Langsung ke konten utama

Chapter 24 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 24:

Taken While Anniversarry

 

( 5-6 Bulan yg lalu )

"Kamu yakin ?" Ucap Mbak Wati, Ia duduk dengan wajah bingung di kursi mobil setelah pulang dari ruang sidang tadi.
"Yakin kenapa Mbak ?" ucapku bertanya - tanya.

"Yakin kalo dia ngeliat..?"

Ohh iya Aku baru sadar, ia membicarakan sikap suaminya yg tak sengaja melihat kami pelukan diruang sidang tadi. Pelukan refleks, yah mungkin bagi Mbak Wati itu pelukan refleks, tapi sangat empuk..

"Kayaknya" jawabku.

Ia terlihat bingung, mungkin ia hanya refleks memelukku singkat karena mendengar vonis suaminya yg pendek itu, sekedar ungkapan bahagia, setelah yakin bahwa suaminya jelas melihat..
"Kenapa Mbak ?" Tanyaku sambil melihat gesture gelisahnya.

"Aneh aja...
masa ngeliat istri sendiri digituin diem aja.. Payah..". Ucapnya menjelaskan sedikit menganggap rendah dengan sikap suaminya.

hahahaha"

Ia menganggap rendah dengan sikap suaminya, Melihatnya bersikap seperti itu, Kontolku mulai mengembang..

Bukannya sehabis sidang tadi mbak ngobrol sama dia..?"..Tanyaku.

"Itu dia.." jawabnya.." ga berani ngomong apa2... Masa takut ngelarang kamu.."

_-__________________

Itu adalah percakapan yg ku ingat beberapa Bulan yg lalu ditempat vonis persidangan Hendra dan Tono waktu itu. Odd conversation, tapi menjelaskan segalanya.

_-_________

Butuh waktu lama untuk mematangkan perencanaan pembangunan Guest House itu. Beruntung Royhan sudah memegang orang2 penting di daerah itu. Jadinya, pekerjaanku tidak terlalu sulit.

Tinggal aku menyusun persentase berapa keuntungan yg bisa didapatkan oleh semua pemegang saham di proyek itu.

Pak Suprapto memang bukan orang sembarangan. Tentu Milyader sepertinya bisa dengan mudah membangun penginapan itu dengan uang miliknya sendiri. Tanpa bantuan dariku, namun karena ini adalah hasil karya anaknya, yg kudengar sedang mencari ketenangan dipesantren itu, ia ingin melepas proyek ini semua ditangani anaknya melalui bantuan pengalamanku. 

Aku percaya Pak suprapto, terlebih lagi, aku percaya kepada Ustazah Sahla, yg membuka pintu pengembangan proyekku dipesantren itu. Kebetulan Anies memang mengajar disana.

"Pak, ada telepon", Ucap Cepi yg menghamburkan kegiatanku di sore hari ini dikantor.

Penggaris, gambar, map, Site plan, berserakan diatas meja kaca tamu itu, aku ambil telepon itu ternyata Mbak Wati bersuara dari ujung telepon itu.

Ryan.. Besok suamiku bebas, pak anton si pengacara itu ingin kamu datang pas pejemputan".

Suara mbak wati terdengar sedikit serak, lama setelah saling peluk diruang sidang itu aku tak mendengar kabarnya,

"Tono juga keluar?",

Iya, sarah juga ada nanti disana".

"Oh yaa.. Kumpul Reuni kasus inih?"

"Hehee.. Bukan syg, kata Mas hendra katanya mau terimakasih sama Ryan buat pembatalan tuntutannya, kalo dituntut kasus itu kan bisa lebih lama".

" Ya sudah.. Inshaallah saya datang",

"Ditunggu ya.. Jam 09 pagi di depan lapas",

" Oke.. ngomong2 lagi ngapain nih?", 

"Lagi nyuci.."

"Hmmm.. Pake baju apa?"..

Lagi... Yah seperti biasa lagi lagi menggodanya..

Kenapa, Mau tau banget?" Ucapnya, aku bisa melihat senyuman diujung telp itu.

"Hmm.. Banget, kayaknya ga pake apa2"..

Tebak aja terus",

Ah dia sendiri tidak melarangku, malah balik menggoda..

"Pake sarung, ga pake apa2, mulus wangi sehabis lulur buat suami'

Hahaha.. Detail banget" 

"Bener kan?".

Kalo Lulur bener, aku baru abis lulur.. Kamu tau kan aku sering lulur buat Anniversarry suami" Ucapnya pelan 

Tapi aku ga pake sarung" Ucapnya lagi," Cuma cangcut kecil warna ungu

"Masa, coba liat, halo.. Halo". 

telepon ia tutup. 
Sial, mahmud berpantat besar itu mempermaimkanku. kontolku ngaceng, dari lama aku memang terus menggodanya agar mengulangi peristiwa terkutuk itu, peristiwa ketika pertama kali suaminya dipenjara, namun ua membangun tembok yg besar agar tak tersentuh olehku. Ia memang membuat komitment dengan suaminya bahwa kejadian itu tak mungkin terulang lagi.

Dan komitment itu memang ia jaga. Padahal Aku ingin merasakan badan luluran yg ia persembahkan untuk Anniversarry Suami nya itu. Berkali - kali aku menggodanya namun selalu high n dry. . Di ruang sidang itu berulang ulang kali Wati selalu memberitahuku bahwa badannya mulus karena luluran untuk suaminya. just wanna test The Water.

_-__________


"Ana kenal daerah yg mau dibangun ini Ryan" Ucap Ustad Ali yg sore itu datang ke Rumah ku sambil melihat persiapan untuk menuju kesana. 

Ia melihat peta Site plan yg awalnya dikirim secara otodidak oleh Royhan yg kemudian disempurnakan oleh timku, 

"Ini memang lokasinya ga jauh dari sungai, disebelah sini, Ada tepian Jurang yg berbentuk tebing melandai kebawah, wah oemandangan gunung2 terlihat dari sini.. Gau jauh.. Sekitaaaarr.. Sini.. Ini letak air terjunnya.. Panjangnya mungkin hampir 30 meter, kalo kamu Liat, dijamin betah, ga mau ninggalin tempat ini.". Jelas ustad Ali sore itu.

"Pak ustad Pernah melihat air terjun yg dibogor itu kan, curug yg kalo kita kesana harus merangkak ?" Ucapku menanyakan tempat wisata yg pernah kami datangi di Bogor itu, jalan menuju kesana memang sangat berat, menanjak, merangkak sampai akhirnya bertemu dengan air terjun terpanjang yg pernah aku lihat.

"Ohh itu... Jauh kemana mana yan, lebih bagus yg dipesantren ini".

Berita bagus, ini bisa menjadi tambang emas. Aku sampai heran kenapa sampai sekarang belum ada yg berani membangun penginapan disana.

Pertama.. Aksesnya jauh.. Lokasinya juga tersembunyi, hanya orang yg suka berpetualang sejati yg pernah kesana, kedua.. Masyarakatnya.. Masih ga bisa nerima dengan kehadiran penginapan disana.. Tapi antum punya akses.. Royhan yg disana sudah dekat dengan pesantren dan tokoh masyarakat disana.. Ana kira, tidak terlalu sulit nantinya" Ucap Ustad Ali menjelaskan.

"" Nanti kita berangkat, dari kota Bogor sekitar siang, karena ada jama'ah Umroh yg ingin beryemu dengan saya, sampai di kampung sini sekitar pukul 09 malam, kita menginap semalam disini, terus besoknya kita berangkat dengan badan segar ke pesantren." Ucapnya lagi panjang lebar.

"Kenapa ga langsung ke pesantren aja tadz ?",

"Kemaleman, tidak enak sama abah Haji, ana juga ada mantan murid yg kebetulan tinggal disitu".

