Langsung ke konten utama

Chapter 23 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 23:

Who's In Charged.. ?





Who's In Charged....

Kyai Basri sedang istirahat sendiri diruangan tengahnya. Tangannya ia taruh di senderan kursi. Sorban besar dan karismatiknya yg berwarna hijau masih menempel dipundaknya. Juga Jas hitam yg terlihat gagah pemberian Roy itu menempel dibadannya. Wajahnya melihat ke atas, memikirkan sesuatu.

Ustazah Laila datang menghampiri sambil membawa Mug besi membawa teh hangat untuk pak Kyai,

"Abah gagah pake jas itu" Ucap Laila tersenyum karena melihat suaminya keren sekarang.

"Namanya juga anak muda, pasti milihnya biar abah keliatan muda dan gagah" ucap Kyai memuji pemberian dari mantan santrinya yg dulu nakal itu.

"Tadi ami mau bilang terima kasih, tapi Royhan sudah pulang duluan" Sambil melihat Jas itu.

"Sudah abah sampaikan langsung".

" Tadi Bunda Ayni banyak cerita, Roy sudah banyak membantu Rumah tangganya".

"Itu dia abah sudah tahu, kenapa waktu kita mau berangkat haji itu, Abah memutuskan setuju, Roy dibawa kesini, karena suara hati Abah seperti ada alasan kenapa Roy kemari, abah hanya mengikuti suara hati ' Ucap Abah Haji mengusap dadanya mengingatkan Mukasyafahnya saat mengajar ngaji para ustad waktu itu

Ternyata... Benar kan.. Semuanya ini.. Sudah ada tempatnya.. Dan ada tujuannya.. Roy datang untuk membantu Ustad Fian.. Abah bisa ngelihat itu." Ucapnya tenang.

"Abah Udah liat lokasinya?", Tanya ustazah mengenai Rencana Royhan membangun penginapan itu.

Sudah tadi, " ia meminum air teh dari mug yg disediakan " Anaknya pinter mii, Lokasinya juga strategis, Dia Piawai juga melobby pak Dharma.. Dia piawai juga dekat dengan banyak orang, meski anaknya masih ceroboh, Tadi sedang mengukur manual, mungkin bertahap, tidak bisa mengukur semuanya langsung.. Abi juga memberi tahu agar hati2 ke Dharma".

Mudah2an nanti kedepannya ada kemajuan yah Bah, Bagus untuk Pesantren kita" Ucap Ustazah.

"Ammi seneng sudah bisa melihat Pesantren lagi, banyak tugas yg harus dikerjakan.. Emang Dharma kenapa lagi Bah.. Kata Bunda Ayni, Dharma sudah menghormati keluarganya sekarang, menghormati Pesantren?". Tanya istrinya Lagi.

"'Tidak tahu, Abah merasa da yg panas saat bersalaman dengan tangannya, ia masih meenggunakan ilmu hitam, Tapi abah tahu.. Ia cuma pion.. Ada Gurunya yg lebih jahat,yg lebih sakti... Abah bisa merasakan itu".

Ustazah Laila mengerti maksud suaminya, sulit dipercaya, ketika datang ke tempat ini ada saja yg tak senang dengan mereka dengan alasan tak jelas. Tapi itu Romantika membangun Pesantren. Ada suka ada pula yg tidak suka, dua - duanya pasangan ini bisa melewati lewat cara mereka sendiri.

Yang penting Pesantren kita berjalan sebagaimana mestinya Bah, Biarkan saja" Ucap Nyi Laila Optimis.

"Iya.. Tadi juga Dharma memang semangat ingin membantu Royhan dan membantu kita, cuma hanya " hati - hati" agar Royhan tidak terlalu percaya".

"Tadi Bunda Ayni ngomong" Ucap Laila sambil tersenyum, "Royhan biar santai tapi dia berani".

iya abah Tahu, Abah ga pernah Liat aura lelaki berani Roy, mangkanya Abi percayakan Agrobisnis lahan yg tadinya dipegang Fian, "..

