya, hal ini dilakukan agar pejantannya lebih leluasa mengenyot toket montoknya itu.

"Sshhh ada yg salah alibi" ucap ustazah sambil tersenyum melihat suaminya sibuk mengetik hp itu, menyangka bahwa Andi yg diinginkan istrinya.
Roy menghentikan hisapannya, ia remas - remas toket besar itu sampai mulut ustazah manyun manja, "elephant shoe" ucap ustazah tanpa suara saat kasar tangan Roy meremas toketnya.
"Elephant Shoe" jawab Roy semakin keras menghajar toket ustazah..

"Bukannya disuruh bikin kopi" Ucap Roy mengingat perintah suaminya sebelum berjalan ketempat ini.

"Pasti Lupa", Ucap ustazah sambil tersenyum mengingatkan bahwa suaminya pikun.

akhhh ukhti" ucap Roy sambil terus meremas payudara itu dan membimbing tangan kanan yg jadi tumpuannya itu kembali menyentuh kontolnya, ustazah kocok - kocok tanpa disuruh. Roy jambak kepala hijabnya, ia arahkan kontol itu ke wajahnya seiring kepala hijabnya itu diturunkan ke arah selangkangannya, Ustazah masukan kepala kontol itu kedalam,

Shhhhhhhhhhhhhhhhh

Ia naik turunkan kepalanya dibatang pejantan itu, Rou sibuk menaikkan jubah gaunnya ke atas, memegang paha, betis dan menelanjangi pantat bulatnya, ada cangcut cream yg kecil disana, Roy selipkan jarinya kedalam cangcut kecil itu, ia colok, ahh sudah basah disana. Roy colok - colok memek itu.

Hmmppfftty.. Hmmmpllfftty.. 

Ustazah menjerit saat mulutnya penuh dijejali kontol Roy, ia lepas sepongannya, melihat wajah Roy, Ooouuuuuwhhhh ahhh sshhhh hah hah hah hah, Nafasnya sudah memburu, kenakalan jari muridnya ini membuatnya terpacu, ia turunkan kepala berhijabnya ke bwah, menjilat - jilati batang Roy, mencium aroma maskulinnya, Roy arahkan tangannya meremas toketnya, jari kanannya tetap mencolok faraj itu.

Suara sound sytem terdengar menggelegar malam itu, membuat dua desahan pasangan nikmat ini tak terdengar. 

"Pengen cepet masuk, udah gatel" Ucap Roy saat merasakan kontolnya sudah basah.

Ustazah bangkit dari duduknya, ia lepaskan kocokan manjanya dan berjalan kebelakang menuju tiang beton, ia sandarkan tubuh depannya ke tiang itu sambil membelakangi Roy. Ia angkat jubahnya ke atas, sambil menurinkan cangcutnya, Roy berdesis nikmat sambil mengocok kontolnya menghampiri pose ustazahnya yg nakal manja ، Sini Roy"!!..

Shhhhhh.. Ahhhhh... Kocok .. Kocok.. Kocok.....

Ia masukan kontol itu kedalam, OOOOOHHHHH, Jeritannya sangat kencang, beruntung suara sound system itu juga sangat kencang....

"Ennakkkk... Uuuhhhhhhh" jeritnya manja

"Apanya yg enak ustazah?"..

" Uuhhhhhh.. Akbarnyaahhhhhh.. Daleemmm" jawabnya lagi dengan suara paling seksi dikuping Roy.

Roy mengentoti ustazah dari belakang, tangan kanannya meraba toket besarnya, tangan kirinya menampar - nampar kecil pipi ustazah, "Bilang kontol ustazah, plakk, kontol, shhh plak plak plak.."

"KON - THOL AAAAAAAAAHHHHHH" Jeritnya kencang diiringi jeritan yg lebih kencang karena Roy menyodoknya lebih cepat..

AAHHHHHH ENNNAAKKK ENNNAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKK OHH

PLOK PLOKPLOK PLOKPLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK.PLOK PLOK PLOK PLOK

Semakin cepat sodokan itu sampai ustazah tak bisa bersuara, tak pernah ia di entot sekasar senikmat ini, awalnya tak bisa bersuara, mulutnya hanya membentuk hurup o, Roy semakin cepat ngewein memeknya, namun akhirnya ia lepas suara itu di akhir sodokan dalam dengan sangat kencang suaranya.. AaaaaHHHHHHHH ENNNAAKKkkkkk.... ANJIIIING! 

Aahhhhh!!!

SHHH UHHH SHHH UHHH,

PLOK PLOK PLOK PLOK PLKK..

Plok plok plokk

"Sayang ga ustazah" bisik Roy dikuping ustazah..

AAAHH SAYAANG BA -NGET !!!! gentaknya bersuara kencang..

"ANJIIIIIIIIIIIING" Jeritnya tak tertahan SAking. NIkmatnya diewe pejantan ini.

PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK..

ROY sandarkan tubuh belakangnya le dadanya, ia kenyot toketnya dari belakang, smooch smooch slruuphh tak henti ia trrus ewe membuatnya tak berhenti menjerit digedung perpus tak jadi itu.. Dengan gemas Roy menyoba memasukan seluruh toket itoknya itu kedalam mulutnya, diiringi semakin cepat sodokannya kedalam,

Sampai tak kuasa menahan nikmat, 

ustazah tak bisa bersuara.. Tak bisa bersuara.. Tak bersuara.. Sampai di akhir saat Roy terus bertubi2 mengenyot toket itu dan menghantam memeknya ustazah menjerit sampai menjambak rambut Roy dari depan..

"AAKKKHHHHH BANGSAAAAAAT.. EN-NNNAAAAAAAAAAKKKKKK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK..

OHH OHH OHHH pantatnya bergetar - getar ia tak bersuara sama sekali, cairannya mengalir saat Roy mencabut kontolnya. Ustazah bersandar sejenak di tiang itu. Ia tahu pejantannya belum puas. Diiringi suara film yg semakin kencang itu, Ustazah balikan badannya, ia sodorkan kedua toketnya ke mulut Roy sambil ustazah menjambak rambutnya, membuat Roy kembali memyedot toket itu, Roy beri tanda cupangan yg keras di sana, ahhh.

Dengan mata sayu ustazah, membalikan badannya, dengan liarnya ia bersimpuh diatas lantai membelakangi pejantannya ini, ia angkat jubahnya ke atas, sambil membuka kedua pipi pantatnya ke kanan dan ke samping. sambil berposisi itu ia bilang, " Sampai antum ngecrot Roy.. Disini.."

Roy masukan kembali kontol itu ke dalam, dengan kasar.. Tanpa ampun.. Ia gampar kencang pipi pantat itu, sambil mendengar teriakan ustazah, saahhhh gustiiii.. 

Plok plok plok plok plok

Plok plok plok plok plok plok 

Plok plok plok plok!!!

UKHTIIIII

CROT CROTTTTT AKHHHHH ENNAAAAKKKKK, jerit ustazah saat peju Roy masuk kedalam

..

Mereka berciuman sambil melihat pak ustad masih sibuk dengan hape ITU. Mereka memakai pakaiannya masing - masing, dengan manja ustazah menunjukan cupangan pejantannya itu, sambil melihat ia bilang "jahat " ke arah Roy. Roy hanya tersenyuM.

Next chapter : Datangnya Sang Kyai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"