Langsung ke konten utama

Chapter 22 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 22 :

Datangnya Sang Kyai








5 Hari Kemudian....

Roy beserta ustad Juned dan ustad Boim tiduran dikursi bandara. Mereka kelelahan, karena disamping perjalanan mereka dari sini memakan waktu sampai 5-6jam, Bandara juga penuh sesak dikunjungi oleh ribuan manusia yg menjemput keluarganya pulang haji.

Memang begini budaya masyarakat indonesia, pengantin hajinya hanya satu atau dua, tetapi yg menjemput dan mengantarnya ke Bandara puluhan orang. Otomatis bandara sesak dengan kerumunan orang yg menjemput.

Ustad Juned bahkan sudah tidak perduli dengan suasana sekitar yg sangat ramai itu, ia terlihat kelelahan, begitu pula dengan Roy. 

Ustad Boim bangkit dari tidurnya dan melihat ustad Ujang datang menghampiri.

"Nanti Pak Kyai datangnya di gerbang kedatangan tad yg disana, dua blok dari tempat ini" ucap ustad ujang yg juga sama terlihat kelelahan. Istri - istri mereka terpencar dengan mereka dan sedang makan istirahat disebuah restorant fast food bandara. Pak Kyai dikabarkan akan datang sekitar satu jam lagi. Namun nampaknya ustad Boim memilih tiduran kembali..

"Santai dulu tad disini.. Eh.. Bawakan minuman kesini ustad ujang, ustazah ipah sama ustazah anies juga istri saya ada di fast food itu" ucap ustad Boim.

"Bentar tad", 

"" Eh tad, saya ikut" ucap Roy. 
Ia bangkit berdiri dan berjalan terhuyung menahan rasa lelah. Bukan karena perjalanan yg memang jauh ini, tapi juga suasana bandara yg sumpek dan sesak. 

"Kemana keluarga ustad Fian?" tanya Roy yg penasaran dengan mereka sampai sekarang belum terlihat.

"Tadi ustad Fian nelepon tad, beliau nyasar ke Tol Kemal",

Hah, koq bisa ?"

"Ga tau tad, katanya ngikutin mobil yg sama dengan mobil kita, puter - puter sampe mereka masuk Tol",

Roy mengusap wajahnya, ia berharap ustazah Ayni dan ustad Fian meneukan jalan sampai ketempat Parkir bandara yg sudah diinfokan.

Memang awalnya, Roy tak ingin ikut menjemput, tapi ia ingin menunjukan first impression ke Pak Kyai. Disamping ITU pula, hanya ustad2 yg senior yg menjemput, kebetulan Roy bersedia menjadi supir mengantar ustad Juned Dan sutad Boim beserta istri mereka kemari.

Sementara di Mobil ustad Fian..

iihh.. Abi sih sok tau.. Kita jadi ga nyampe nyampe kan? Ucap ustazah Ayni yg kesal dengan suaminya.

"Sabar ummi, tadi perasaan kita ga salah belok, abi kira yg didepan ITU Mobil Roy.",

Kata ummi juga bukan, ishh gimana ini",

"Sebentar, setelah turun dari Tol Kemal kita muter balik sssuai arahan orang tadi digerbang",

" ihhh.. Kita jadi kaya si Doel.. Munterin bandara aja nyasar".

Sempat - sempatnya ustad Fian tertawa mendengar omongan istrinya disaat panik seperti ini. Mobil mereka memang dikosongkan, sengaja karena dikhusukan untuk membawa kyai basri beserta ustazah laila pulang ke pesantren.

"Pokoknya jangan sampai nyasar lagi, kalo ga ummi turun naik taksi" omel istrinya.

Namun yg akan datang pasti datang, mereka turun digerbang Tol Kemal dan berputar balik sampai arah bandara dan tiba ditempat Parkir yg sudah ditentukan.
Suasana Bandara amat sibuk malam itu. Sebetulnya ini bukan lagi malam, ini menjelang shubuh, pukul 03 pagi di indonesia. Pak Kyai diperkirakan turun sekitar pukul 04, mungkin bila mengurus birokrasi dan yg lainnya bisa selesai pukul 06 pagi.

Saat sampai dibandara, mereka bertemu ustad ustazah lainnya, bercengkrama dengan cerita lucu nyasar bersama ustad Fian tadi.

Mereka sudah mendengar bahwa Pak Kyai sudah mengambil kopernya dan hendak menuju gerbang kedatangan, hanya ustad Fian, ustad Ujang dan Roy yg menunggu diGerbang, yg lainnya tetap istirahat dan makan - makan di fast food tadi.

Satu - persatu ternyata pak Kyai belum keluar, Roy sibuk mengangkat kertas besar yg bertuliskan Awwabiin Agar ketika pak kyai keluar tidak kesulitan mencari mereka.

"Itu pak Kyai!!!" ucap Ustad Ujang.
Sungguh segar wajah mudir itu memakai pakaian serba putih, disusul Bu Kyai Laila yg menyusul berinringan kebelakang. 

Sungguh cantik Bu Kyai itu, Sungguh Roy yg selama ini tidak pernah lagi melihatnya merasa terkesima, semakin kesini semakin cantik dari yg terakhir kali ia melihat.

"Alhamdulillah kaifa halukum, How are you" ucap Pak Kyai sambil memeluk ustd Fian tersenyum menyebut bahasa inggir dengan logat Sunda itu.

"Baik ustad" jawab ustad Fian Haru.
Pak Kyai melihat Roy, ia kaget dengan pemuda tinggi besar yg berdiri memegang bacaan Awwabin itu..

"Inii...?",

", Roy tad.. Royhan..",

" Mashaallah kamu gede amat saya hampir ga kenal",

"Oohh ini Roy, ".. jawab ustazah Laila.."

"Alhamdulillah makasih udah jemput" Ucap Kyai.