Siap Tadz, Mobilnya udah bers tuh

Aku menunjuk ke salah satu mobil double cabin berwarna hitam yg dimodif Kardi. Mungkin bisa dibilang hotel dadakan berjalan. Karena sambil jalanpun semua bisa berkemah di atasnya. Mobil itu dimodif seperti diberi keranjang besi di atasnya. Dan dibawahnya ada tangga menuju bak yg isinya adalah barang2 persiapan kemah dan alat2 untuk memulai proyek pembangunan. Didepan keranjang besi itu sudah disusun lampu tembak berukuran besar berjejer rapih untuk membantu penglihatan malam hari.

"Wahh.. Bagus.. Kalo bisa semua mobilnya ukuran segini semua yan, soalnya jalan kesana berat medannya.".

Beres tadz, kita berangkat Lusa, saya persiapkan mobil satunya lagi..".

"Ane dengar Abah Haji sudah ada diPesantren, sudah lama tidak kesana".

Kalo bukan karena Pak Ustad Juga, saya ga bakal bisa kesana tadz" Jawabku. Ustad Ali memasukan kedua tangannya ke celana bahan berwarna hitam, ia memakai koko merah sore itu, beserta peci hajinya. Ia melihatku, dan memahami bila aku sebenarnya sedang mengalami krisis kepercayaan..

"Kasus hendra tono udah selsai kan?",

Besok malah mau bebas katanya tadz, saya disuruh kesana",

"Dateng aja, tapi jangan memulai lagi, itu kan masa lalu" Nadanya seperti seorang guru menasehati muridnya untuk mulai membangun kepercayaan kembali.

"Inshaallah Tadz",

Ya sudah ana pamit dulu, ustazah udah mau belanja buat masak2 kepergian nanti",

"Jangan repot Tadz, banyakin aja masaknya",

" Hehee.. Antum mau masak juga ga? Apa nitip aja mau dimasakin aja sama ustazah 
?".

"Jangan repot2 tad, bakakak ayam aja",

" Hahaha.. Itu sih bukan repot lagi.. Minta itu sih sengaja",

"" Salam ya tadz buat Ustazah",

"Yaa.. Jangan lupa, kita berangkat lusa agak siang, Ustad mau urus jama'ah yg mau umroh dulu",

" Inshaallah",

_-_______________


P.O.V 3rd

Mbak Wati sedang memesan Villa penginapan untuk merayakan keluarnya sang Suami dari Lapas. Butuh waktu tiga sampai enam bulan menunggu, Sukur untuk tuhan dan juga Ryan yg tak menuntut suaminya lebih, dan juga suami temannya itu sehingga hukumannya sangat Ringan.

Sengaja Wati memesan Villa, karena ini bukan sekedar perayaan keluarnya Mas Tono dan Hendra suaminya, melainkan perayaan Hari anniversarrynya.

Sebetulnya, hari ulang tahun pernikahannya itu jatuh seminggu yg lalu, namun karena suaminya dikeluarkan minggu ini, ia pending acara itu sampai sekarang.

Dihari Ulang tahun pernikahannya itu, Wati sudah bercengkrama dengan suaminya ketika ia menengoknya minggu kemarin. 

Mereka saling sayang - sayangan saling berpelukan, bahkan hendra bisa mencium wangi tubuh istrinya yg hampir tiap hari luluran itu. 

"Suprise buat Mas di perayaan anniversary kita nanti" Ucap Wati.

"Ga sabar".

"Hmmm.. Wangi loh" Ucapnya sambil mencium ketiaknya.

Hendra mengusap penisnya, ia tak sabar menunggu keluar dari tempat ini dan bersetubuh dengan istrinya yg berbadan wangi itu, sayang harus seminggu lagi lamanya. Wati berulang kali menggodanya lewat bahasa tubuhnya sambil tersenyum, bahwa ia melakukan luluran untuk suaminya. 

Hanya saja, tentu Wati tak menceritakan mantan Boss suaminya yg sempat menghajarnya itu sempat mencium wangi tubuhnya Ia sangat mau menciumnya lagi. Tapi ia Komit dengan janji suaminya. Sangat mustahil mengulang itu lagi. Like imposible.. Bisa masuk ke tubuhnya yg luluran ini. 

Bisa dibilang, Wati Khilaf tidur bersama Ryan di awal awal Suaminya dipenjara itu, walau tak bisa membantah kesenangannya.

Apa yg terjadi di luar penjara itu, biarlah terjadi diluar penjara itu. Baik Hendra maupun Wati tak pernah berani mengungkitnya, mereka diam dan komit dengan janjinya. Nampaknya, mereka sudah melupakan kesalahan itu dan tak lagi mengingat dan mengulanginya. 

Meski entah apa yg terjadi dipikiran Wati Dan Hendra saat ini ketika mengingat kejadian ketika awal2 Hendra dihukum Bui itu. Namun tetap, Hendra menaruh curiga mesti mereka sudah berjanji dengan komit untuk tidak membicarakannya lagi. Ia menanyakan Mantan atasannya itu.

"Ryan suka main ke rumah mah?",

Wati tersenyum, masih saja Suami nya menaruh curiga terhadap lelaki yg pernah mengahajarnya dulu..

Pernah sih." Ucap Wati.

Seketika wajah Hendra bermuka masam, ia mengepalkan tangannya dan menatap dengan tatapan kosong. Mbak Wati tak tahan dan tersenyum melihat gelagat suaminya 

"Ya Ampun Mass.. Aku Cinta Mass.. Ga mungkin aku ngulangin kesalahan seperti waktu itu.. Aku cuma mass seorang, ga mungkin jatuh kesiapapun " Ucapnya.

"Apalagi, kepelukan orang yg pernah ngehajar Mas" Jawab Mbak Wati menenangkan Suaminya.

Perkataan itu menjelaskan semuanya, yah itu menjelaskan semuanya, setidaknya itu yg dipikirkan hendra. Ia merasa tenang. Saat mereka asik mengobrol, terlihat warga keturunan arab sedang membersihkan kamar lapasnya. Ia melihat ke arah Hendra dan Wati yg sedang mengobrol diteras taman didalam Lapas itu. 

Teras itu memang diperuntukan khusus untuk para tamu Napi yg hendak menengok. Entah apa yg dilakukan warga keturunan arab itu hingga sampai masuk ke lapas ini, melihat lebih kedalam kamar lapas mereka itu ternyata sangat mewah,

Terdapat pendingin Ruangan dan tivi, serta kasur tidur yg empuk. Sebetulnya, Hendra Pun ingin berfasilitas seperti itu, namun kamar yg mewah itu hanya diperuntukan buat mereka yg tak peduli dengan uang.

Setelah mendengar penjelasan istrinya tadi, menenangkan Hendra. Itu yg paling ditakutkan Hendra, mungkin ia marah tak karuhan bila istrinya bersetubuh dengan pria lain , namun ia bisa menerima dan sabar meski tak mau menerima kenyataan penisnya keras bila melihatnya. namun justru yg lebih ditakutkan Hendra, bila istrinya itu jatuh atau suka dengan Ryan, bisa jadi mimpi terburuk dan sangat bahaya. Ia takut istrinya memiliki kesan yg tak pernah dirasakan sebelumnya dari dirinya, ia takut terkesan bersama bersama Ryan. Ia takut istrinya malah suka. Tapi penjelasan terakhir istrinya tadi , menenangkan hatinya. itu bisa menyebabkan mimpi terburuk dalam hidupnya bila terjadi.

Penjelasan tadi membuatnya tenang. Tak kuasa bila istrinya suka kepada lelaki yg pernah menonjok wajahnya sampai bengap itu, bahkan sampai sekarang ia masih bisa merasakan rahangnya masih sakit.

"Papah kenapa?, Sakit". Tanya Mbak Wati melihat suaminya mengusap usap rahangnya.

Tonjokan waktu itu.. Shhh.. Masih kerasa"Ucap Hendra.

