Langsung ke konten utama

Chapter 25 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 25:

Different Town.. Different Story.... ( Part 1)






Ohh.. such a Wowser...

Badanku bergeliat sore ITU, badan telanjang Wati yg licin karena peluh itu terlihat sangat indah, masih terasa Wangi, Masih terlihat mengkilap indah karena luluran anniversarry nya.

Aku Raba Punggungnya, ia bangun terlentang, tersenyum mencium pipiku "Met Sore sayang" Ucapnya pelan, Tangannya langsung menjalar menggenggam Kontolku, ia kocok kocok, Shhhh, Angin terasa sangat Dingin. Suaminya pasti menggigil kedinginan diluar.. Aku caplok toket montoknya mengenyot nafsu, Cok cok cokk, Shhhh ahhh.. 

Tubuh mengkilapnya terasa semakin nikmat, Wati mengocok ngocok batang kontolku, shh ahh shhh ahhh, tangannya mencengkram kuat memberi kenikmatan di urat kontolku, terdengar suara suaminya diluar, ia melihatku sambil mengocok kontol, dan berbisik dikupingku ketika aku asik mengenyot susu wanginya ia berbisik, "Aku Rampasan perang kamu.. Kamu boleh ngelakuin apa ajayg kamu" ucapnya semakin kencang mengocok kontolku,

Shhh ahhh shhh ahhhh
Slruupp slruppppp..

Tangannya semakin kencang mencekram Kontolku, mulut makin kencang mengenyit susunya..

Ahhhhh shhhh

Plakkkk!!! Aku tampar sangat keras pantatnya, " Ahhhhshhhh",

Aku angkat ia ke atas, kemudian aku berdiri, sambil terus mengenyot susunya, kemudian aku bopong ia ke tembok pintu, aku banting punggungnya ke pintu itu sampai ia terpojok. Ia memang percis seperti rampasan perangku, aku ingin membuatnya menjerit dikamar ini..

Ffffffffuuuckkkkkkk Ahhhhhhhh shhh

Ucapnya saat kontolku kumasukan kedalam, aku hujam tanpa ampun sampai pintu kamar itu berbunyi keras karena ditabrak punggungnya setiap lebih keras aku ewe ia dengan posisi berdiri..

Brukkk brukkk brukkkk

Ahhh ahhhh ahhhh ahhhh

Brukkk brukkkk brukkkk brukkkkk

Ahhhh ahhhhh ahhhhhhhbhb

Suaminya pasti mendengar keributan ini, namun Wati tak memperdulikannya. Suaranya merdu ditelingaku setiap kontolku menghujam lebih dalam ke liang rahimnya,

Ahhh ahhh ahhhhhhhhhhh
Plokkk plokkk plokkk plokkk plokkk
Pejuku habis terkuras masuk kedalam memeknya.. Crooottt crooottttt

Kami berciuman dengan ganasnya..

_-____________

Malamnya.. Aku pamit untuk ke pesantren besok, saat pamitan aku sempat mencium Wati diruang tengah didepansuaminya,

Goodness... Aku tak mau semua ini selesai.. Kami berciuman dengan cueknya bertukar lidah, sebagaimana seorang kekasih yg mencium pacarnya ketika hendak pergi, aku tak peduli, aku cium keseluruhan Wajahnya bahkan aku jilati, aku tutupi keseluruhan Wajahnya dengan ludahku. Dilihat Suaminya.

Ohhh Goodness....

Saat aku pergi ke mobil aku Melihat Hendra ikut berdiri. Aku berharap ia mencium istrinya merasakan bekas ludahku.. Sepertinya, banyak hal yg harus dibicarakan oleh kedua orang ITU.... Setelah kepergianku.

_-_______________


Sejujurnya...

Saat dijalan... Aku masih belum mencerna kejadian tadi, tapi aku menikmatinya..

Baru kali ini aku merasakan pengalaman itu , tanpa disangka - sangka, tanpa direncana.. kelakianku tergugah saat ingat secara Raw dan mentah aku bawa Wati begitu saja ketempat tidur dari suaminya, layaknya mengambil rampasan perang..