Mereka saling berpelukan satu sama lain karena lama tak bertemu, saat sampai bertemu ustad ustazah lainnya, suasana haru itu memuncak, Roy melihat ustazah ipah dan ustazah Ayni menangis sambil memeluk Bu Kyai. Karena sudah menjadi rahasia umum, ustazah Laila adalah Ruh Dari para ustazah dipesantren itu. 

Mereka merapihkan dorongan yg amat besar ITU, isinya berbagai macam oleh oleh atau pernak pernik yg dibeli ditanah arab sana.

Saat hendak mengantar benda oleh - oleh itu masuk kedalam mobil, Roy melihat keempat ustazah yg senior dipesantren itu duduk berbarengan. Mereka menjadi pusat perhatian.

Ukhti - ukhti yg mempesona...

Begitu pikir Roy, mereka menjadi pusat perhatian karena kecantikan yg mempesona, meski memakai hijab besar. begitu pula dengan ustazah Ulfa, yg merupakan istri dari ustad Boim. 

Roy baru tahu bahwa ustad ipah juga memiliki nama yg sama dengan bu kyai, Laila Sahipah, ia mengetahui nama itu saat dengan manjanya ustazah cantik itu menulis di batangnya, memakai spidol suaminya.

Damn.. Just clear your Mind for one second.. Ucap Roy dalam hati menggelengkan kepalanya, "itu ada bu Kyai, tunjukin rasa hormat" ucap Roy lagi dalam hati.

"Hei ngelamun aja, bawa ini kesana" ucap ustad Juned sesaat saat Roy tadi membayangkan istrinya.

Mereka pulang dari sana 6 jam lamanya.


_-_______________

Suasana pesantren sangat Riuh tak terkira, mereka sudah berkumpul di surau, menunggu sang Kiyai datang. Para santri yg berkumpul itu merasa bahagia dengan kedatangan mudir mereka. Begitu pula dengan ustazah - ustad lainnya.

Roy sudah memasuki gerbang mereka, para santri berteriak Riuh menyambut..

Sang Mudir datang..

Terdengar suara Rebana dan Qasidah yg merdu dinyanyikan oleh santri menyambut mereka. Kyai Basri dan Ustazah Laila selerti pengantin, bahkan ustazah Laila terlihat sangat cantik dengan lipstik merahnya. Mereka berjalan menghampiri para santrinya dan duduk didepan masjid.

"Alhamdulillah, saya sudah kembali dengan aman dan selamat, saatnya kita bersyukur atas anugrah ini, semua ini karena doa dari ustad ustazah semua yg dsini, juga para anak2 ku santriwan santriwati, ada beberapa cerita yg ingin saya sampaikan".

Pak Kyai menceritakan dengan detail kisahnya ketika melaksanakan ibadah haji itu, ia menceritakan tentang kejadian - kejadian yg menginspirasi dirinya, ia tularkan inspirasi itu ke anak muridnya juga para ustad ustazah yg hadir. Semua senang, semua bergembira, sesekali Pak Kyai menyisipkan cerita lucu disana, 

para ustad ada yg duduk didepan, ada pula yg duduk dibelakang, termasuk Roy, ia duduk sambil ngopi dan ngudud bersama ustad2 lainnya. 

Apa cuma ana yah, koq ustazah Laila pulang dari haji malah makin cakep" ucap ustad Mul pengajar fisika itu.

"Iya ane juga.. Perasaan disono panas dah, koq malah makin herang (berkilau),".Ucap Ustad Ujang.

Lah, yg haji kan kaga ngebolang kaga ngapa ngapain tad, malah keseringan ga da kerjaan, sehari harinya kan masjid - maktab masjid - maktab aja"," Jawab Roy.

"Jiaahh tau Dari mana antum tad ?".
"Daddy ane tad yg cerita, mangkanya pulang dari sono bukan tambah kurus tambah item, malah tambah gemuk kaya ayam di vaksin". Jawab Roy.

Hahaha.. Iya bener sih, emak ane juga cerita begitu.".

Satu persatu para santri bersalaman dengan kyainya, mereka mengakhiri acara itu dengan suka cita.

_-______________

_-________________

"Hmmm ceritakan ke saya tentang keadaan pesantren akhir - akhir ini." Ucap Kyai Basri ke Ustad Fian.

Ia sudah pulang ke komplek perumahan didepan pesantren itu. Rumahnya sangat bersih, dirapihkan oleh para santri.

"Ssmua berjalan Lancar tad, hmm, meski ada satu dua kejadian selama ustad disana"..Jawab ustad Fian. " Bagian pengasuhan ga ada mengalami kendala, kegiatan belajar mengajar berjalan sempurna, tapi ada beberapa fasilitas yg rusak selama Kyai disana, sebagian sudah diperbaiki sebagian belum".

Terus ustad Fian cerita sampai menceritakan Murid yg diperbolehkan oleh sang mudir menginap dirumahnya. 

"Dia banyak membantu tad, bahkan membuat pak Dharma dekat juga, ia juga membantu membuat pak dharma mengirim hewan Qurbannya banyak.",

Sudah mengajar dia dsini?" Tanya Pak Kyai ke ustad Juned.

"Sudah tad, udah mulai mengajar dari seminggu yg lalu.".

Bergantian ustad Fian dan ustad Juned menceritakan Roy. Begitu pula ustad Boim yg menjelaskan perubahan anak itu lebih terampil. Mereka juga menceritakan tentang kejadian pak Dharma yg ngamuk - ngamuk dipesantren karena hutang ustad Fian dan lahan yg disewa itu.

Namun Roy mengurusi semuanya, menolong perekonomian ustad Fian sendiri. Bahkan Roy mencoba untuk menghadirkan beberapa hewan Qurban tambahan melalui tangan Dharma sendiri. Saat ditanya caranya, Ustad Boim menjelaskan tentang merayu dengan Rencana Roy kedepannya.