Tapi..."

"Tapi apa Bah..".

Anak itu, Abah ga bisa ngebaca., lebih dalam.."

"Loh Bukannya abah udah bisa nebak dari sebelum Royhan kesini",

Cuma Kulitnya, abah ga bisa masuk ke dalam.. Ke rahasianya..".

"Ih Abah ga sopan". Jawab Laila yg melihat suaminya penasaran "Biarin aja itu Rahasia dia Bah.. Yg penting niatnya Roy kan bagus Bah....".

Sebentar.. Nanti Abah mau ajak dia ke lahan Pesantren belakang.. Abah cuma mau memikirkan masa depan Pesantren kita mi.."

"Ya udah hati2, salam sama Roy, terimakasih Udah bikin abah Gagah"

Ustazah Laila berjalan menuju kamarnya untuk istirahat. Setelah suaminya sudah keluar...

Hampir seharian ia tadi keliling asrama putri setelah 40hari lebih lamanya berada di Tanah suci. Banyak yg meminta cerita ketika beliau disana. Bu Kyai melayani pertanyaan mereka satu per satu. Ada yg senang, ada yg penasaran, ada yg meminta doa agar suatu saat bisa menyusul kesana.

Fasilitas Asrama Putri yg dia tinggalkan itu masih berfungsi sebagai mana mestinya. Dari mulai ketersediaan Air sampai urusan Dapur yg berurusan dengan kegiatan santriwati adalah domainnya. Mereka senang saat ustazah Laila hadir kembali ditengah - tengahnya. Mereka seperti merasakan kehadiran orang tua yg membuat hati mereka hangat.

Awalnya, Ustazah Laila tak begitu memperhatikan pemuda yg katanya sulit ditebak lebih dalam oleh suaminya itu. Namun Bunda Ayni, .. Ia yg terus menerus membicarakan Roy selama mengobrol dirumahnya tadi, membuat Laila lebih memperhatikan. Tapi dimata Nyi Laila... Tak ada yg special, hanya sikapnya yg sekrang sopan namun santai dengan badan tinggi besar itu. Ia juga bingung, anak santri yg dulu kerempeng tinggi itu kini seperti dikupas dari kulitnya.

Gagah.....

Namun.. Ini Hanya sekedar Between Girls.. Alias pembicaraan antar wanita. Ia tak terlalu memperhatikan lebih dalam. Hanya saja.. Suaminya...

Ya suaminya... Perhatiannya teralih saat suaminya bilang tak bisa membaca atau menebak lebih dalam tentang anak itu . Siapa anak itu ?. Kenapa tak bisa ditebak?

Memang, kemampuan suaminya itu hanya kemampuan yg lumrah yg harus dimiliki para kyai. Mukasyafah itu terjadi dimiliki oleh setiap Kyai yg tinggi ilmunya, seperti suaminya itu.

ustazah sendiri bersikap biasa. Ia tak terlalu memperhatikan hal2 yg seperti itu. Hanya saja.. ia menganggap, cita2 Abah basri itu sangat mulia mengembangkan Pesantren ini.
Dan ia bangga bisa menjadi bagian dari dipesantren ini.



_-_______________




Sang Kyai berjalan menuju asrama Pesantren. Ada yg malu - malu bersalaman dengan nya dengan cara menghindar, ada pula dari para santri yg bersalaman mengaharap berkah dari mudirnya itu.

Ia melihat ke foto - foto acara idul Qurban yg di pajang di Dinding Kaca Gedung Ri'ayah. Para guru yg mendapat jadwal mengajar hari itu tak ada satu pun yg bolos, tak ada yg berani bolos. Mereka tahu betapa tingginya Mukasyafah Kyai itu, bila urusan belajar mengajarnya tak benar, maka tak segan - segan Sang Mudirmenegurnya. Sang mudir ini sangat disegani, begitu pula istrinya Nyi Laila.