Walau otakku penuh dengan istilah What the Fuck?_ , Tapi aku menikmatinya....

Aku tak peduli.. The Hell it is.. aku ketagihan melakukannya, bahkan ingin lagi dan lagi. Jika seandainya tak ada urusan ke pesantren besok mungkin aku akan menginap ke sana,Namun aku harus menyelesaikan tugasku terlebih dahulu , tugas bersama dengan Royhan Dan Pak Suprato di Pesantren itu.

Besoknya...

Aku mempersiapkan List To Do...
apa - apa saja yg harus kulakukan agar perjalanan menuju pesantren itu lancar, tak ada gangguan, juga menjadikan Proyek Guest House dpesantren itu sebagai First priority . sesuatu yg di utamakan.

Dari Mulai perizinannya, aku berpikir List To do satu Ini harus selesai bulan ini.. Site plannya, beserta Skdu yg harus segera selesai bila membangun penginapan itu.

Aku bilang ke Pak Suprapto....
hendaknya memakai Persero milik pak Suparpto sendiri agar mudah perizinannya. Semua List To Do Itu normalnya mungkin sekitar tiga bulan sampai keluarnya Imb. Sambil berjalan, sambil mulai dibangun.

Dan Untungnya....

Royhan anak yg Supel. Ia dekat dengan tokoh masyarakat disana. Saat aku menyebut nama Pak "Dharma" Ke Ustad Ali, Pak Ustad Tau siapa itu Pak Dharma, ia tokoh masyarakat disana. Pak Dharma pula yg dipakai Kyai Basri untuk perizinan saat pertama kali pesantren itu hendak dibangun.

'"Dia Jawara yg dulu dipercaya Kyai Basri Disana Yan" Ucap Ustad Ali yg ku ingat benerpa Waktu lalu itu.

Aku memang tidak mengerti dengan orang2 yg disana, namun saat aku dengar Royhan dekat dengan tokoh masyarakat ITU, otomatis bisa mudah izin lingkungan masyarakatnya. Karena memang Itu pointnya..

Pagi - pagi sekali....
Ada orang Bank yg datang kerumahku.. ternyata itu Pak Ari, kepala cabang Bank *** yg menyewa Ruko didepan clusterku. Audahblama memang aku kenal dengan orang ini..

Here is The Things...

Kabar tentang proyek House Guest itu sudah menyebar...

Terdengar sampai ditelinga Orang Bank terutama Bank yg memang selalu ingin mengajak kerja sama dalam pembangunan Kpr.

Dan Pak Ari, selaku ketua cabang salah satu Bank yg membuka di Ruko ku ternyata sudah tau bahwa aku hendak mengembangkan penginapan disana. Sering bila aku sedang main kedepan, Pak Ari Menyapaku dan Encourage , atau mendorongku agar aku bisa mengembangkan salah satu program Kpr nya. Ia ingin agar aku bekerja sama dengannya dengan iming - iming akan dibantu melalui dana Pinjaman Rumah Subsidi.

Aku dengar bila kita mempunya lahan satu hektar saja atas nama pribadi maka nilai bantuan yg bisa di ajukan sampai 5-7 milyar. Tentu skemanya ia menghutangkan.

Dari dulu.. Aku memang tidak pernah mau berhubungan dengan Orang Bank, bila berhubungan dengan kasir Bank yg Cantik baru aku mau, , sebesar apapun dana Bantuan itu, tetap saja disebut Hutang, meski mungkin manisnya perumahan itu harus kerja sama dengan pihak bank, tapi sebisa mungkin aku menjaga jarak.

Lagipula.. Proyek itu adalah seratus persen Wewenangnya Royhan, bukan wewenangku , aku hanya orang yg dipercaya pak Suprapto agar mengembangkan proyek anaknya itu. mungkin Pak Ari mengira bila proyek itu adalah sepenuhnya milikku.