Rencana apa ?",

"Royhan sendiri yg akan bilang ke Kyai",

Hmmm.. Ya sudah Aku ingin mengobrol sebentar, panggil dia kesini.".

Ustazah Ayni dan usazah Laila mendengar pembicaraan ini, mereka saling melepas kangen sambil menikmati hidangan arab yg khas, dari mulai Kurma, kacang sampai permen coklat. Ustazah laila penasaran dengan cerita dari ustad - ustad itu, " Bener ustazah, anak itu yg nyelesain masalah ustazah ".
Ustazah Ayni tersenyum, mengingat anak itu yg menggantikan suaminya, mengangkat martabat dirinya sebagai seorang istri, sehingga keluarganya dihormati oleh pak Dharma,

Ustad Ayni menganggukan wajahnya " Alhamdulillah' ucapnya.
Ustazah Laila melihatnya senang, akhirnya.. Anak yg dulu tak bisa diharapkan bisa membantu dsini, anak yg dulu pembuat masalah bisa menolong gurunya disini.

Pak Kyai yg mendengar banyak GoodThings tentang anak ini membuat ia menyuruh ustad Fian memanggil Roy kesini.

Roy sendiri dikamar mempersiapkan dirinya untuk berbicara langsung dengan pak Kyai, mski pembicaraan resminya adalah dengan Ryan.. selaku investor.. juga ustazah Sahla, sebagai mantan pengajar favoritnya, Juga Pak Dharma sebagai ketua masyarakat, namun Roy tetap ingin mengutarakan Soft openingpembicaraannya dengan Kyai.

Dengar - dengar Kyai Basri memiliki ilmu Mukasyafah. Semacam ilmu yg bisa dengan mudah melihat rahasia seseorang atau sifat asli seseorang hanya dengan menatap matanya. 

Roy menyadari itu, ia terlihat sedikit gugup, ia berpikir, bagaimana bila rahasianya selama ini diketahui pak Kyai ?,..hahahaha, bisa habis dia disini.

Namun Roy tak menyerah, pembayaran Dp tanah pak dharma yg hendak dibangun Guest House itu sudah dibayar oleh uang Roy sendiri. Ia tak menyerah. Tekadnya untuk mengharumkan nama pesantren lebih luas dan besar. Dan ingin menunjukkan, Ia bisa menjadi seseorang yg di andalkani disini.

Sebelum datang kepesantren tadi, Roy beristrahat sejenak dengan ustad Juned, ia membeli satu dua buah barang yg hendak ingin ia berikan ke Pak Kyai ketika bertemu dengannya mengobrol nanti. 

Ia membeli satu barang untuk Pak Kyai, juga satu barang yg tak sengaja ia lewat dan terlihat menarik untuk ia belikan dikhusukan buat ustazah Ayni. Roy bahkan masih menyembunyikan hadiah untuk ustazah Ayni itu. Ia bersiap dengan mengambil Jas hitam sebagai hadiah yg ia beli dikota tadi. Jas itu terlihat mewah dan bagus, ia yakin pak Kyai akan terlihat gagah dengan memakai Jas itu.

"Roy.. Pak Kyai ingin ngobrol" ucap ustad Fian Sopan ke arah Roy.

"Bentar tad, saya kesana" ucap Roy.
Ia berjalan sambil membawa Jas itu kedalam rumah Kyai.

Di dalam Pak Kyai duduk disofa tengah Rumahnya, ditemani ustad Juned dan Boim membicarakan keadaan pesantren. Saat Roy masuk mereka tersenyum,

"Nahh ini anaknya Pak Kyai.." ucap ustad juned.

"Penjahat dadakannya nih" ucap ustad Boim lagi.

Roy duduk sambil menyalami mereka semua. Ustazah Ayni dan ustazah Laila, masih duduk ayu di atas ruangan tengah rumah ini. Mereka masih membicarakan banyak hal namun memperhatikan ke arah Suami - suami mereka yg dihampiri Roy.

Pak Kyai menerawang Roy sejenak, ia merasakan aura Roy sambil melafalkan amalan dari hatinya melihat Roy, 

Nampaknya, pak Kyai melakukan Mukasyafah, sambil menusap jenggotnya,

"Betah antum dsini Roy' tanya kyai sesaat ia menerawang dirinya sebentar.

Alhamdulillah Pak Kyai" ucap Roy sambil tersenyum.

"Makin jadi ni tad badannya" ucap Ustad Boim " Silat mulu kerjaannya",
",Hahahaha",

Kyai Basri biasanya ketika melakukan mukasyafah seseOrang langsung terbaca rahasia hatinya, mungkin seperti melihat film pendek yg berputar di otaknya, seperti ada yg membisiki, tentang orang yg di Mukasyafahnya

Namun tidak dengan anak ini... 

Seperti ada tirai yg tak bisa dibuka.. Ia hanya melihat bahwa anak ini memang memiliki Aura lelaki yg sangat kuat, tangguh, ia adalah lelaki dengan Aura Paling tangguh yg pernah diilihatnya.

", Saya mau ngucapin terima kasih sudah mau bantu ustad Fian keluar dari kesulitannya, juga bantu dipesantren ini". Ucap Kyai.

Jangan disebut tad, sudah kewajiban saya berterima kasih ke pesantren ini" Jawab Roy tegas.

"Antum masih berkomunikasi dengan pak Dharma?".

Masih tad, malah dia menunggu pak ustad kyai pulang mau bicara besok tentang rencana saya".

Pak Kyai tersenyum, ia tidak saja melihat Aura Tangguh dari anak ini, tapi kecerdasan. Sesepuh masyarakat yg awalnya penjaga pesantren ini kemudian memusuhi, sekarang bisa akrab kembali dengan pesantren.