Ia Melihat Royhan yg berjalan ke gedung Ri'ayah berdasarkan perintah kyainya tadi. Ia memerintahkan agar Roy menemuinya setelah mengukur lahan Penginapan tadi, disana agar bisa dibawa ke lahan pesantren yg lain yg hendak digarap itu.

Ia juga melihat ustad Fian yg juga disuruh oleh Abah Haji menemaninya bersama Roy kesana.

Dari kejauhan Kyai Basri bisa melihat auraanak itu, tangguh sekali ia, namun beda dengan Ustad Seniornya Fian, ia lebih sam'an wa ta'atan auranya, lebih ke seseorang yg penurut. Kyai Basri sudah hafal sifat ustad senior yg mengajar dipesantrennya ini.

Royhan melihat Kyainya sudah bersiap di gedung Ri'ayah itu bersama ustad Fian. Ia selalu percaya.. Bahwa segala sesuatu yg terjadi pasti ada alasannya.. Setelah dua Bulan dan menemui Kyainya itu ia mulai mengerti sekarang. Ini alasannya kenapa yg dibuat disini, ucap Roy. Ia harus membantu pesantren ini setelah sekian lama dulu pernah membuat masalah disini. Namun ia masih ingat masa kenakalannya dipesantren ini. Bagi sebagian ustad Pula, begitu pula Kyai, mereka masih menganggap Roy anak nakal dulu, ceroboh dan nakal.

Bagi Roy..
Perjalanannya di Pesantren ini sekedar menenangkan Diri.

Roy bahkan masih ingat siapa anak yg diam - diam menyelinap membacok bahunya sewaktu tawuran sebelum ia datang ketempat ini. Roy hafal orangnya, tahu namanya. Dimana alamatnya. Dan Sebelum datang ke sini, ia meneguk banyak minuman keras sambil berniat menyerang balik orang itu, ia desire balas dendam.

Namun.. Seperti pepatah tua mengatakan.. Dendam hanya akan menghasilkan dendam yg lain. Kebencian akan menghasilkan kebencian yg lain.. Sampai mengambil seseuatu yg paling berharga dalam hidup.. Ketenangan.

Yah.. Roy sudah di ujung tanduk rasa gelisah waktu itu. Jauh dari ketenangan. Ia seperti ingin terun bebas dari tanduk itu. Tak perduli siapa atau keluarga atau orang yg disayangnya, ia ingin terjun bebas.

Setelah sampai disini..
Ia menemukan ketenangan itu. He just want to burry the hatchets. Membantu penghuni pesantren sesuai kemampuannya.

"Siap antum?" Tanya Basri ke anak ini.

"" siap Kyai".

"Mari Fian, ikut kita.."

Disamping Kyai ini.... Roy berjalan - jalan keliling lahan Pesantren yg kosong yg hendak digarap olehnya. Bersama ustad Fian mereka membicarakan sejarahnya.

Luasnya lahan ini mencapai 6 Hektar, karena luas tanah yg dibeli kyai sekitar 12 Hektar. Namun, belum semuanya dibangun. Baru setengahnya.

Sedangkan yg lain masih kosong terdiri dari hamparan darat, hutan, dan sawah.

"Coba antum disini ditanam pepohonan yg kira2 bisa menghasilkan ekonomi yg baik" 

Ucap Sang Kyai memakai sorban hijau peci putih dan jas hitam pemberiannya. Benar dugaan Roy, pak kyai pasti terlihat gagah memalai Jas ini. Melihat mantan muridnya yg melihat jas itu pak kyai tersenyum.

"Ada salam sari ustazah Laila, katanya makasih buat Jassnya buat Abah gagah",

Hehee.. Sama2 Kyai.. Salam balik"..

Ayahnya Roy memang bos perkebenunan kelapa sawit besar yg berada Di Kalimantan. Darah bisnis Agrobisnisnya mengalir ke aliran darah anaknya. Setelah berkonsultasi dengan Ayahnya, Roy tahu apa yg mesti dilakukan. Ia menjawab pertanyaan Kyai tadi..