"Met Pagi Ryan, Waduuh udah gaya nih mau siap - siap",

Hehee.. Kepagian Pak ARi, nanti berangkatnya agak siang dikit.. Hayu silahkan duduk",

Sudah menjadi Budaya Kepentingan... bahwa sebelum bicara bisnis.. kami berbasa basi membahas satu dua masalah atau cerita yg secara diplomasi harus diceritakan, sampai suasana mencair dan tertawa bersama. Sampai akhirnya ia menyampaikan pointnya.

",Begini Ryan, kemarin Pak Heru selaku kepala Cabang Pusat bahwa Bank sedang mencari Nasabah yg produktif agar mau diajak kerja sama membangun perumahan, mangkanya saya datang kemari ini hehee, , saat sempatkan datang dan kebetulan saya baru bisa datang pagi ini",

" Iya Pak... Proyek yg mau dibangun Penginapan Pak, bukan Kpr", acapku

"Tapi tetep, kita siap Bantu nih Ryan masalah pengembangannya, soalnya, saya juga pengen dapet duit nih hehee

" Ohh iya, Pak Ari, Hehee.. Saya ngerti.. Cuman gini.. kalo House Guest ini perseronya milik Pak Suprapto, dan anaknya sendiri berkewenangan penuh mengembangkan penginapan ini di pesantren sana",

"Wah bagus itu.. Pak Suprapto juga termasuk daftar Nasabah Utama kami, kira2 pak Ryan bisa ga ini membicarakan ke Pak Suprapto.. Kita ketemuan makan2.. Siapa tau tembus".

Bisa pak, Bisa di atur,, lagian, perizinannya belum beres Pak Ari, kan pihak Bank aku tau betul, kalo izin belum beres, ga da negosiasi," ucapku blak blakan yg disambut tawanya.

Sebetulnya, melalui program inilah Pak Ari menghasilkan banyak uang. Bila tembus, artinya ada nasabah produktif yg bisa ia gaet, seperti serigala yg siap menerkam. Tapi memang tidak sembarang orang ia tawarkan hal - hal semacam ini. Hanya orang - orang yg masuk daftar produktif.

"Gini aja deh Pak Ryan, salam sama Pak Suprapto dari saya, nanti sepulang Pak Ryan Dari pesantren, tolong jadwalin Waktu agar bisa ketemu saya, tolong yah Ryan diusahakan".

Oke inshaalllah Pak Ari, nanti saya sampaikan".

Setelah berbasa basi sebentar, ia pun pamit. Aku sempat berpikir, selama aku mengembangkan Cluster disini sampai hanya sekian persen aku bekerja sama dengan pihak Bank. Sempat menggiurkan, tapi setelah aku tahu, bahwa banyak Developer yg jadi DPO karena kasus tak bisa membayar Hutang,dikarenakan pengembangan perumahannya bankrut, aku malas ikut2an..

Pagi - pagi itu pula Pak...
Suprapto Meneleponku,

Hallo.. Assalamualaikum",

" Walkmsalam, Eh Pak gimana gimana pak Sup ?", Tanyaku antusias.

"Waduuhh, maaf ya Ryan, ada tamu dari jauh teman dekat banget waktu kecil jadinya harus diundur ga bisa pagi ini",

" oke Santai aja pak, ga mesti buru2"

"Iya, kayaknya kita berangkat agak sore aja yah, saya ngga enak temen jauh2 kalo ga suguhin, kita berangkat sore konvoi, justru lebih seru berangkat sore loh Yan , saya bawa dua mobil dari sini sekalian bawa alat2 yg harus dibawa",

" Siap pak, .." Ucapku, "Royhan sudah tau kita berangkat sore ?",

" Belum, nanti saya telepon dia, ohh iya, kabari ustad Ali juga belum saya kabari tadi saya tlpon tak aktif",

"Oke Pak.. Kebetulan saya mau kerumah Ustad Ali dulu pagi ini.."..