"Apa Rencana Antum ?",

" Saya ingin membuat penginapan pesantren tad,".

"Dimana ?",

" Dilokasi lahan Pak Pak Dharma yg tak jauh dari gerbang pesantren, saya ingin penginapan itu terintegrasi dengan pesantren yg pernah yg sekolah disini, saya akan tetap menyebut penginapan ini wisata pesantren,.... Bila.. Pak ustad mengizinkan."

Terdengar suara anak - anak yg saling bersahutan di ruang tamu depan, mereka sedang membuka album foto lama pernikahan Pak Kyai dan ustazah Laila.
Lumayan juga rencana anak ini, pikir Pka Kyai, memang ditengah alamnya yg masih asri ditempat pesantren yg dibangunnya ini, belum ada satu pun penginapan yg berdiri dsini. Bila membangun penginapan disini dengan nama wisata pesantren, bukan saja membawa nama pesantrennya harum, tapi juga bisa membantu perekonomian pesantren.

"Kita sistemnya seperti hotel syar'i yg sudah berhasil dikota2 besar seperti yg dimenteng Jakarta Kyai, membangun penginapan bukan berarti kegiatannya negatif", Rayu Roy lagi.

Juga para walisantri, banyak bahkan ga ke hitung buat mereka yg ingin menginap.. bila sedang menengok anaknya kesini, mereka ingin berekreasi, kaya daddy saya Kyai " Lanjut Roy lagi.

Memang Pak Suprapto adalah mantan Walisantri yg paling kaya diantara wali santri yg lain. Dia Milyader besar yg sering cerita ingin sekali menginap berhari - hati disini bila sedang menengok Royhan. Disamping ingin memantau kegiatan anak nakalnya itu, ia juga ingin sekalian melepas stress setelah berminggu minggu aktifitas dikota itu.

Juga ide original dari Kyai sendiri...

Sebetulnya.. Ketika kyai membangun pesantren disini, ia berencana membuat pesantren yg konsepnya sambil rekreasi. Dengan pemandangan alam yg indah. Disertai lingkungan yg tenang, ia ingin membangun tempat pengajian disini, sampai akhirnya berubah menjadi pesantren sebesar ini.

Ini adalah Good Things ucap Kyai dalam hati, sambil terus mendengarkan Perencanaan Roy yg sangat matang, dimulai dari model bangunannya, keuangannya, prosesnya, bahkan ia ceritakan sedetail - detailnya agar penginapan ini bisa memajukan perekonomian pesantren. 

Ia juga menceritakan hubungannya dengan pak Dharma, agar Akrab kembali dengan pesantren, ikut menjaga pesantren.

"Untuk lebih lengkapnya, nanti Daddy, Pak Ryan, pak dharma, sama ustazah Sahla mau datang kesini menjelaskan dua hari lagi tad"ucap Roy lagi.

"Ustazah Sahla?.. Antum kenal ustazah Sahla?". Tanya Kyai menanyakan salah satu muridnya yg pernah menjadi pengajar senior disini.

"" uhm.. Ustazah Anies keponakannya ustazah Sahla Tad, kebetulan ia dekay dengan pak Ryan.. Sama kaya daddy saya memang dekat sudah lama dengan Pak Ryan".

"Hmmm.." Jawab Kiyai sambil terus melihat mata batin Roy.

Aneh memang, anak ini seperti punya tirai yg memblok penglihatannya, Film pendeknya yg berputar dikepalanya dan bisikan yg datang ke hatinya hanya menceritakan bahwa Roy masih nakal. Ia bahkan bisa menebak beberapa luka bacokan yg pernah di alami anak ini ketika diurus ustad Fian. Anak ini auranya Tangguh, cerdas tapi kenakalannya tidak berubah. Hanya itu film pendek dan bisikan yg datang ke kupingnya. Hanya itu yg bisa diketahuinya lewat ilmu Mukasyafahnya

Entah kenapa ia belum bisa melihat lebih dalam, ada aura tersendiri yg dilihat olehnya namun tak bisa ia tebak. Seperti tirai yg tak bisa dibuka, 
Siapa anak ini ?, Ucap Kyai lagi bertanya dalam hati. Hanya orang tertentu yg bisa memblok mukasyfahnya. Meski film pendeknya hanya menceritakan bahwa anak ini masih bengal. Terbayang bacok itu juga terbayang bagaimana ia berkelahi.

"Bener kan tad.. Udah berubah lah anak lanang ini, ga kaya dulu" ucap ustad Boim setelah panjang lebar Roy mengutarakan rencananya.

Mereka semua tertawa...

Namun Pak Kyai mengusap jenggotnya sambil tersenyum ke arah Roy setelah tahu anak ini sebetulnya masih nakal, namun ia tak bisa menembus tirai anak yg memiliki aura ini. Namun setelah mendengar rencananya yg cerdas itu, Pak kyai menghentikan Mukasyafahnya dan bilang...

"Kamu harus tau Royhan.." ucap Kyai itu dengan suara bijaknya..

"Lelaki itu ga ada yg berubah sebenarnya..." Lanjutnya lagi masih mengusap jenggot saktinya.. 

"Yang ada... Apakah ia makin TAJAM atau MAKIN TUMPUL atas JATI DIRI Dia yg sebenarnya.." 

Lanjutnya lagi dengan nada bijaknya, semua ustad terdiam demgan pernyataan itu, mencoba mencerna maksudnya.

"Tapi harus diingat juga.. " Ucapnya lagi.. "Bukan Jati diri yg menjelaskan seseorang,.. Tapi PRILAKU.." Roy membetulkan duduknya mendengar penjelasan gurunya ini.

"Bila seseorang dengan jati diri bodoh, tapi prilakunya pintar, maka ia disebut orang pintar.. " lanjutnya lagi "Juga sebaliknya.. Terus menerus begitu.".