Istrinya tak percaya mendengar ini. Ryan menonjok suaminya itu sudah agak lama, sekitar lima bulan yg lalu. Mana mungkin nyerinya masih sesekali dirasakan olehnya. Apa sebegitu kerasnya Ryan memukul suaminya? 

Anehnya, inner - Slut dalam dirinya bangkit mendengar itu, membuat selangkangannya sedikit lembab ketika tahu suaminya masih sakit saat ditonjok Ryan. Bahkan pria yg pernah menonjok suaminya itu pernah bersamanya sebentar. Wati menggelengkan kepalanya melupakan itu di depan suaminya. Namun inner - slutnya bilang ia suka melihat suaminya masih sakit karena ditonjok Ryan. ia bahkan menanyakan itu sambil sedikit menggigit bibir bawahnya.

"Koq Bisa sih pah,? Kan udah lama".

" Kata dokter yg pernah meriksa papah, rahang papah emang patah, jadi kalo tidak ditangani secara medis lama pulihnya".

Lagi Wati menggigit bawahnya

"Ya sudah, nanti keluar dari sini kita ke dokter"

"Jangan kedokter, kita langsung ke villa. Papah ga mau kehilangan waktu". Ucapnya sambil tersenyum menyenggol payudara istrinya.

ihh Mass, ga sabaran apaan sih".

"Hehee.. Mas emang udah ga sabar".

" Yah.. Minggu besok kita rekreasi, langsung rayain anniversarry di villa"

Mereka saling mencium kening mereka masing - masing.

_-_________________


Malam itu, saat sebelum penjemputan suami mereka di keesokan harinya, Wati dan sarah mengobrol disuatu rumah makan. Mereka bertukar pikiran, bertukar info juga membicarakan suami2 mereka. 

Tak terlepas pula mereka menceritakan skandal mereka masing - masing.

Sarah yg memang dari awal sudah curiga berkali kali memancing Wati agar terbuka dengannya mengenai Ryan. Tembok menutup diri Wati yg tebal itu akhirnya tumbang malam ini. Sarah sampai menutup mulutnya tak percaya tentang kisah sahabatnya ini dengan Ryan.

"Gw ga nyangka, nakal juga kamu Say?"

"Aku juga ga nyangka, siapa yg nyangka, org salah suamiku juga, tapi itu cuma ga bakal terulang",

Sarah tertawa, ia juga menceritakan skandalnya dengan Anton, ia cerita sudah hampir tujuh kali ia melakukannya dengan Anton, 

itu sih Overdosis" Jawab Wati.

"Abisnya..",

" Abisnya apa.. Dasarnya aja Doyan " 

"Hehee.. Eh ngomong2 tadi aku ketemu mang Ujang, katanya Lusa Ryan mau ada proyek tempat jauh di luar kota",

Oh yah, Proyek apa?",

"Penginapan gitu kataknya",

" Hmm.. Suami kita bisa kerja ga yah kesana",

"Gw angkat tangan deh, hahaha, ga percaya kalo Ryan masih percaya, coba aja.. Kamu bicara private sama Ryan" Bisik sarah.

"Enak aja, aku ga bakal rahasia rahasiaan sama Mas Hendra",

"Lah Itu kemarin?",

"Itu bukan Rahasia.. Lagian itu cuma terjadi sekali, ga bakal terjadi lagi.."

"Lah emang Mas Hendranya tahu".

Wati menganggukkan Wajahnya.

Ouwhh.. Gila banget lu Wat.. Lebih gila dari Gw.. Gw jadi pengen hahaha.. Apa ga marah itu Mas Hendra, ?"

"Gw juga ngerti, tapi Hot sih" Jujur Wati sambil senyum, "Itu salah dia sendiri ga jadi laki seharusnya, tapi itu ga bakal keulang,"

"Gila.. Lebih gila dari gw ternyata hahaha.. Gw jadi pengen ",

"Jangan.. Elu jangan sampe kepikiran mau kaya gitu.. Ujung2nya nyesel".

Nyesel lagi - lagi kalee"

"Ihh.. Elu yah gw kasih tau ngeyel",

Heheee.. Terus nanti gimana kalo Mas Hendra keluar" 

"Aku liat sikap suamiku aja, Kalo masih aneh, aku ga tau bakal gimana".

Sarah tersenyum..

Hihii.. Tapi lu harus ngobrol sama Ryan Wat, buat masa depan kalo suami kita di ajak keproyek itu",.

"Besok Divilla kita bicarain nanti",

Mereka makan malam dengan suka cita sore itu.


_-_________________

Rasanya, sulit Buat Intan untuk bisa Ikut berangkat ke proyek menuju pesantren itu. Meski sudah berkali kali dirayu olehku dan oleh ustazah Sahla, Tetap saja ia tak mau ikut. 

Ia memang ia merasa kasian terhadap Azka bila harus ikut, karena mendengar perjalanannya yg sangat jauh itu, dan memakai kendaraan Double Cabin menuju kesana, intan pasti sudah merasakan mabuk terlebih dahulu, dan menolak untuk ikut.

Terpaksa aku harus semobil dengan ustad Ali dan Ustazah Sahla nanti pikirku, meski ada satu lagi double cabin yg sedang dipersiapkan oleh Kardi, namun nampaknya itu hanya menjadi pekerjaan sampingan Kardi, tak mungkin aku membawa dua Mobil kesana.

Pak Suparapto sudah meneleponku berkali - kali. Ia membawa Rombongan bersama orang2 kepercayaannya menuju pesantren. Ia bahkan membeli double kabin yg diperuntukkan khusus untuk anaknya. sebagai hadiah atas perubahannya selama ini. 

Aku kabarkan bahwa perjalanan ini, akan membutuhkan waktu dua hari atas kemauan ustad Ali sendiri, karena nampaknya akan menginap dijalan, itu dia alasannya Kardi membuat Saung dadakandi atas mobil itu.

"Bisa di atur Ryan, saya juga pengen pelan2 soalnya Bawa Rombongan kesana". Ucap Pak Suprapto.

" Siap Pak, aku kabarkan lagi besok bila sudah siap..". Ucapku.

Besok memang waktu keberangkatannya. Aku masih menyuruh Kardi untuk melanjutkan modifikasi Double kabin itu. Meski ia mendengar hanya memakai satu Mobil yg hendak dibawa. Aku menyuruhnya memasangkan lampu tembak dan bemper besi didepan agar semakin nyaman. 

"Nanti sore saya ke Rumah Mang",

Boss bukannya mau jemput Pak Hendra hari ini".

Lumayan kaget, ternyata ia tahu informasi itu. Tentu ia tahu. Rezza pasti memberitahukan orang ini, mengingat Rezza dan Hendra sudah seperti Role Model untuknya, terutama Rezza yg jadi ketua ormas itu. Dendam lama bersemi kembali. Atau mungkin mereka sudah saling akrab sekarang. Tapi aku tak begitu peduli,

"Iya, sebetulnya saya Males Kar, tapi Mbak Wati sama Sarah mau ngerayain sambil sekalian ngucapin terimakasih katanya, soalnya ga nuntut banyak waktu itu".

Nanti sore juga saya mau nemuin Mereka Boss, mau ngucapin selamat",

"Selesein dulu lampunya",

" Siap Boss".

Aku pamit untuk segera pergi ke lapas pagi itu.

_-___________


Suasana sangat Ramai diluar Lapas, ternyata bukan cuma Hendra dan Tono saja yg keluar, tapi banyak narapidana yg keluar hari ini. 

Betapa kagetnya aku melihat Wati pagi itu. Ia memakai jilbab coklat dan kemeja coklat yg ketat serta Rok abu2nya yg tak bisa menutupi pantat banyaknya. Saat aku bersalam dengannya wangi tubuhnya dari hasil lulurnya selama ini makin tercium. Hadiah anniversarry katanya.

Saat keluar, terlihat Hendra dan Tono yg semakin Kurus. Mereka seperti kekurangan Gizi. Aku bersalaman seperti biasa menyambut mereka, tak menunjukkan wajah senang, tak menunjukkan wajah masam pula. Wajahku datar, menunjukkan aku masih malas dengan kelakuan mereka.