" Roger Pak Ryan.. Mohon maaf yah Ryan ketemu nanti sore, makasih pak Ryan..",

"Oke Pak.. Ketemu nanti Sore..",

_-__________________

Ternyata ada aja kejadian yg tak terduga. Terpaksa aku memberi tahu Kardi tentang ditundanya perjalanan menuju kesana, ia yg menyiapkan segalanya. Dan ternyata pekerjaannya belum selesai..

Ia belum memasang lampu tembak sebagai lampu tambahan di double cabin itu, terpaksa aku mengomelinya habis - habisan,

Ini gimana sih Kar, Untung di indur, coba kalo misalnya saya harus berangkat sekarang gimana?," Omelku.

Maaf Boss, langsung saya mau pasang tiga lampu tembak di atas buat tambahan.. Selesai sore ini" Ucap Kardi berusaha menutup kesalahannya supaya tak panjang kena Omelku. 

"Ya sudah, saya mau ke rumah Pak Ustad Dulu.. Nanti biar sama pak Ustad yg ngeliat persiapannya.. Nanti Sore harus udah beres semua" Perintahku

"Siap.. Boss ",

Aku memberitahu orang Rumah aku pergi beranjak menuju Rumah Pak Ustad. Memang kita semua berencana berangkat dari rumah Pak Ustad Ali menuju pesantren. Bahkan Pak Suprapto juga meluncur ke sana. Disusul dua mobil double kabin yg akan diantar Kardi.

Tet.. Nada teleponku berbunyi, Ada yg menelepon, Royhan..

Iya Royhan.. Gimana, udah dikabarin sma bapak?",

"Udah Pak, diundur datengnya kesini ?",

" Biasa, bapakmu ada tamu ",

"Hehee Biasa daddy mah, tadinya aku mau ngadain acara sama Kiyai Basri disini nyambut A Ryan semua, tapi karena diundur.. aku cancel, kira2 kalo berangkat sore pasti kemaleman , mau nginep dimana? Apa mau langsung kesini?",

"Wah kalo itu gimana Ustad Ali Nanti Roy, dia yg punya kawasan, Aku manut aja",

" Ya udah, tapi A, udah masuk musim penghujan nih, saya wanti wanti, kalo bisa mobilnya harus tinggi semua, banyak jalan Off Road pas belokan dikebun kelapa Sawit itu, kalo Hujan begini ga bakal ada yg bisa lewat, kalo mobilnya ga tinggi bisa nyangkut, saya sudah bilang ke daddy.. Dipesantren lagi musim pengHujan" Ucap Roy lagi.

"Tenaang, sudah disiapkan, mangkanya saya modif yg disini, agar mudah akses kesana, tapi ngomong2 kamu udah urus perizinan lingkungan masyarakat sekitar belum ?",

" Udah Dong A, Kan kepanya udah deket sama saya hehee.. Pak Dharma ama masyarakat lainnya sudah menyutujui akan dibangun Guest House disini, udah tanda tangan, pas ngedenger punya pesantren.. langsung semangat mereka".

"Baguss, tiap proyek yg harus pertama dilakukan itu zin Lingkungan, baru dibentuk Skdu, nanti selanjutnya sambil berjalan kita urus semua izinnya sampai keluar Imb".

" Kalo itu mah tenang A , biar saya yg urus semua, disini Saya udah kenal dengan tokoh masyarakatnya, juga yg berkecimpung di kelurahan, Kyai Basri juga ngebantu, saya juga sedang mengurus lahan agrobisnisnya, Jadinya, kalo irusan bantuan saya bisa menyediakan semua".

Cerdas juga anak ini, Anak yg bisa diandalkan. Biasanya anak - anak Orang hanya kumpulan Foya - foya , tak mau menggulung lengan baju meteka untuk bekerja. Tapi ia beda, Dari awal saat dia memberitakan rencananya saya tahu ia memiliki kemauan yg keras, ia mengirim beberapa site plan dan Gambar hasil rencananya sendiri secara otodidak,

Ia rajin menghubungiku Tak Sungkan bertanya, mau mendengar, dan asik bila di ajak bicara.