Baik Roy maupun ustad ustad lainnya yg hadir menganggukan wajahnya tanda mengerti. Karena Pak Kyai melihat Aura cerdasnya,kyai menyetujui rencana itu..

Buat sebaik mungkin Roy, saya dukung Rencana kamu" Ucap Kyai.

Ia tahu bila anak ini meskipun masih belum berubah watak aslinya, tapi ia memiliki aura yg tangguh juga kecerdasan merencanakan sesuatu, sebagaimana semangat pemuda pada umumnya.

"Terima kasih Kyai, saya buat sebaik mungkin". jawab Roy senang.
Ia disalami bahagia oleh ustad Boim yg hadir disitu, meski pak kyai tidak terlalu yakin kenapa ia tak bisa ber musyakafah lebih dalam dengan anak ini. Namun ia bisa melihat Aura Tangguhnya, ia bisa mengerjakan ini.

Tapi dengan satu dua syarat" ucap Kyai.

"Apa kyai ?"

"Dengar - dengar kamu yg mengurus lahan yg disewa ustad Fian.. Sampai maju agrobisnisnya"..

Ustazah Ayni tersenyum malu - malu saat pak kyai membicarakan itu, memang ustazah Laila dan Ayni mendengar semua pembicaraan itu meski lebih fokus kecerita mereka masing - masing..

"Alhamdulillah Abah Haji, perekonomian ana bagus sekarang" ucap Ustad Fian yg menjawab.

"Hanya bantu sebisa saya bantu Pak kyai", jawab Roy.

Kalo Antum mau buat penginapan disini, antum harus mengurus lahan pesantren yg masih luas itu, majukan agrobisnisnya.. Dan yg kedua.. antum harus tetap mengabdi disini".

Roy bukannya tidak senang dengan perintah ini, namun yg ia tahu itu adalah tugas orang yg paling dipercaya pesantren, tugas ustad Fian sendiri, Roy tak mau lancang sambil bilang 

"Bukannya itu diurus ustad Fian Kyai?".

Sekarang saya percayakan ke antum, antum yg terampil", Ucap Kyai cerdas.
Ustazah Ayni memegang pahanya lebih kencang, tugas wilayah yg seharusnya diurus suaminya, kini diambil Roy.

"Inshallah tad" ucap Roy tak mau mengecewakan Kyainya, "Tapi setelah Daddy datang nanti saya niat mau pulang dulu tad.. Kangen Rumah..".. Ucap Roy jujur.

", Ya sudah, yg penting jangan melupakan tugas antum disini"..

Inshaallah Pak Kyai". Ucap Roy senang dengan Izin ini.

Roy melihat ke arah ustazah Ayni dan ustazah Laila. Dua ukhti yg terlihat mempesona itu memiliki daya tarik yg luar biasa, khususnya untuk pria yg kekurangan iman seperti Roy ini. Ia tersenyum ke arah mereka.

_-____________




Sampai dirumah, Ustazah Ayni ingin bicara ke suaminya, ia salin menggunakan daster tanpa lengan setelah seharian lelah kegiatan menyambut Abah haji pulang kepesantren itu. Mereka berdua sedang bersitirahat sore itu dikamar mereka, ustazah ke dapur membuat kopi luwak untuk suaminya. Setelah selesai ia hampiri suaminya, ia letakkan kopi itu di meja kamarnya.

"Abi..." panggil ustazah agak ragu dia membicarakan ini, tapi ini harus dibicarakan. "Yaa.?."..

Abi.. Bukannya udah bikin banyak rencana mengurus lahan yg dipercayai abah haji itu.. Bukannya wilayahnya punya abi ?"..

Ustad Fian menyeruput kopinya, memang dirinya sudah banyak merencanakan memajukan agrobisnis itu. Tapi ia terjerat hutang ,Roy yg lebih terampil, apalagi setelah pak Kyai tahu Roy memajukan agrobisnis Lahan yg disewanya dari pak dharma itu. Pak kyai menilai Roy lebih terampil walau umurnya masih muda. Beliau mempercayai Roy.

"Tapi Kyai punya pikiran Lain" Jawab suaminya sedikit khawatir.

"Abii sih ga terampil... Kenapa Abi diem aja, ga berani ngomong,?, "... Ucap Ustazah yg tahu betul sifat nature suaminya tak pernah berani berhadapan langsung, dan bicara layaknya lelaki.

Yang penting semuanya bisa memakmurkan pesantren " Jawab suaminya.

""Itu kan buat masa depan kita bi, buat perekonomian kita.. Wilayahnya Abi .. Malah diambil Roy" ucap ustazah pelan.
Suaminya tak berani menjawab ia diam saja. Pada kenyataannya, Roy memang mengambil wilayahnya.. "Pokonya abi harus ngomong sama Roy, kalo itu juga untuk perekonomian kita kedepan ". Ucap istrinya sedikit kesal. 

Sebenarnya ustad Fian punya banyak waktu agar cepat - cepat mengembangkan lahan yg dipercayai kyainya itu agar segera dimulai tanaman agrobisnisnya. Namun suaminya masih terikat hutang saat itu, sampai akhirnya datang Roy yg menguasai segalanya. Bahkan lebih dipercaya oleh Kyai karena keterampilannya. Suaminya bergerak lambat, Itu adalah wilayahnya, namun Diambil alih pria itu.

Iya" jawab pak ustad yg mulai berdiri dan berusaha berjalan menghampiri Roy. Semua kerapihan Rumah tangganya memang ditanggung anak itu. Semua pekerjaan yg seharusnya diurus olehnya kini diurus oleh Roy. 

Bahkan istrinya kompalin wilayah Lahan yg awalnya dikuasai suaminya kini di ambil alih Roy.

Namun saat hendak berjalan kesana, pak ustad merasa ragu, atau ada rasa takut saat membicarakan ini ke Roy, "Ummi aja lah, kapan - kapan". Ucapnya.
Istrinya tambah jengkel, itu memang sudah menjadi nature suaminya. 