Begitu pula dengan istri2 mereka, entah kenapa, melihat suami mereka yg kekurangan Gizi itu, membuat Wati ataupun sarah merasa Ragu berpelukan dengan suami mereka masing2,.

"Mamah cantik banget" begitu ucapan Hendra ke istrinya. Melihat suami nya yg kurus kering itu ia merasa canggung saat memeluknya. Ia bahkan melihatku,

Seakan akan aku lebih pantas memeluknya ...

Wati merasa sia - sia memakai pakaian serapih ini. Namun ia tetap tak ingin membuat suaminya kecewa, 

"Mas tuh terimaksih sama Ryan, sengaja mamah ajak kesini, supaya Mas terima kasih karena tidak menuntut banyak waktu itu.

Baik Hendra maupun Tono merasa sungkan menatap mataku. Mereka tak berani bersalaman hanya berkata terbata bata 

" M-Maksih Ry-an".

"Yuk kita berangkat, Ryan mau ikut ga ke villa penginapan, sekedar ngerayain hari ini, juga hari anniversarry Wati katanya" Ajak Sarah sambil tersenyum. 

"KITA TRAKTIR deh, udah kita siapin.."

Tidak enak bila harus menolak, mengingat Wati sudah mengajak dari minggu kemarin. tidak ada salahnya aku minum dan makan satu dua kali untuk menghormati undangan mereka. Anton pun yg menjadi pengacara itu ikut satu Mobil bersama Sarah dan Tono. Sedangkan aku bersama Wati dan Hendra.





_-_____________









Selama diperjalanan.....

tak hentinya Hendra bercerita tentang kisahnya selama ia dilapas. Suka duka pengalamannya disana. Beruntung ia tak lebih lama lagi tinggal disana, beruntung mantan Bossnya ini tak menuntutnya lebih agar dihukum lebih lama. 

Bila sebulan lagi ia tinggal disana mungkin ia sudah Gila. Ia duduk dibelakang setelah mengganti kaos kusamnya dengan kaos yg baru dari rumah. Kami bicara kesana kemari, sambil tak lupa membicarakan rencana proyek besok. 

Mbak Wati duduk disampingku, wangi parfum luluran untuk hadiah Anniversarry itu semakin tercium dihidungku. sambil mendengar ocehan suaminya itu,. Tiba2 Mbak Wati berkata berkata..

"Mass.. Masih kerasa sakit yah rahangnya ?",

Lewat kaca spion aku melihat Hendra membuka mulutnya dan memegang Rahangnya " iyahh masih dikit",

" A Ryan sih.. Kenceng banget nonjoknya" Ucap istrinya pelan sambil menyentuh kepalan tanganku , 

Apa cuma aku, aku bisa merasakan nada manja disuaranya, ia seperti merasa kagum, setelah berbulan bulan lamanya suaminya masih sakit ditonjok olehku karena tak berani melawan, Unntuk alasan tertentu, aku bisa merasa kalo ia malah senang. Batang kontolku mulai berkembang

Ia usap - usap kepalan tanganku, kepalan tangan yg menonjok suaminya itu "Mass juga sihh.. Ga beranii ..... kalah"

Mendengar ucapannya itu, Batangku yg tadinya mengembang sekarang batang Kontolku mulai mengeras. "Bukannyanonjok balik waktu itu, nih orangnya" Ucap Wati tersenyum. "Berani ga?" tantangnya.

Ia seperti memberi kesempatan untuk suaminya agar membalas balik, namun ia diam , meski dengan nada becanda, Mbak Wati bisa tau kalo suaminya tak berani, kontolku makin nGaceng

Tak ada nada protes dibelakang. Ia seperti diantara diam dan tak mau menerima kenyataan bila ia tak berani menantang balik pria yg pernah menonjoknya itu, melihat istrinya menantang sambilmengusap kepalan tangan itu. Melihat reaksi suaminya yg diam tak berani itu, Mbak Wati mulai memutuskan siapa pria yg harus DiHormati olehnya disini. Ia semakin nyaman dan terlihat semakin merasa aman mengusap kepalan tangaku karena tahu, suaminya tak berani melakukan apapun.

"Hmm pasti kenceng banget nonjoknya, sampe rahang Mas patah, masih sakit sampai sekarang"

Karena ia diam saja, tak berani dibelakang,
Darahku berdesir, kontolku ngaceng, aku menaruh telapak tangan halus itu dikontolku. Mbak Wati menurutiku, karena tahu siapa yg menjadi pria disini, entah bila suaminya tau aku menaruh telapak tangan halus itu dikontolku, ia tak protes dibelakang.
"
Wati bersikap tenang, meski telapak tangannya menyentuh selangkangan kontolku, ", Mas yakin ga berani sama Ryan?"_ ucapnya melihat kebelakang.

Ia jawab dengan memegang rahangnya yg masih sakit dibelakang, mbak Wati meremas meremas kontolku, Ohh fuck..

Takut Rahangnya patah lagi?" Tanyanya lagi, Aku buka sletingku, ku keluarkan kontolku, dari spion aku bisa melihat ia agukan wajahnya sambil memegang rahangnya, Mbak Wati memegang Kontol telanjangku meremasnya dan mengocoknya sambil melihat suaminya kalah lagi (Tak Berani ) dibelakang, di Hari Anniversarry ini.

_-_____________


Sesampainya disekitar Villa....
Aku tak melihat apapun selain rentetan Rumah penginapan dan hijaunya pepohonan sejauh mata memandang.

Aku tak mrasakan apapun kecuali ketenangan disini.....

Memang sengaja....
Buat Mbak Wati dan Neng Sarah memesan Villa hiburan ini untuk merayakan rasa syukurnya. Itu juga berdasarkan permintaan suami mereka. Mereka ingin bersenang - senang sekeluar dari penjara.

Meski suasananya seperti membingungkan sekarang. Artinya, Ini adalah anniversarry mereka, tapi kenapa aku yg seperti pacaran dengan Mbak Wati. Ini dikarenakan Mbak Wati sudah memutuskan Siapa yg harus dihormati olehnya, siapa yg menjadi pria disini.

Ketika Kami sama - sama turun, Mbak Wati lebih menempelkan badannya kepadaku daripada ke suaminya yg ada dibelakang. 

Aku sempat menahan nafas setelah batang kontolku di remas wanita ini dimobil tadi.

Sarah dan Tono bukan tidak menyadari perubahan itu. Mereka memang sedikit kaget. Namun mereka seperti menyimpan rahasia umum, seakan - akan tidak ada yg salah bila seorang istri mantan pegawai dekat dengan mantan Boss suaminya.

Terutama, yg membantu suaminya agar tak dituntut lebih....

Mungkin.. Mbak Wati sekedar berterima kasih begitu pikir mereka. Semuanya baik Tono Sarah Dan Anton sudah ada didalam Villa setelah mengurus resepsionis.

Sebenarnya, dengan Wati ini sudah merupakan serangkaian kejadian yg panjang. Bukan kali sekarang ini, Jauh Sebelum hari pembebasan suaminya sekarang ini. Hingga rayuan rayuan waktu itu, namun Mbak Wati komit tak akan melakukannya lagi. Sudah Berbulan - bulan ini ia berhasil menjaga komitmen itu. 

Ditambah ia Luluran Anniversarry suaminya, menjadikan dirinya sebagai hadiah anniversarry terbaik untuk suaminya hari ini. Ia terlihat periang dan Manja. Namun kejadian yg tak direncanakan Tadi, membuat segalanya berubah.

Meski tak direncanakan, ia meremas Kontolku di mobil tadi, spontan karena suaminya diam saja.