Ide - idenya juga simple namun mengena. Pembawaannya yg supel membuat ia dekat dengan banyak orang disana. Sehingga ketika aku tanya urusan perizinan tadi, ia bilang sudah selesai..

kebanyakan anak orang kaya yg ku kenal..... Mostly assholes.

Bagusss.. Oke.. Saya jadi tenang nih, hehee.. Nanti ketemu sama Pak Kyai disana ya",

"Oke.. salamin sama pak Ustad dan yg lainnya, hati2 pas udah sampai ke area perkebunan kelapa sawit".

" Ok",






Sampai di rumah Pak Ustad Ali,....
terlihat acak2an samping Rumahnya..
Ustazah seperti membuat dapur dadakan disamping Rumahnya. Ia bersama pak Ustad nampaknya sedang sibuk memasak sesuatu dengan membuat Hau ( perapian tempat memasak) dadakan yg sederhana itu.

Lengkap susunan batu batanya dan temoat masuknya kayu bakar disana..

Ada apa ini ?, apa mereka sedang masak besar..

"Abii.. Ambil kayu bakar.. Apinya gedein lagi, udah mengecil" ucap Ustazah yg memakai pakaian akhwat serba tertutupnya yg berwarna hijau itu. Ia Terlihat ceria dan antusias. Mungkin ia semangat karena ingin pergi ke almamaternya sekarang. sedang mempersiapkan masakan untuk pergi ke pesantren.

Setelan melihat aku datang, pa ustad memutar sarung hitamnya sambil tersenyum dan menghampiri, ia sedang mengasah Golok, ngeri ngeri sedap aku melihatnya hahahaha.. hanya memakai kaos dalam warna putih dan celana warna putih juga, yg dihiasi sarung yg dilipat dipinggangya itu.

"Sibuk pak Ustad?",

Ia menghampiri...

Aahh.. Nggaa.. Kebetulan lagi masak besar bikinan ustazah, jadi dapurnya harus pake Hau dari luar",

"Masak apa ?",

" Tuh, biasa Ustazah, setiap mau ke sana pasti udah kaya warung pindah, udah kaya Warung makan pindah juga, segalanya dimasak disiapkan",

"Hei Ryan.. Sarapan.. Udah sarapan Belum" Teriak Ustazah Sahla tersenyum,

"Belum",

" Tuh, aku udah nyiapin Gulai ayam pedas "Ucap Ustazah lagi.

Kemudian ustad Ali berbisik " Ustazah emang murid favoritnya Kyai Basri, dari dulu suka dengan gulai ayam nya",

Sweet... ucapku dalam hati sambil tersenyum. Ikatan antara Guru dan Murid itu begitu erat meski sudah lama tak ketemu.. sampai sang Murid harus membuat makanan favorit gurunya.

"Oke Ustazah, sudah tugas saya nyipin makannan yg gratis" Ucapku,

"Enak aja.. Bayar dulu" Canda Ustazah,

Ustad Ali mengajakku kedalam karena ia juga belum sarapan. "Pak Ustad, Pak Suprapto tadi nelepon, katanya, berangkatnya diundur sampai sore",

" Astagfirullah, bener Yan"?",

"Iya Tad, katanya ada temen yg bakal mau datang kermahnya, teman jauh, tak enak bila harus meninggalkan".

Aku harus Briefing Jamaah Umroh dua jam Lagi, padahal kalo jadinya berangkat sore, aku bsa briefing diBandara Yan.. Sekalian ngelepas mereka"

"Ya sudah Tad, anter mereka dulu aja ke Bandara, kalo ustad ga cape.. Tapi kalo kata saya, ustad Briefing disini aja, biar bisa istirahat tidur persiapan nanti malem",

" Anterin saya kesana ya" Ucapnyamenyuruhku sambil mulai mempersiapkan piring

"" Siap Pak Guru" Ucapku tersenyum.