Ia takut dengan Roy, menghormati Roy tak berani bicara dengannya. Itu Wilayahnya, Sudah diambil oleh pemuda ITU, bahkan kekuasaan suaminya dirumah INI, di ambil alih oleh Roy.

Dengan menatap tajam ustazah menutupi daster tanpa lengannya itu didepan suaminya sendiri dengan cardigan panjang dan jilbab seadanya..

'Bukannya kapan2 um?", Tanya pak ustad.

Harus ngomong sekarang, mumpung masih hanget.. Kalo abi ga berani ngomong" ucapnya sambil merapohkan jilbabnya "Ummi yg ngomong..itu kan domainnya abi". Ucap istrinya yg masih membela suaminya itu.

Buat pak Ustad.. memang.. Tak ada yg bisa dilakukan bila wilayah lahannya itu di ambil Roy, karena ia yg lebih terampil. Ia lebih takut betbicara dengan Roy dari pada mengambil kembali wilayah itu, ustazah bisa melihat suaminya yg takut itu. Ustazah pergi dengan daster tak berlengan ditutupi cardigan seadanya menuju kamar pejantan yg ditakuti suaminya itu.

Sementara dikamar samping kamar Roy..

Ia sedang istirahat sekarang, santai menghisap Rokoknya sambil meminum beberapa gelas kopi dan bersantai sambil berkomunikasi ddngan banyak orang. 
Sambil lama ia bersantai dikamarnya, ia membuka laci, tempat ia menaruh hadiah yg akan diberikan ke ustazah Ayni. Yah, tadi dikota saat menjemput Abah Haji Roy memang pergi ke department Store. IA membeli dua item barang, disamping ia membeli jas untuk kyai. satu lagi, adalah G - string seksi bertali dua berwarna hitam yg sangat kecil sekali. 

Tak sengaja lewat tadi.. Ia melihat video klip musik hip hop yg menampilkan penari wanita berkulit putih dengan tampilan bokong seksinya yg besar dibungkus g string seksi sambil menggoyang goyangkan pantat itu kesana kemari.

Roy meremas kontolnya bila ustazah Ayni memakai G string itu, ia pasti seksi sambil menggoyangkan bool montoknya memakai G string itu. Ahh nakalnya gw pikir Roy. Roy beli barang itu, untuk dijadikan hadiah istri ustadnya.

"Assamu'alaikum Roy", ketuk ustazahnya masuk. Roy memasukan kembali G string seksi itu kedalam laci, ia tersenyum sambil menjawab gurunya" wa'laikum salam.. .masuk".

Ustazah masuk, mau memakai apapun tetap saja ukhti satu ini tonjolan tubuh semoknya terlihat, apalagi memakai daster putih motif bunga itu, cardigan kuning dan jilbab hijaunya. Ustazah melihat pria yg ditakuti suaminya itu.

"Lagi ngapain?" tanya ustazah melihatnya tak memakai baju. 
Tubuh cowoknya terlihat ustazah.

"Santai ustazah"

"Tumben ga keluar" ustazah duduk, ia biarkan lengan telanjangnya sedikit terlihat oleh lelaki yg ditakuti suaminya itu.

"Lagi pengen santai"

"Aku mau bicara tentang lahan yg dibicarakan pak kyai "..

Kenpaa ustazah ?"..

Ia tak merapihkan cardigannya yg acak - acakkan itu, membiarkan lengan mulusnya sedikit dilihat Lelaki ini.

"Itu tadinya pak ustad yg ngurus Roy, wilayah kekuasaannya, tapi gara2 hutang kemarin ga keurus, malah kamu yg dipercaya urus.. Di ambil kamu lahannya Itu buat ekonomi rumah ini juga Roy" ucap ustazah melihat dada pria ini.

"Ustazah ga usah khawatir.. Biar aku yg ambil alih semua.. Biar aku yg urus." tegas Roy, sambil melihat lengan mulus ustazah yg sedikit terlihat itu.

Ustazah melihat pemuda yg ditakuti suaminya ini, pemuda yg mengambil alih wilayah suaminya, bahkan ekonomi rumahnya, ia terlihat ingin melihat lengan mulus istri ustadnya ini, seharusnya .. Hanya suaminya yg boleh melihatnya, namun ustazah berpikir pemuda ini lebih Berhak melihat lengan mulusnya itu. Pemuda ini yg mengambil kuasa suaminya.

"Pak ustad takut sama kamu
Ucap Ustazah membuka cardigannya, " Ga berani ngomong sama kamu" ucapnya mNja. ia membiarkan lelaki yg ditakuti suaminya ini melihat lengan telanjangnya. "Kamu mau liat ini Roy?"

"Kamu tau.. Padahal Itu wilayah pak ustad.. Tapi takut ngomong sama kamu.. " 

ucapnya menunjukan lengan mulus itu ke arah Roy, seolah olah lengan mulus itu daerah kekuasaannya. ustazah bahkan sedikit menggigit bibirnya saat Roy mulai meremas kontolnya didepannya.

"Aku punya sesuatu buat ustazah",

" Apa?
"

Ia membuka laci dan mengeluarkan G string seksi . 

"Inih.."

"Aduhh
".. Ia menutup mulutnya sambil sedikit tertawa.

" Aku mau ustazah pake ini
!!" perintah Roy memberikan G string itu.
Ia ambil G string itu ia strecht ke kanan ke kiri "Kecil banget" bisiknya.

"Pake dikamar Pak ustad
" perintahnya lagi sambil mengelus lengan mulus ustazah.

'Kamu mau masuk kamar Pak ustad ?" Tantangnya menguji nyali anak ini yg menyuruhnya memakai G string seksi ini dikamar suaminya.