"Ada beberapa bibit yg saya bagi.. satu yg disebelah sana , daerah kering.. Satu yg disana, daerah lembam.. Yg disana kita tanam bibit panennya cepat menghasilkan ekonomi (cepat panen), Dan yang satu itu, bibit yg akan menghasilkan panen jangka panjang, nanti bila sudah panen, Gedung perpus Kyai Jadi" Senyum Roy ke mudirnya.

Kan.. Baru di beri tahu tentang tugas ini Semalam, anak ini sudah tahu apa yg mesti dilakukan. Kyai tahu darah agrobisnis dari ayahnya mengalir ke anak ini. Pak Kyai senang dugaannya benar. Ia sudah mempunyai banyak Rencana. Berbeda dengan ustad seniornya Fian yg sam'an wa tha,'atan itu.

Meski begitu, tetap saja Pak Kyai hanya bisa melihat lapisan luar anak. Meski tebakannya benar sejauh ini, tapi ia tak bisa melihat lebih kedalam. Mungkin itu bakat, atau memang itu maunya Roy agar tak bisa dilihat Kyainya ini. Ia melakukan ini hanya ingin melihat perkembangan Pesantren kedepan dengan anak ini. Ia tetap melihat Aura tangguhnya.

"Antum petarung yah Roy", Ucap Kyai menebak.

Loh.. Kyai Tahu ?",

Ustad Fian hanya tersenyum mendengar Gurunya menebak anak ini.

"Cuma nebak.. Luka bacok diobatin ustad Fian juga keliatan dari sini"

Roy terkesima, ia normalkan nada suaranya agar tidak terlalu gugup

"Ana jadi atlit baru tiga tahun Kyai, tapi disempurnakan sama silat ustad boim disini",

"Antum pernah dikasih amalan sama orang ?".

Wah, kalo itu ga ke itung Kyai, ada yg ngasih air, ada yg ngasih doa, kan petarung diusahakan agar serangannya ga kebaca lawan, perang pikiran".

Nah itu dia, ucap Kyai dalam hati. Itu kelebihan yg dimiliki anak ini, sehingga tidak bisa ditebak lebih dalam.

Sebetulnya.. Mukasyafah Ini hanyalah kemampuan wajib dimiliki menjadi seorang Kyai. Berguna bila bisa melihat orang yg memiliki Aura Hitam atau hendak berbuat tidak baik dipesantrennya. Seperti alarm yg membuatnya bisa hati2, Ini biasa terjadi di dunia kyai, ini lumrah terjadi di dunia Pesantren.

"Tapi ingat, untuk jaga kesehatan aja" Ucap Kyai tak bisa bilang macam2, ia memang tak bisa membaca, tapi yg penting ia melihat aura berani dari anak ini, berkemauan juga berani.

"Iya Kyai.. Sudah dinasehati sama ustazah Ayni", Ucapnya melihat Ustd Fian.

Pokonya Mulai dimulai dari sekarang digarap berbarengan dengan pembangunan wisata Pesantren itu, Ustad Fian, nanti bantu apa aja yg dibutuhkan Roy, sediakan!!" Perintah Kyai.

Roy sedikit merinding ketika kepercayaan mengurus lahan milik ustad Fian itu kini ditangannya, bahkan kyai menyuruhnya untuk membantunya, bukan yg membuat keputusan.

"Siap Kyai".. Ucap Fian.

Saya pamit dulu, mau istirahat"

"Salam buat ustazah Laila kyai" Ucap Roy memberi salam untuk istrinya yg cantik itu.

"Inshaallah" Jawabnya yg tak bisa membaca pikiran mantan santrinya itu.

Setelah hanya berdua dengan Fian, Roy mengarahkan ustad nya ini agar mengikuti rencananya. Dan tak lama mereka pun pulang.