Karena sudah cuek dengan suaminya yg berjalan dibelakang. Aku gandeng tangan Mbak wati mendekat tubuhku. Meski Mbak Wati terlihat sedikit canggung , hal itu sambil senyum dengan berkali kali melihat kebelakang bila suaminya mulai berani menantang balik pria yg pernah menonjoknya ini, bahkan terang - terangan menggandeng lengan Istrinya, namun tetap ia tak berani.

Mbak Wati menuruti kemauanku menempelkan tubuhnya ke tubuhku. Tahu bahwa suaminya tak punya nyali ia merasa aman saat digandeng olehku. aku menurunkan tangan yg aku tuntun itu kebawah agar menyentuh gelembungan Kontolku. "Ih "
ucapnya pelan dan manja , ia melihat lagi kebelakang sambil melihat suaminya diam, ia meremas gelembungan kontolku.. Shit..

Ia lepas genggaman itu saat aku bawa ia ke dalam disusul Hendra dibelakang...

Didalam ada kueh anniversarry, kado dan makanan yg memang sudah disiapkan. Ini memang acara yg sudah direncanakan.

"Saya Ucapkan selamat hari ulang tahun ya pernikahan buat Mas Hendra dan Mbak Wati, semoga rumah tangganya tambah langgeng " Ucap Sarah mengucapkan ucapan untuk sahabatnya itu.

"Juga selamat, Buat Mas Tono Suamiku juga Mas Hendra, karena hari ini dibebaskan, dan juga.. Ryan.. yg sudah menjadikan kasus ini, lebih Ringan. , swmoga mas Hendra Mas Tono bisa mengambil pelajaran" Ucapnya lagi.

"Sip" Jawabku sambil mengangkat gelas minuman.

"Oh iya, satu lagi, semoga proyek barunya lancar yaa di pesantren sana Ryan"

"Loh, tau dari mana?" tanyaku.

"Mas Kardi kemarin bilang katanya lagi lagi ngurusin proyek Hotel di suatu Pesantren" Jawab sarah.

Aku tersenyum, ternyata berita sudah menyebar.., 

"Iya terima kasih" Jawabku.

"Proyek Pesantren di daerah mana Ryan"?"tanya Anton,

Setelah meminum satu teguk aku jawab "Agak Jauh, Namanya Awwabiin, pesantren tempat Ustad Ali dan ustazah Sahla pernah mengajar disana",

Oohh, penginapan katanya ya",

"Hmmm," ucapku mengangkat satu jari agar menahan sambil menghabiskan minumanku " Itu bukan Ide saya, tapi anak Pak Suprapto yg berumur 20an," Jawabku "Saya cuma Pengembang, proyek nya punya anak itu, namanya Royhan", Ucapku menjelaskan lebih detail. Aku terangkan secara singkat detail rencananya, karena pada dasarnya ini memang ide anak itu, bahkan secara otodidak ia menggambar Site Plannya. Baik Anton maupun Hendra, mereka tentu sudah sangat mengenal dengan Pak Suprapto, Milyader yg membeli cluster waktu itu.

hmmm kayaknya suami aku mau ikut tuh Ryan, tapi kayaknya ga mungkin bisa, hihii"_Ucap Mbak Wati yg duduk disebelahku, sambil bilang Hihii itu ia mencubit lengan.

Hendra duduk disebrang Meja, berbarengan Anton Sarah Dan Tono. Wajahnya Hendra terlihat Merah, meski mereka semua tertawa, "Mas Tono Juga kayaknya Ryan" Ucap Sarah.

Aku hanya tersenyum, meski mereka tau tak mungkin aku mempercayai mereka setelah kejadian kemarin. 

"Yaa ngelamarnya kalo mau sama Royhan" alasanku sambil tersenyum "Itu proyek dia",

Ucapanku itu memang ada benarnya, memang ini ide dia, aku hanya pengembang yg dipercaya oleh Pak Suprapto,

Boleh deh nanti saya ketemu Si Royhan". 

Ucap Tono.. Aku menceritakan sedikit tentang pesantren itu, ustad Ali, Ustazah Sahla, Dan Kyai Basri.

Akhirnya, lama - kelamaan mereka mulai bercerita tentang keadaan mereka di penjara"

"Wah.. Kalo Gw dikit lagi kaga keluar dari sono, hw bakal Mati" Ucap Tono 

"Yg bener Mas"

"Beneran.. Hari pertama kita kaya kebo, eh bukan kaya kebo, mirip kaya tikus, kumpulan tikus..disuruh tidur bersama tikus2 yg lain ditempat yg sempit berdesak - desakan ditempat yg kecil ,kecuali kalo kita punya duit supaya bisa pindah tempat"Lanjutnya.

"Iya, padahal aku bisa nyediain tempat yg lebih baik tapi kata mbak Sarah, ga bisa karena tak ada budget" Ucap Tono sambil melihat sarah. Wati tahu tatapan Mata itu saat melihat Sarah, memang terjadi sesuatu di antara mereka.

"Emang Nasib" Jawab Hendra disebrang.

"Tapi ada hikmahnya.." Ucap Tono lagi. " 

alhamdulillahnya, ga ada yg merkosa kita disana" Semua tertawa.

"Ihh Jijik ", Ucap Wati sambil meremas lenganku.

"Tenang Mah, Jangankan cewe, cowok aja ga doyan koq sama kita, " ucap Hendra.
Seharusnya, ucapan itu bisa membuat tenang seorang istri, bearti aman, suaminya ga mungkin macam - macam. Tapi aku melihat raut jengah diwajah mbak Wati, ia melihatku sambil bilang 

'Hiii"..

"Huss.. Jangan buka Kartu donk", Ucap Tono

Bisa aja nyediain tempat Enak Buat Mas Hendra n Mas Tono, tapi Sarah bilang ga ada budget ".Ucap Anton mengulang karena merasa tak enak dengan kejadian ini.

Biarlah.. Toh cuma sebentar, kalo lama urusannya bisa mati ngebusuk disana", Ucap Hendra.

"Untung ada Ryan, Jadinya ga lama disana..", Ucap Tono tersenyum, tangan mbak Wati merayap ke bagian bawah tanganku dibawah meja, dengan iseng aku tempelkan ke selangkanganku namun ditepis, dengan manja ia cubit sekangkangan kontolku.

Terlihat kasual memang, mengingat mereka semua ada disebrang. Selama kami membicarakan keadaan mereka dipenjara, selama itu pula sentuhan sentuhan tangan nakal dilakukan. Sikap Manja Wati kepdaku didepan suaminya, seakan - akan Wati sudah menjadi wilayahku,. Hendra diam saja sambil sesekali memegang rahangnya yg setelah hampir berbulan bulan yg lalu itu.

Emang masih sakit ya Pah?" Ucap Wati

"Masih", Ucap Hendra memegang rahangnya.

Kenceng banget nonjoknya " Ucap Wati mencubit lenganku sambil senyum, 
Ia menyabak kontolku singkat "Kasian",

" Gw juga yg sakit bahu, tapi bulan kemaren ilang sakitnya" Ucap Tono.

"Ga nanya " Timpal Hendra

Sorry ya semua, kelepasan" Ucapku merasakan Kontol semakin mengeras, karena beekali kali dipijit Mbak Wati, 

"Iya Ryan, Sorry juga udah ngebuat masalah", 
.
Untung aku sempet nyetop " Ucap Mbak Wati mengingat kejadian itu" Kalo ngga... bisa lebih babak belur rahang Mass habis Dihajar Ryan" Ucap Wati lebih jelas meremas Kontolku dengan sendirinya.

Nampak nya Sarah bisa menangkap suasana ini, ia bangkit dan bilang,

. "Hmm.. Aku pengen istrihat deh, udah dulu yah pestanya, nanti ketemu Besok" Ucap Sarah disebrang.