Roy mencium lengan telanjangnya, ustazah memejamkan mata. Ia membiarkan pemuda ini.. Pria yg mengambil alih suaminya ini lebih berhak mencium lengan mulusnya pikir ustazah. Bahkan, ia tadi melihat, kalo pak ustad tak bisa menyangkal alphanya lelaki ini, ia tak berani ber konfrontasi, merasa takut dengan menghadapi pria ini.

"Aku ewe ustazah dikmar pak ustad
" ucap Roy lagi mengocok kontolnya.

Ustazah bangkit berdiri, ia mengambil G string itu ia menurunkan celana dalam pinknya kebawah, dan memakai G string itu, Serta menurunkan dasternya kebawah.

"Kalo kamu berani masuk ke kamar pak ustad, kamu bakal liat bentuknya kaya gimana", ucap ustazah mengelus bokongnya dan pergi keluar kamar.

Gimana ngomongnya, udah ?" tanya pak ustad saat ustazah kembali ke rumahnya.

" Roy yg ngurus semua" Jawab Ustazah singkat tak melihat suaminya dan langsung menuju ke kamar. Ia rogoh celana dalam pink yg disimpan dikantung cardigannya itu merasakan putingnya mengeras. celana dalam itu sedikit lembab. 

Ia mendengar suara Roy di luar Kamar. Nampaknya menyuruh - nyuruh pak ustad,. Bila diperintah sesuatu oleh pria yg ditakutinya, suaminya harus pergi bukan?,

Saat mendengar suara motor suaminya pergi, , ustazah membuka dasternya, ia menelanjangi dirinya agar G string itu dilihat lelaki alphanya.

Saat Roy masuk, Roy bukan main ngacengnya. Seksinya ustazah melebihi penari hip hop yg ia liat di video klip itu. Pantatnya nungging kebelakang, disertai g string bertali dua berwarna hitam itu.

Ustazah menepati janjinya, ia akan memperlihatkan G string pemberiannya ini bila pemuda itu berani masuk kamar suaminya, bahkan mengusirnya keluar, 

"Oohh seksi" ucap Roy sayu sambil membuka celananya mengocok ngocok kontolnya.

"Goyang ustazah"

"Hmmm?"

"Goyangin pantat nya aku mau liat",

Ustazah menggigit jarinya, ia melihat pria alpha yg ditakuti suaminya itu mengocok kontol gedenya, menyuruhnya bergoyang dengan memakai G string ini.

Tanpa menjawab ustazah turuti perintah lelaki alpha ini sambil mulai menggoyangkan pantat nya pelan. Ia sandarkan kedua lengannya di lemari kaca itu membelakangi Roy, 
kemudian menggoyang pantat nya ke kanan dan ke kiri,

Oohhh ustazah..
Roy hampiri ustazah dan menampar pantat itu plakkkkkk... Ouuhhh shhhhh..

Roy jilat lehernya sampai ke punggung, menampar kembali pantat itu, kemudian ia buka sedikit g stringnya Roy langsung ia turunkan wajahnya Dan menjilat jilat pantat Dan memek itu..

Sshhh oohh shhh ohhhhh

Roy hirup aroma memeknya dalam - dalam dan menghisap sari nikmatnya, lidahnya berputar - putar liar dibelahan nikmat itu sambil mengocok kontolnya.
Ustazah memegang kepalanya, ia mengusap usap kepala serta punggung Roy menikmati jilatannya sambil tak henti hentinya Roy menampar pantat montok itu.

Roy banting ustazah ke kasur suaminya, kemudian ia miringkan badannya ia bekap ustazah dengan memposisikan kontolnya memasuki liang memeknya, sambil memindahkan gstring itu kesamping,

"Masukin Roy". Bisik ustazah sangat pelan dikupingnya. "Antum yg punya wilayah"

"Apa?"..

Antum yg punya Ohhhhhhhh..


Ustazah menutup mulutnya sambil tak kuasa menahan nikmat saat batang panjang itu masuk kedalam, Roy goyang penisnya keluar masuk, susu montok ustazah bergetar, badannya mulai licin berkeringat, mulutnya tak henti henti meracau nikmat. 

Kamar ini menjadi tempat Favorit Roy mengeksekusi ustazah sejak idhul adha kemarin, mulutnya tak henti henti berdesah, mereka saling adu lidah, ludah, dan ustazah seperti pasrah membiarkan pemuda ini eksplor seluruh tubuhnya.
Dipakai pemuda ini..

Plok plok plok plok plok plok
Plok plok plok plok plok plok
Ahhhhh shhhhh ahhh shhhhhhh ahhhh

Sekitar 20 menit mereka memadu nikmat berganti posisi sampai akhirnya Ustazah menerima semburan Sperma Pria ini..
Gusttiiiiii.... CROTTT CROOTT ahhhhhhh..
Oohhhhhhh Royy nakal Bangeeett.. Ucap ustazah menahan nikmat.

Saat mereka sailing merapihkan diri, Ustazah mengangkat G String nakal pemberian muridnya ITU "INI dikasih tau pak ustad ga?" Ucap ustazah tersenyum,

"Kasih aja, supaya didoain" ucap Roy gila, ia juga tak tahu APA yg diucapkannya. Ustazah hanya terssnyum dan melempar anak itu dengan bantal yg ada dikasur suaminya.

Roy keluar kamar dan memasuki kamarnya. Ustazah tidur setelah kelelahan dihajar Roy. Ada beberapa pesan yg masuk ke hape Roy. Bahwa besok Pak Dharma hendak melakukan pengukuran.

_-__________



Pak Dharma sedang memegang Rol Ukuran lahan yg sangat panjang, mungkin panjangnya sampai 300 meter. Padahal, Roy sudah memberi solusi bahwa cara yg terbaik memgukur lahan seluas itu adalah melalui BPN, akan diukur memakai satelit sesuai dengan ukuran serifikatnya.

