Langsung ke konten utama

Chapter 27 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)


Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 27:

Taken While Rain



 



Taken While Rain

Suara Las Kardi menggema di sekitar belakang bengkel motornya, ia masih sibuk dan Fokus membuat Pijakan untuk kedua double Cabin yg dimodif itu. Jam sudah menunjukkan jam dua siang, Langit terlihat Gelap, dan lebih gelap seiring Waktu ketika Mendung datang, bahkan terasa gerimis kecil yg turun dari langit mesti tidak Significant.

Aku sudah mengampar terpal, terpal yg amat panjang untuk ditempel di atas kerangka besi mobil yg sudah di modif itu. Terpal itu memang sudah sesuai ukuran, tapi aku harus mengeceknya untuk memastikan agar tidak ada yg bocor. Terpal ini memang sudah di ambil oleh Kardi sepulang aku pulang bertemu dengan Ustazah disekolah anaknya tadi.
Awalnya, Aku berniat ingin pulang. 
Karena Waktu keberangkatan sore hari nanti dari rumah Ustad Ali itu. Tapi, aku merasa tanggung. Karena barang2 koper yg berisi pakaian dan File Work In Progress tentang pengembangan Guest House Dipesantren semua sudah disiapkan dan tersimpan dimobil.

Lagi pula, jarak antara Rumahku dan Rumah Ustad Ali lumayan Jauh. Namun bila berangkat dari Rumah Kardi ini sedikit lebih dekat. Aku memilih untuk beristirahat saja disini sampai menunggu Sore berangkat dari rumah Ustad itu. Malas bila harus pulang ke rumah lagi.

Alu pastikan bahwa pengerjaan Saung Dadakan yg sudah disiapkan itu berfungsi dengan baik, Or OtherWise, Semua bisa sia - sia.

"Kar.. Udah saya cek, kayaknya bagus, tinggal dipasang" Perintahku Ke Kardi.

"Sebentar ",

Ia turun dari Mobil seperti seseorang yg turun dari memanjat pohon ke bawah. Alat Lassnya ia taruh dibak, pakaian sangat Lusuh banyak bercak bercak Hitam dimana mana,

" Lilis kemana? Ga liat..",

Aku mulai boring karena suasana rumah ini sangat sepi. Bengkel motorpun hanya buka setengah Hari semenjak dijaga Haris. Sepi hampir seperti kuburan. Bahkan lebih dingin karena cuaca Mendung yg membuat keadaan sekitar gelap.

"Biasa, Kelas Siang di sanggar , ibu - ibu Pemda Juga mulai berdatangan boss" Ucap Kardi.

"Alhamdulillah", Aku senang usaha promosiku selama ini membuahkan hasil. Karena sebenarnya, senam atau gerak kebugaran tubuh adalah kebutuhan tiap Wanita, karena ingin terlihat ideal penampilannya. Disamping aku cukup kenal dengan beberapa pejabat dipemerintahan, Fasilitas yg disediakan Di Sanggar Lilis juga cukup Lengkap. Berbondong - bondong mereka ke sana.

" Makin banyak yg datang?",

"Mayan Boss, mangsanya makin banyak", Terus Kardi berbisik dikupingku 

" Banyak Yg cakep Boss hehee".

Saat sedang berdiri didepan mobil, tak sengaja aku melihat bayanganku sendiri lewat kaca cermin, hmmm tidak buruk untuk pria dengan tinggi 181 sepertiku. Badanku sedikit lebih berisi dari masa bujang dulu, Which is.. Terlihat lebih ideal dari sebelumnya.

Aku tidak yakin Dengan ibu2 anggota Obic yg diceritakan Kardi itu, saya yakin justru istrinya yg lebih cantik, lebih Hot, lebih kencang dari ibu - ibu anggotanya..
True Definition Of Milf.....

Milf Hot yg sesungguhnya. Ciri khasnya yg kencang kulitnya, sedikit terbentuk ototnya, ketiaknya yg seksi serta liar dan binal diranjang. True Definition Of Hot Milf.

"Apa perlu saya ikut Obic Juga disanggar teh Lilis Kar?", Tanyaku " Biar makin jadi".

Muncul raut khawatir diwajahnya, karena mungkin merasa dejavu, dari kejadian - kejadian sebelumnya. Meski kecurigaannya itu... tak berani ia berkonfrontasi denganku. Ia hanya mengganti kenyataan yg penuh curiga itu dengan kenyataan yg bisa membuatnya merasa aman untuk menghibur diri.

Be Careful...

"Wah, sanggarnya buat IBU - IBU aja kayaknya Boss.. Belum ada kelas buat Cowo.."

"Katanya mau buka Gym juga ?" Tanyaku merapihkan kaosku dan menyentuh dadaku lewat cermin.

"Modalnya Boss, Hehee.. Kecuali Boss mau modalin Boleh",

Aku hanya tertawa, tak menggubris omongannya.
Kami memasang terpal itu serapih mungkin sampai tertutup semua kerangka besi yg dimodif diatas double cabin itu..