_-___________





Saat sampai dirumah, Ustad Fian melihat Ustazah Ayni sedang memakai gaun abu - abu dengan model sleting didadanya, ia sedang bercermin melihat penampilannya dikaca tengah rumah. Ia diberi tahu suaminya, bahwa Roy yg memiliki keputusan di lahan yg awalnya domain suaminya itu. Ia diberi tahu kyai.. justru diaygg disuruh membantu semua keputusan Roy.

"Masa sih bi ?" Ucap ustazah Ayni melihat Roy yg juga masuk kedalam dan berjalan ke arah dapur... Ustazah menggigit jarinya ketika menanyakan itu. Sambil melihat Roy ke arah dapur.

"Iya, Roy udah rencana tadi.. Dia yg nentuin"

Ustazah berjalan ke arah dapur mengikuti Roy, saat Roy selesai minum, ia melihat ustazah merapihkan jilbab abu - abunya dan merapihkan gaun abu - abunya yg didepan pejantan ini.

Roy menghampirinya dan membuka sleting gaun abu - abu itu.. Sreeettt.. Saat sleting itu kebawah. Toket mulus montoknya yg di terbelah bra hijau toska itu terlihat..

"Jadi.. Gimana dia yah bii.. Dia yg punya keputusan " Ucap nya dengan toket terbuka itu, Roy langsung menciumi belahan buah dada itu hmmm bau tubuhnya ditoketnya yg montok itu tercium, Roy jilat dan cupang gemas, cpokk

"Yaah begitulah, "jawab suaminya"

Shhhhhh

Shhhhhhh


Roy keluarkan toketnya, ia kenyot kenyot susu montok itu cpop cpok cpokk..

"Abis ini mau ngapain Roy
?.. Gimana keputusan antum",

Roy masih menyedot susu montok itu, menyedot nyedot putingnya Cokk cok cokk ahhhh 

Plop..

Ia lepas kenyotan itu..

Pak ustad kesana dulu dah.. Beresin rumputnya yg kering dulu",

Perintahnya, sambil berpesta kembali menyedot susu montok istrinya ini.. Slruppp.. Ustazah sampai menedahkan wajahnya ke atas, menerima serangan pejantan ini,

Shhhh shhhh shhhh

"Antum yg merintah hehee" ucap ustad Fian semangat. Roy angkat gaunnya ke atas, pantat montoknya ia remas remas nikmat.

shh shhh..

"Ummi.. Abii berangkat yah.." 
Ucap Suaminya setelah diperintah Roy

iyaaa....Harus kata Roy bi "Ucapnya Sayu..

Ahhsshhh" bisik ustazah dikuping Roy saat jari itu menembus memeknya.

Shhh shh shhhh..

Ia mendengar motor suaminya sudah berjalan, Ustazah menutup sleting dadanya dan memaksa Roy melepas jari nakalnya, ia berjalan ke arah pintu Rumah, menutupnya, dan menguncinya..

Roy duduk di atas sofa, dengan kontol yg ngacung ke atas. Ustazah kembali membuka sleting dada itu menghampiri Roy dan bersimpuh diselangkangannya. Dengan pelan ustazah membelai batang kontol itu, penguasa suaminya.. shhhh..

Ia jilati batangnya, lebih tepatnya keseluruhan batangnya. Sambil mengangkat gaun abu - abunya ke atas..

Astaganaga!!.. " ia pake G string semalam okhhh shhhhh" 

Seksi sekali pantatnya, ustazah tersenyum mendengar desisan pria ini, "Antum Suka?" ia mengangkat pantatnya lebih menungging ke atas..

"Banget.."..

Ustazah sepong kontol pejantan itu sambil mengocoknya, tiap Roy menggampar pantatnya, ustazah mendesah manja ahhh PLAK ahh PLAK!!/ahh..

Setelah basah batang kontolnya dilumuri ludah ustazahnya ini, Roy angkat ustazah mendudukinya, ia buka pinggiran G string seksi itu ke samping, sambil menyelipkan Kontol 8 incinya kedalam,

Blesssss!!!!!