"Ah Payah" Ucap Wati, 

"Tiduran dulu sayang, kayaknya suamiku juga udah ga sabar nih, minta jatah, udah 6 Bulan soalnya puasa Hihii" Ucap Sarah.
Sebelesit muncul pikiran prasangkaku, "iya, dirimu kan udah sama Anton" Ucapku dalam Hati, aku Yakin Wati juga berpikiran yg sama,

"Ya udah deh, ga tau nih kalo Suamiku.. Hihii".. Ucap Wati. Mereka semua berdiri, aku juga berdiri namun berhati hati, agar tonjolan batang nakalku tak terlihat.
.
"Met anniversarry ya sayang, met senang - senang" Ucap Sarah. Satu persatu mereka pamitan sambil memberi ucapan selamat, tinggal aku dengan Wati bersama Suaminya.

_-______________

Aku juga pamit,

Yakin mau pamit.. ?" Ucap Wati dengan nada menggoda, sambil tersenyum dan duduk disofa. Aku ikut tersenyum, mulai duduk disebelahnya. Tak peduli ada suaminya disana ia bilang "Yakin ga mau icip hidangan penutup" Godanya,

"Emang ada hidangan penutup" Ucapku, 

Wati melihat suaminya. Yg duduk di sofa sebrang, dengan suara pelan ia bilang "Kita harus terima kasih kan Mas Ke Ryan"

Ahh Kontolku keras lagi..

"Keluarin Hidangannya " ucapku berani

"Hmmmmmm?" Ucapnya manja sambil terswnyum..

Ia berpose seksi, menaruh kedua tangannya didepan dadanya melihat suaminya dan merapatkan pahanya dengan pahaku, nampaknya ia ingin menyelesaikan kejadian tadi namun masih malu.

Aku mulai menggelitiknya membuat ia tertawa manja... sambil melihat Hendra yg diam disebrang sana. Wajah suaminya seperti antara tak percaya dan tak menerima kenyataan, namun tak berani menantang balik.

Melihat suaminya yg diam.. Ia mendekatkan kepala berjilbabnya kepadaku, aku pegang kepalanya, aku cium " Hmm..",

Lagi ia tertawa, sambil menunjuk suaminya disebrang, menjelaskan kalo ada yg punyanya didepan. Karena diam saja aku cium lagi kepalanya, Mbak Wati melepasnya, namun mendekatkan pipinya agar dicium olehku, "Hmmm" Wangi tubuh lulurnya mulai menjalar dihidungku. sambil Melihat suaminya, tak melakukan apapun, Wati mengangkat jarinya ke atas, menutupi bibirku, aku singkirkan jari itu, aku cium bibirnya, sambil tersenyum ia balas ciumanku '

"Hmmm muahh",

Kontolku keras, mataku sayu, aku angkat tubuhnya agar ia duduk di pahaku, ia hanya tertawa sambil menutup bibirnya, aku remas toketnya sambil melihat nya melihat suaminya, matanya sayu, suaminya tak berani menindak pria yg sudah kurang ajar terhadap Istrinya, apalagi pria yg sudah membuat sakit rahangnya, aku meremas toketnya lagi lebih keras "Shhhhhh ih" nMbak Wati pasrah dengan pria yg pernah menghajar suaminya ini, ia tidak menepis remasanku. Dengan malu - malu ia dekatkan lagi pipinya agar dicium olehku "Hmmm".. Cup-cup.. Hmmm, ia mendesah saat tanganku lebih keras mencabak Toketnya,

Bau wangi lulur tubuhnya sangat menyengat. Aku cium pipinya basah...

Ditengah ciuman itu..
Ia ambil satu kado yg ada dimeja, salah satu kado anniversarrynya, ia ambil pita kado panjang yg berwarna merah itu dan Ia pasang pita kado itu di kepala berhijabnya, seakan - akan ini adalah hadiah anniversarrynya. Masih terbungkus rapih untuk ulang tahun pernikahan dengan suaminya. 

Dengan menggeleng gelengkan kepala berhijabnya ia menunjuk kepada yg punya nya, namun aku tak peduli..
Dengan cuek aku mencium bibirnya mesra, terasa sangat hangat, basah, wa luluran, dengan pelan Wati membuka bibirnya sambil terdengar desahannya " Ahh shhh hmmm cup cup"membalas ciumanku, kami mulai saling bertukar lidah dan ludah, s

hhh hmm shhhh.

Setelah melepas ciuman, matanya sayu,
Aku membuka kancing bajunya satu persatu, pelan pelan, saat melihat kancing bajunya perlahan dibuka olehku ia melihat suaminya dengan mata sayu dan bilang "Mas Yakin Ga mau ngehajar Ryan?" Ucapnya menantang Suaminya agar menindak pria yg kurang ajar ke Istrinya ini.. Kurang ajar dihari anniversarry mereka ini, Klik Klik klik klik satu persatu kancingnya terbuka,
Saat suaminya menggelengkan kepalanya,
Aku mulai melebarkan baju yg sudah terbuka itu ke kanan dan ke kiri, membuka toket montok yg dibungkus bra abu - abu seksi itu "Ahh " desisnya manja melihat keberanianku. 

Aku melihat belahan toket itu mengkilat tkarena luluran.
Aku cabak toket telanjang itu yg kanan dan mengeluarkannya dari bra, 

Shhh

aku berdesis menahan nafsu, terasa lembut toket yg sudah dilulur itu ditanganku, aku remas dan remas sampai ia mendesah kencang "AhhhhH

aku mulai mendekatkan wajahku ke toket nua, Wanginya makin tercium, aku julurkan lidahku menggapai Puting toket nikmat itu, 

lick lick 

dan jilat keseluruhah toket itu sampai aku caplok lembut dan aku kenyot kenyot,

Ahh ahh ahhh
Shhh uhh shhh uhhh slruuuphhh

Toketnya sangat wangi ditambah nikmat karena Hendra tak berani mengeluarkan sepatah katapun disebrang sana, 

Mbak Wati mulai meremas selangkangan kontolku, ia buka sletingnya , ia keluarkan, ia kocok kocok kontol telanjang ku, sementara aku masih asyik menyedot toketnya, kedua toketnya kuhabiskan dan kucupangi ,

Setelah puas aku sedot susunya, aku sandarkan kepalaku disofa merasakan kocokan tangannya dikontolku, sesekali Wati melihat suaminya tajam
Dan menunjukan isyarat tangan tiga jari sebagai isyrat mebandingkan batang kontolku, kemudian ia menunjuk ke arah suaminya, seakan akan menjelaskan kontolku tiga kali lebih besar dari milik suaminya, She Worship it like a Fucking Hero, seakan akan ia lebih pantas di ewe olehku daripada di ewe suaminya, 
Di hari anniversarry nya ini.

Karena gemas, aku tampar pantatnya PLAAKK!!!, "Ahhhh", ia mendesah, 
Ia dekatkan kepala berhijabnya ke kontolku, aku buka pita anniversarry yg menempel dihijabnya itu, seakan akan aku membuka bungkusnya. Ia taruh wajahnya sejajar dengan kontolku, ia melihat tajam ke arah suaminya dan bilang 

Mass yakin, ga mau ngehajar Ryan?"Ucapnya lagi menantang kembali keberanian suaminya, 

Saat melihatnya menggelengkan kepalanya,
Ia balas sikap pengecut suaminya itu dengan menjilat kepala kontolku dengan swkali sapuan,

Lick....

Ahhhh ia memasukkan kepala kontolku, menjilatnya di dalam, Ahh shhh ahhh,

ia naik turunkan kepala berhijabnya mulai menyepong kontolku, ludahnya mulai mengalir kebawah, kepala berhijab itu meliuk meliuk dibatang kontolku, 

Indeed.. She Worship it Like a Fucking Hero.."

Aku memasukkan tanganku kedalam Roknya meraba pantat semoknya, 

Goodness tebal sekali pantat itu, tebal dan besar .
Aku mendesisi, dan meremas remasnya sambil sesekali spank disana, begitu pula dengan Wati yg semakin nafsu meliukan kepalanya di kontolku,

u, oh oh oh oh Fuck fuck fuck..