Kami makan dengan lahap pagi itu. Sambil membicarakan tentang keadaan pesantren Awwabin. Gulai Ayam ini ternyata yg paling nikmat saya makan. No Wonder Pak Kyai begitu menyukainya. Ustad Ali juga banyak bercerita tentang sejarah Kyai Basri dan pesantren itu. Juga cerita - cerita bagaimana mereka dulu adalah bagian dari keluarga pesantren itu.

Ustazah Sahla Adalah termasuk senior yg paling dihormati, karena ia salah satu yg paling disayang kyai. Ia juga bercerita tentang banyak hal kenangan kenangan pesantren itu.

"Pokonya.. Kalo Antum ngembangkan penginapan disitu.. Antum ga bakal nyesel.. Suasana alamnya salah satu yg terbaik yg pernah ustad Liat" Ucap Ustad Ali selesai makan itu. "Nanti ana ajak ke Air terjunnya, indah banget.. Gua2nya juga eksotis, cuman memang satu hal yg menjadi halangannya, Akses"..

Saya tadi ditelepon Roy katanya bila masuk musim penghujan jarang ada yg bisa lewat aksesnya tad" 

"Itu dia" ucapnya sambil mletakkan piring ke tengah meja " itu alasannya kenapa ana nyuruh antum supaya modif mobil yg tinggi, biar kalo ada apa2, kita bisa tidur dimobil.. Tapi sejujurnya... Itu yg menjadikan daerah Awwabin surga yg tersembunyi, karena aksesnya jarang ada orang tau, hanya orang2 tertentu..".

"Itu dia yg jadi pertimbangan saya tad, saya mau ikut karena daerahnya yg unik itu, " Ucapku jujur.

"Mana Intannya, koq ga di ajak" Ucap Usatazah yg membuat kami semua kaget.
"Ga ikut Ustazah, katanya takut Azkanya kecapean, soalnya perjalannya jauh",

Ia masuk sambil membawa buah2an untuk hidangan penutup, ia taruh dimeja makan, saat mendekat, wangi parfumnya yg khas itu tercium.

Hmmm.. Kamu itu yah, kayak bujangan aja kemana mana sendiri" Ucapnya menatapku tajam,

"Kan Cowok mah ga keciri ustazah"

Pak Ustad Tertawa, aku bisa melihat ustzah semakin tajam matanya, seakan akan ingin menimpukku

"Bisa Bahaya ini, kalo ngaku Bujangan pasti banyak cewe yg percaya, bisa macem2 kalo kamu kemana mana sendiri", Ucap Ustazah Lagi.
"Biarin aja Ummi, kalo bisa adil kan gpp" Bela Pak Ustad,

"Nihh.." Ucap Ustazah mengangkat kepalan tangannya seakan akan ingin menonjokku. "Kamu mana ada adil Ryan.. Kalo kamu macem2 sama ponakanku, Nihh" Ancamnya lagi.

Ampun Ustazah, galak" Ucapku

"Biarin... Tapi untung jalannya sama aku nanti, bisa pantau kalo macem2" ucapnya lagi.

Ia membelakangiku, lagi aku merasa berdosa karena melihat belakangnya istri pak ustad ini, Goodness luas sekali ukurannya, Bulat..

Sulit bagi siapapun yg tidak notice Dengan Magnificent Ass Nya.

Good God..

"Kita berangkat sore loh Ustazah",

" Iya, tadi Pak Ustad Udah Bilang, lagian masih banyak yg harus udah disiapin",

"Yuk kita berangkat aja, masih satu jam lagi dari briefing, tapi ana pengen ngeliat mobil antum dulu kaya gimana persiapannya' Ajak Pak Ustad.

"Ada dirumah Kardi Tad, katanya tinggal dipasang lampu tembak",

" Coba yuk kesana" Ajak pak Ustad keluar dari ruang makan.

"Ustazah kita berangkat dulu yah" Pamitku.

"YA udah Hati - Hati",

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"