Ooooooohhhh Shhhhhhhhhhhh

Kini, ustazah yg aktif, ia ingin memuaskan pejantan yg menguasai suaminya ini, ia ulek ulek kontol Roy dengan G string seksi itu..

Okhh
Okhhhh
Okhhh
Okhhhhh

Plokk plok plok plok plok..

Ahhh Shhhhh Gaawdd shhh okhhhhhhh
,

Pantatnya sangat seksi diliat, saking gemasnya Roy tampar beberapa kali pantat itu dengan Liarnya, sambil menyedot susunya dalam - dalam, Jeeess slropp slropp slroop cok cik cok

Plok plok plok plok plok plok
Plok plok plokk plokkk,

" Enak stazah ?,
"

"Okhhh banget",

Ustazah seperti terdidik, Pejantan ini yg berhasil mendidiknya liar, menjadikannya pemuas nafsunya..

Okk okkhhh okhhh okhhhh okhhhh.. Roy mulai merasa memeknya bergetar getar, cengkraman tangan dibahunya semakin kencang..

Keluar ?.... " Tanya Roy.. " Keluarin aja.."

Iyah iyah iah ustazah keluar ustazah keluar AAKHHHHHH, SERR SERRRRR SERRRR, cairan itu banjir membasahi selangkangan dan sofa suaminya tepat saat ustazah mencabut kontol itu..

Okkkhhhhhhhh,

Ia membalikan badan, membelakangi Roy, pantat G string nya itu membahagiakan mata Roy. Begitu montok putih dan seksi, juga licin berkilap karena peluh.. Ia masukan kontol Roy kedalam, saat Turun..

Blesshhhhhh..

Ahhhhhh... Goodness


Ustazah mengendari Kontol pejantan itu seperti Rodeo... Meng ulek ulek liar kontol pengendali suaminya itu.. Roy remas remas toketnya dari belakang sambil mendengar desah dan jeritannya dirumah ini

OUHHHHHHHHJJHJJHHHHHHHH.. Semuaaaa milik ANTUUUUUMMMM.. AKKHHHHHHHHHHHHHHHH

CROTTT CROTTTTT CROOTTTTTTTT

Ohh my... Banyak sekali peju Roy masuk ke dalam.. Ustazah sampai takjub melihatnya..


Ahhh ahhh ahhhhh uhhh, 

Mereka berciuman di posisi itu, dengan liarnya...

Setelah Rapih - Rapih...
Ustazah kembali menciumi Roy.. Ia membereskan jilbabnya sambil sesskali mengelus Rahimnya, Dengan senyum manja ia menghampiri Roy dan bilang..

"Aku telat sebulan.." ucapnya pelan.. Roy sedikit kaget

"Nanti mau beli tespek.
." ia mengusap kontol Roy " Hasilnya... Mau Dikasih ke Pak Ustad.... " Bisiknya lagi pelan. Sambil tersenyum mengusap ngusap Kontol itu.

Ohh God...

You Do The Math...






_-_____________





Meski hari sudah siang... Ustazah Laila sedang mengobrol dengan Ustazah Ipah siang itu. Mereka sama - pulang dari Gedung Ri'ayah setelah pulang mengajar. Mereka terlihat lelah, namun tetap senang. Tak ada habisnya topik yg dibicarakan bila mereka sudah mengobrol.

Namun, Laila merasakan ada yg menjadi beban dipikirannya. Seperti ada permasalahan dengan ustad Juned,

Laki ana begini.. Laki ana begitu..

Begitulah bunyi curhatan yg keluar dari mulut ustazah Ipah ke ustazah laila. Sampai akhirnya ustazah Laila menembak langsung..

"Ada apa sih Ipah Cantik" Begitulah cara Ustazah Laila biasa memanggilnya, memang itu sudah menjadi panggilan Kesayangannya, karena Ipah adalah paling cantik dan manja diantara ustazah lainnya, namun juga paling gigih bila sudah menginginkan sesuatu.