Slruuphh sluruuphhh..

Ahh aku tak menyangka seorang guru agama berumur 32 tahun ini begitu piawai menyepong , seakan akan nafsu yg membuatnya piawai.. she Know what To do, membuatku melayang layang, 

Sejenak kami seperti lupa dengan suaminya diruangan ini,
Setelah hampir lima menit lidah nakalnya menari nari dibatang kontolku, 

ia berdiri.....

Toketnya basah kerena ludahku, mulutnya basah penuh air liur ludahnya sendiri, 

Ia tahu.. aku sangat gemas dengan montok pantatnya.. Sambil sayu melihat suaminya, Ia mengambil pita itu dari pangkuanku.. ia memasang Pita itu lagi memanjang melingkari pantatnya, seakan terbungkus sebagai kado anniversarry nya, ia melihat ke arahku, apa aku berani membuka kado itu didepan yg punya nya , karena pantat Montok gede mulus bersih luluran itu hanya diperuntukant untuk lelaki yg bernyali.

Aku buka pita itu, ia mendesah "Ahh" Saat pita itu sobek, terdengar suaminya bersuara, aku melihatnya ia kembali diam, kemudian Mbak Wati bilang pelan

"Sstttt.. Laki lagi bicara" Ucap istrinya sampai ia terdiam, tentu yg dimaksud laki itu laki yg pemberani dan bernyali, yg berhak membuka kado pantat istrnya yg gede itu. setelah pita itu terbuka, aku raba sambil membuka sleting belakangnya, 

Roknya turun kebawah, 

Ohhh my goodness terlihat gelembung Pantat Montok mengkilat karena luluran yg dibungkus celana dalam hitam kecil,

Shit.. Shhhh

Aku tampar
PLAKKK!!! ahhhh

Aku tampar lagi, Plakkk!! Ahhhh..

Aku cium satu pipi pantat wangi itu dan menjilatnya nafsu "Ahh ahhh ah "Desis Wati, suaminya melihat dengan duduk tak nyaman tanda protest, "

"Mass mau dihajar lagi sama Ryan, mau tumbang ditonjok lagi sama Ryan"

Ia menggelengkan kepalanya sambil melihat pria yg pernah menghajarnya itu, menjilat - jilat mengusap usap nafsu pantat montok istrinya.. 

"Apa mau nantang balik Ryan , mau ngehajar" Ucap istrinya mengetest nyali suaminya kembali agar Man - Up menantang balik pria yg menjilat pantat montok istrinya ini, saat ia menggelengkan kepalanya tak berani, Wati menggigit bibirnya, menikmati pria bernyali ini menjilat jilat pantatny, aku tampar kembali pantat montok itu gemas.. 

Plakkkk, Ahhhhhh shhh",

Aku berdiri....

Berbisik dikupingnya, dia hanya tertawa Sambil melihat suaminya. Suaminya terlihat penasaran dengan apa yg kubisiki, namun Wati tak membukanya, terlalu vulgar mungkin pikirnya. seakan akan bisikan itu memang meledeknya.

Sambil mengusap Pantatnya aku berbisik lagi untuk kedua kalinya, kali ini ia tersenyum, tertawa cekikikan dan aku mulai mengangkat kedua kakinya dan mengangkat tubuhnya tiduran, aku pangku ia menuju kamar,

"Ryan mau ajak mamah ke kamar, kalo Mas berani, mas boleh nantangin Ryan" Ucap istrinya , Saat suaminya diam saja, Mbak Wati ku bopong kedalam kamar.memangkunya dengan posisi tiduran,

Saat aku membantingnya ke atas kasur, aku menutup pintu kamar, aku menelanjangi diriku menghampiri Mbak Wati yg trgeletak sambil menggigit jarinya, kontol ku kocok kocok didepannya, aku jilat kulit mulus karena luluran itu dari perut sampai ke toketnnya, saat aku mencium bibirnya mbak Wati berkata

"Seharusnya yg ngejilat suamiku" ucapnya sambil terswnyum, "iya tapi terlalu takut buat nantangin aku "ucapku sambil mencium kembali bibirnya, aku sedot kembali toketnya.

Tubuhnya wangi sekali , wati membuka cangcutnya sendiri, aku masih sibuk bertukar lidah diatas kepala berhijabnya, 

kemudian menurunkan kepalaku mencaplok susunya lagi,..

Aku berdiri, mengocok kontolku dan menyuruh Wati duduk agar menyepongnya, terdengar suara Bruk dipintu kamar tanda ada yg mengintip disana, aku tersenyum sambil melihat Wati memasukan kontolku, menyaplok kontolku masuk lebih kedalam, 

Ooohhhh shhhh
*Ewe Ryan, slruup slruup, ewe aku , ewe" ucapnya Sayu sambil masukan kembali kontolku ke dalam, Wati mengangkang memperlihatkan memeknya sambil menyepong kontolku, ia cabut, ia gigit jarinya sambil membimbing kontolku dengan tangan kirinya masuk kedalam,

"HARUSNYA DIMASUKIN SUAMI AKU"ucapnya senyum
"Pelan pelan, ukuran kamu gede "dah lama" ucapnya lagi menggigit jarinya 

"Masukin."

Shhhh ahhh, Saat kepalanya masuk, Oooohhhhhh shiiitttttt, Ucapnya kencang menjerit, 

saat semuanya kupaksakan masuk dan tenggelam disana, aku yakin Hendra mendengar jeritan kencang itu

Full banget, ookhh shhh okhhh shhhh okhhhh

Plokk plokk plokk plokkk 

Plokk plokkk plokkk plokkkk

Plokk plokk plokk hmmm

Aku ngecrot didalam memek istrinya hendra di hari annyversarry itu.



Setelah tumpah disesi itu...., kami semua tertidur sampai sore hari....

Alih & alih aku akan mendapatkan tantangan dari suaminya, ternyata tak ada yg datang kesini.. Hendra sepertinya diluar.. Entah ia melihat atau tidak, kami seperti tak peduli. 

Cuaca terasa dingin di Villa ini, saat aku bangun, 
Wati membangunkanku, ternyata ia sudah Mandi dengan memakai handuk Hotel menutupi badan basahnya, aku terbangun dan tersenyum melihatnya,

"Udah sore yah

"Hmmm" Jawabnya,

Aku cium bibirnya dan bilang "Met annyversarry" Mbak Wati mencubit perutku, dan tersenyum saat kucium.
"
Ia melempar bantal menyuruhku bergegas menuju kamar Mandi...

Aku lihat jam sudah hampir tiga jam kami didalam, tak terasa tiduran disini. Aku penasaran bagaimana dengan Sarah Dan Anton bila Melihat Hendra diluar Villa yg seharusnya disini bersama Mbak Wati. What a day, aku nyalakan shower pemanas.

Setelah didalam, aku mendengar ada yg membuka Pintu kamar, aku beranjak mengintip sejenak, ternyata Hendra yg masuk kedalam kamar. 

Ia nampaknya menungguku sampai aku pergi ke kamar Mandi agar bisa ngobrol dengan istrinya., setelah hampir tiga jam ia diluar.

Ketika ia masuk, Wati terlihat kaget...
Hendra melihat istrinya hanya memakai handuk basah dikamar bersama dengan pria yg membopongnya sampai sini tadi. Pria yg menantangnya.

Wati malah melihatnya seperti pengganggu, seperti pengganggu yg tiba2 datang ke kamarnya bersama kekasihnya yg sedang dikamar mandi itu.. 

"Mas ga seharusnya disini" Ucap Wati,
Kontolku mulai ngaceng melihat reaksi Mbak Wati yg menganggap suaminya hanya seperti pengganggu ,yg membuatnya tak nyaman, datang ke kemari, ke kamar ini, ke kamar ia dan kekasihnya, ia mulai menganggapku sebagai kekasihnya. seakan akan takut bila Hendra dilihat aku dikamar ini.