Di sertifikat itu lahan yg tertera adalah sekitar 4 hektar mengotak sampai menyentuh pinggiran sungai yg asri itu. Pak Kyai Basri datang pagi itu. Ia datang bersama ustad Juned. Ia melihat wilayah itu dulunya adalah hutan yg amat lebat, lebat pepohonan sampai ke pinggir sungai, sangat alami, sangat asri, letaknya pertengahan antara air terjun yg legendaris itu, dengan aliran sungai yg menuju belakang rumahnya. Memang sangat tepat bila menamai Guest House ini sebagai Wisata Pesantren. 

Dengan modal kolaborasi antara pihak Roy Dan investor juga diurus oleh Pak Dharma langsung bukan tidak mungkin bila penginapan INI akan cepat selesai dibangun. Juga nama paten pesantren yg disematkan ke penginapan ini, bukan tidak mungkin juga bakal diterima oleh masyarakat ini.

Sudah lama Pak Dharma tak mengobrol langsung dengan Kyai. Ia sangat segan terhadap Abah Haji Basri ini. Posisinya dimasyarakat ini amat terhormat. Ia juga tau bila Kyia Basri ini tinggi ilmunya, ia bisa Mukasyafah. Tanpa membutuhkan banyak waktu, Kyai bisa melihat bahwa orang ini memang sudah ada mempunyai tujuan dan niat yg baik. Meski pak Kyai tahu, bahwa Bisnis adalah prioritas utamanya, namun ia melihat bahwa orang ini ada keinginan untuk memperbaiki hubungannya dengan pesantren. Tapi pak Kyai mencium ada niatan yg tak benar dari orang ini. Ia masih melihat Aura yg jelek yg keluar dari pria ini. 

Sambil mendengarnya bicara menyapa mengucapkan selamat karena telah pulang haji dengan selamat, Kyai bisa melihat semua itu. Ia juga tahu bahwa Pak Dharma ini memiliki ilmu hitam. Ia masih memiliki ilmu itu karena terkenal swbagai jawara kampung. 

Yah.. Pak Kyai bisa merasakan semuanya... 

Itu dia kedatangannya bisa menyeimbangkan segalanya. Ibaratnya, ia adalah Paku Bumi dipesantren ini. Ibarat kebun bunga, pesantren ini, adalah kebunnya, sedangkan beliau adalah Tukang kebunnya. Beliau yg paling tau ilmunya agar kebunnya itu indah bunganya. Ia yg profesional mengurus kebun itu.
Seperti keputusannya menyuruh Roy kemarin.. Ia disuruh mengurusi lahan pesantren yg awalnya dipercayakan sebagai wilayah ustad Fian, namun Kyai melihat Roy sebagai pria yg memiliki Aura pria yg tangguh, kuat, cerdas serta cepat akrab dengan semua orang. Meski ia nuga melihat Bahwa ia masih nakal, tapi Alasan itu lah ia mempercayakan Roy mengurusi lahan itu ketimbang ustad Fian sendiri.. Itu juga yg dijadikan syarat bila ia ingin membangun penginapan disini.

"Doanya pak kyai semoga lancar" ucap Pak Dharma mencium tangan Kiyai.

"Aamin" jawab Kyai yg memang sama2 menginginkan kelancaran meskipun mencium niat yg tak baik dari pria ini. Pak Dharma pamit sambil membawa Rol Meterannya itu. 

Ia melihat Roy baru sadar bahwa kyainya kemari. Ia menghampiri pak Ustad Juned menanyakan kabarnya dan menanyakan Kyai,

"Syukrn kyai sudah sudi mampir", ucap Roy.

" Sudah berapa lama kamu berhubungan dengan pak Dharma ? Tanya Kyai sedikit khawatir. Ia hanya khawatir bagaimana jika Roy malah kena ilmu hitamnya, karena beliau melihat ada niat tidak baik dari orang itu.

"Sekitar sebulan yg lalu Bah, pas dia marah2 dipesantren".

Kemudian lagi - lagi ia melihat Roy, diam2 melakukan Mukasyafah, karena khawatir denhan anak muridnya yg masih nakal ceroboh ini. namun tak ada tanda2 aura buruk disana. 

Dan herannya.., 
Ia tetap tak bisa membuka Tirai rahasianya..

Apa anak ini punya ilmu, penjaga, atau ilmu yg diturunkan leluhurnya ? Pak kyai masih belum yakin. Ia masih belum bisa menembus tirai itu. Namun ia melihat Roy sebagai pemuda yg sangat bersandar hal2 yg rasional ketimbang yg dilakukannya sekarang. Ia meliaht Roy sebagai lelaki yg simpel yg mempunyai kemauan yg tinggi untuk pesantren nya.

" Ya sudah.. Pesan saya sebagai guru mu, harus jaga jarak dengan Pak Dharma, 

" ucap kyai jelas "Saya mencium niat yg tidak baik ke kita".

Roy bingung dengan ucapan Kyainya. Ada apa ini?, niat buruk apa? Ada rencana apa? Ucap Roy dalam hati. Begitu pula dengan ustad Juned yg terlihat bingung.
Kyai Basri bisa membaca suara hati mereka, ia tersenyum sambil bilang 

" jangan pusing - pusing, kaya mikirin negara aja" mereka semua tertawa, suara hati mereka terbaca,

"Pokoknya... Tetap jadi diri kamu sendiri, selesaikan proyeknya.. Jangan terlalu percaya dengan Pak Dharma".

'Inshaallah kiyai, semoga semua lancar..".

" pokonya Kalo ga besok, Lusa ustazah Sahla dateng sama Ryan " ucap Roy lagi

Mereka berpamitan sambil membiarkan Roy tetap mengukur tempat ini bersama Pak Dharma. Roy menunggu kedatangan Rombongan itu datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"