Ustazah Ipah Ragu, bila dirinya hendak menceritakan hal yg tidak beres dari suaminya itu ke Nyi Laila, ia kembali mengingat ke peristiwa 6 Hari sebelum dia menjemput ustazah Laila dan kyai ke Bandara..

6 Hari Lalu.. Malam pemutaran Film santri..

Setelah selesai acara pemutaran itu, dirinya merasakan suaranya sedikit serak. Karena tak hentinya menjerit liar dan kencang tadi saat digagahi pemuda yg memberinya rasa aman itu..

Ia pulang dengan mengatur Ritme berjalannya itu..

Sampai dirumah...

Ustazah Ipah semakin khawatir dengan sikap suaminya akhir - akhir ini. Bukan hanya saja terlihat aneh membalas chat dari teman sekampusnya itu, tapi juga menemukan sesuatu.

Sebetulnya simple apa yg harus dilakukan pak Suaminya. Sebagaimana yg dilakukan orang2 yg lain pada umumnya. Merasa marah ketika istrinya digoda, dan tegas berani menghadapinya untuk tidak mengganggu lagi.

Namun hal tersebut tidak terjadi..

Ustazag Resah, tak memiliki Rasa aman. Suami nya malah mencla - mencle, tak tegas, plin - plan, tak tahu apa yg mesti dilakukan.

Dan yg lebih parah.. Malah membalas chat teman sekampusnya itu, seakan - akan istrinya yg cantik itu yg melayani. Ini bermain api namanya.

Malah kenyataannya ketika malam itu, ia merasa... Pegal.

Setelah ditiduri oleh pria yg memberinya rasa aman dan memuasi kewanitaannya digedung perpustakaan yg belum jadi itu, saat pak ustad sibuk tak membalas chat suaminya.

"Udah pacaran sama Andinya ? " Tanya istrinya jengah malam itu.

"Makin kepancing aja loh Mi, abi cuma mau mancing, bingung jawabnya".

Lagian abi apa - apaan sih, istigfar, itu mancing di air keruh namanya, mancing api, , Abi kan tahu, kalo selama ini Andi yg deketin ummi, kenapa abi pancing, Abi bukannya tegas!!,

"Tenang abi cuma mancing Ringan"".

" Bahaya bii.. Gimana kalo Andi pikir Ummi kerayu.. apa apaan sih bi.. Males banget.. Kalo curiga jangan main api.. Ummi jadi malu sekarang kalo ke kampus"


Ustazah Ipah mengambil hape dari suaminya malam itu. Ia membaca rentetan pesan yg dilakukannya itu. Rentetan pesan itu memakai bahasa yg manja sebagai mana seorang pasangan saling menggoda.

Ia baca... Saat Abi Juned membalas bahwa ia yg mengetik semuanya, Andi Tak berhenti membalas pesannya, malah menantang.. Malah berani ia bilang " Mana istri antum tad, mau ngobrol".

Berhenti sampai disitu...

, "Tuh kan, dia nantangin, Abi ga mesti Ribet sebenarnya, bilang aja teges, tuh dia makin berani... Soalnya abi ga teges, namanya juga anak begini (ustazah memperlihatkan jari sableng ke dahinya), Maunya abi apa sih?".

Ustazah merasa aneh, ia melihat.. Kenapa suaminya seakan akan menikmati ini.. Menikmati.. senang bila istrinya digoda pria lain.

Astagfirullah..

Ustad Juned hanya meminta maaf waktu itu. Meninggalkan ustazah ipah dengan kebingungan akan keanehan suaminya itu. Ustazah menemukan yg baru disini. Terutama setelah mimpi suaminya itu.

Hayo cerita ipah Cantik ada apa?" Tanya ustazah Laila mengagetkan lamunannya sekarang.

Apa ia harus menjelaskan keanehan suaminya itu ke ustazah Laila ?.. Apa yg akan dibilang Nyi Laila bila ia curhat masalah ini ?.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"