Mah!!" panggilnya pelan,

"Mas ga seharusnya disini" Ucap Wati cuek sambil menutup tubuhnya agar tidak dilihat olehnya "Ini Kamar Ryan" ucapnya lagi,

"Tapi Mas khawatir mamah disini", 

Wati melihat ke kamar Mandi, ia merapikan kembali handuknya, seakan akan ia Gangguan " Mas harusnya keluar, nanti Ryan ke sini.." Ucapnya yg terlihat seksi itu.

"Mass mau ngajak mamah keluar". " Rayu suaminya, memelas seperti abg yg merayu wanita yg disukainya. Namun ditolak.

"Nanti Ryan Cemburu.. Mass bisa dihajar Ryan.. Mamah dibopong kesini. Ini kamarnya Ryan, Mas ga punya nyali buat nantangin, Mass ga ada hak disini" Ucap istrinya seakan ini kesalahan Suaminya sendiri karena tak man - up dan tak punya nyali dihadapan pria yg sudah kurang ajar itu, , ia ingin berada dikamar ini lebih lama dengan Pria yg membopongnya itu kemari. Menantang suaminya. Membopongnya dihari Annyversarry nya. 

ia terlihat Bingung,.... Antara percaya dan tak percaya Dan sulit menerima kenyataan..

"Cepet sana!!" perintah Wati berbisik sambil melihat ke arah kamar mandi,

"Mas mau nanya dulu.. Satu pertanyaan aja",

Apa!!!", jawabnya seperti malas, 

"Tadi ngebisikin apa waktu ketawa tawa di sofa ?" Tanyanya.

Wati tak menjawab, ia hanya mengelengkan kepalanya, diantara semua kejadian ini, ia berpikir penasaran tentang tertawaan di sofa itu.. 

"Urusan Privasi, ga berhak tau", Ucap Wati singkat
Ohh Aku mengocok Kontolku melihat sikapnya. 

Ayo lah maahh, Mas ga bisa pergi kali mamah ga bilang ", Ucap Suaminya memelas seperti orang menyedihkan karena kekasihnya di ambil orang..
Wati melihat ke kamar Mandi 

Janji kalo mamah bilang Mas pergi?"
Hendra menganggukan wajahnya, Lagi Wati menggelengkan kepalanya sambil melihat ke arah kamar Mandi, ia ingin suaminya cepat keluar kamar dan tak dilihat kekasihnya, ia bilang " Ryan cuma Bilang.. Liat.. ceking gitu gimana bisa nonjok balik", 

Hendra mengusap wajahnya"Okhh", ia terlihat tak percaya di permalukan seperti itu,namun antara cemburu marah itu berkecamuk helpless, mungkin karena diusir Istrinya agar segera pergi dari sini, raut wajahnya campur aduk. , tak percaya istrinya ikut tertawa malah tertawa tadi, dipermalukan oleh pria yg pernah menonjoknya.

mending mas cepet keluar, sebelum laki mamah keluar" Ucap Wati memeluk tubuh sendiri, "Dia bisa cemburu.. Mas bisa dihajarnya" Ucapnya lagi.
Semakin cepat mengocok kontolku melihat sikapnya. 

Saat Hendra berani memegang tangannya..
Aku keluar..

Melilitkan Handuk dan menghampiri Wati, Hendra terlihat melepaskan pegangan tangannya dan menjauh, 

"Ngambil Ceweku ?" Ucapku merangkul badan Wati, ia terdiam sambil melihat suaminya dan membiarkan tanganku mengusap bahu basahnya. Aku cium pipinya, kuping juga bibirnya, aku bahkan meremas bokongnya yg banyak itu. Melihat suaminya yg belum pergi itu istrinya berbisik pelan,

"Mas mau nantang?" Ucap Wati berbisik menantang suaminya agar berani menghadapiku, aku terus mecium pipinya, menjilat leher meremas bokong montoknya,, 

"Cup cup shhh .. Sayang.. kangen" ucapku, matanya sayu terpejam saat melihat suaminya diam..

Sana" Perintahku..
Ia melihat handuk istrinya tersingkap ke atas, melihat pantat montoknya ku remas saat aku cium lehernya, "shhh.. Sana sayang" perintahku agar ia menuju kasur.
Hendra mundur perlahan.. istrinya mulai membelakanginya.. menahan handuk itu agar pantat montoknya yg banyak itu dilihat kekasihnya, bukan oleh Hendra. 

Saat Hendra terdiam.. aku menghampirinya, ia bergegas keluar pintu kamar, karena tak mau berurusan denganku, ia segera pergi, sampai saat aku hendak menutupnya ia berhenti sejenak melihat kedalam, terlihat Wati sudah menelanjangi dirinya dengan pose membelakangi, entah apa yg akan dilakukan kontolku menghadapi pantat yg banyak itu.

Brukkkkk!!!!

Aku menutup Pintu, tak membiarkan matanya berlama lama melihat pantat montok kekasihku. Aku menghampiri Wati yg sedang telanjang membelakangi dengan tubuh basah itu, ia mendesah saat aku meremas toketnya dari belakang dan spank Pantatnya yg montok itu dua kali 

ouchhh ucapnya mendesah, 

ia raih kontolku dari depan dan mengocoknya, aku masukan kontolku dari belakang memasuki memeknya,

Ouhh shhh ouhh shhhh ouhhhh

Blessss

Enak shhh ouhhhh shhhh oh

Plok plokk plok plok plok plokkk

Plok plok plokk plok plokkk

AHH AHHHH SHHHH AHHH!!!!!!
Sayaaaaang AHHHHHHHHHH

IA menjerit, tak peduli lagi bila Hendra mendengar diluar, sambil dientot dari belakang aku remas toketnya, dan meludahi bibirnya dengan ciuman yg sangat panas,

AHHHHH SHHHHHH OOOHHHKHHH
PLAKKK PLAKK PLAAK!!!

Spank-ku bertubi tubi saat sambil mengentotnya dari belakang, Wati ambruk menungging dipinggir kasur, tangannya berlegangan ke atas kasur,
Aku cabut kontolku dan mencium pantat besarnya, kusuruh ia terlentang di atas kasur,

Aku bergerak merayap mengacungkan kontolku ke arah kepalanya, aku suruh ia membuka mulutnya, tanpa basa basi ia menyepongku tanpa ampun, OQ KLOQ KLOQQ KLOQQQ.. SHHH FUCK!!!

Baru setengah namun sudah menghajar tenggorokannya, aku cabut dan memposisikan diri dengan sama2 miring, aku masukan kontolku dari samping, dengan sekejap tenggelam ke dalam,

Okhhhhh..

Nakal.. Nakal.. Nakal.... 

Plok plok plok plok

Plok plok plokk plok plokk..

Aku percepat tempoku sampai ia menjerit kencang, Keluarr Say ahh keluar 
Plok plok plok plok plok plokk
Plok plok plok plok plok plokkkkkk
Crott.. CROTTTTT....AKHHHHHHHHHH SSHHHIIITT !!!!! SHHHH SHHH..

Kami langsung sama2 terdiam mengumpulkan diri setelah itu, pejuku mengalir keluar dari dalam memeknya,
Agak lama kami terdiam, Wati berbisik "Ssttt" Ucapnya sambil mengajak mataku agar melihat ke jendela di atas pintu, ada mata yg mengintip disana, saat terpergok terdengar suara jatuh, 

"Aku ngeliat, Pas kamu ngecrot didalam.. tadi", sambil tersenyum.

Goodness, aku tak percaya dengan ucapannya,

Ganggu orang pacaran aja" Bisikku
Ia menganggukkan wajahnya, 

"hmmm", kemudian ia menunjukkan selangkangan yg penuh dengan pejuku. 

Nambah lagi ga?" Tanyanya sambil senyum

"Aku jilat bibirnya" Tidur dulu, besok aku harus siap2 ke Pesantren" Ucapku.

_-______-_________ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"