Sempurna....

Semua tertutup sangat rapih, pas ukuran antara ujung besi dengan ujung besi lainnya, Camping trailer Is Ready. Aku sempat Tos dengan Kardi karena puas melihat kesempurnaan ini.

" Tinggal Satu Kar" Ucapku, "Tinggal di tes dilapangan, kira2 kalo hujan bocor ga",

" Bener... bentar lagi Hujan nih, saya juga pengen tau..",

Tiiiiiidhhh.. Suara klakson mobil terdengar keras membuat kami semua menoleh, , ia masuk melalui jalan kecil disamping bengkel motor itu. 

"Heii../" Teriaknya dari dalam, itu mobil Lilis, ia datang beramai ramai bersama rombongan tante - tante lainnya kemari, Ramai sekali Mpv jepang Itu.

Turun dari mobil itu seseorang yg ku kenal, Bu Tiwa, Wanita yg bekerja di pemda tempo hari bertemu denganku, ia turun bersama ibu - ibu berukuran besar lainnya.

"Eh.. Ada Ryan disini" Ucapnya..

Lilis menghampiriku dengan kaos putih ketat basah karena keringatnya, juga jilbab modis merah mudanya, 

"Kirain udah berangkat?" Tanyanya,

"Diundur Teh, nanti sore berangkat, nih lagi pasang terpal dulu buat Rumah dadakan "jawabku

Ehh.. Ryan.. Eh Ryann... " Ucap Ibu - Ibu Pemda lainnya bersalamna saru persatu denganku, "Pak Kardi.. Apa kabar! Makin Kasep (ganteng ) aja," Ucap Salah satu ibu - ibu yg membuat ramai suasana karena candaan mereka, memecahkan suara kuburan sebelum mereka datang kemari.

"Baikk Bu hehee",

" Waduuh pada dateng juga.. Ga nyangka saya"

"Iya doong pak, kita juga pengen langsing singset kenceng kaya Teh Lilis", Ucap Tiwa.

" Ahh bisa bae Bu Tiwa, kalo dilatih tiap hari juga pasti kenceng", ucap Lilis

"Iya nih biar disayang suami". 

"Makasih Ryan, gara2 dipromosinya berhasil jadi pada datang nih Rombongan" Ucap Lilis sambil tersenyum.

"Ihh Ga salah emang Rekomendasinya Pak Ryan.. Teh Lilis lentur banget badannya, enak kita ngikutin gerakannya.. Abis obik jadi pada seger gini," Ucap Ibu - ibu pemda yg lain mengomentari.

"Iyahh.. Saya pernah ikut obik dibanyak sanggar senam , tapi abis senam pada pegel pegel, beda sama Teh Lilis, abis ikutin gerakannya jadi Enak badannya",

" Awass, aya Nu Hiber buu (Awas ada yg terbang Bu)," Ucap Kardi..

"Hahaha.. Beneran Pak Kardi, enak istrinya ngajarinnya, beuh pasti betah yah dirumah kalo punya Istri kaya Teh Lilis" Ucap Ibu Tiwa lain.

"Pasti" Ucap Kardi bangga karena tubuh kencang montok istrinya buatnya sendiri.

"Udah udah jeung, hayu masuk dulu kedalem, minum - minum" Ajak Lilis 

"Jangan ganggu bapak bapak lagi disini", lanjutnya lagi.

Berbarengan dengan mereka mulai satu persatu masuk kedalam Rumah mereka masih saja bertanya tentang keluarga ku anakku. Aku jawab pertanyaan sambil melihat mereka satu persatu, benar dugaanku, diantara Ibu2 yg hadir ini, Lilis yg paling seksi diantara yg lain. Istri Kardi itu semok, montok, kencang, tidak lupa pula aku mengingat ingat ketiaknya yg seksi. True Hot Milf... dengan ciri khas tersendiri. Kardi beruntung memeliki istri seperti Lilis, benar kata ibu - ibu itu.

Sekitar satu jam kemudian, 

Double Cabin sudah siap, jangan ditanya sudah segelap apa suasana diluar. Ternyata, benar - benar gelap sekali. Hanya terdengar suara ibu - ibu yg cempreng dari Rumah Kardi, mereka membicarakan banyak hal didalam, bila tak ada suara mereka, mungkin suasana sudah benar- benar seperti kuburan.
Suara petir dan kilat terdengar semakin keras dan keras. Ibu - ibu yg mendengar suara petir itu langsung berhamburan keluar, nampaknya, mereka bersiap - siap Pulang.

" Pak Kardi, Pak Ryan, Kita pulang dulu, udah gelap banget" Ucap Mereka.

"Ga dianter Bu? DIjemput siapa ?". Tanyaku.

" ngga, grab kita udah siap koq tuh disana",

"Dianter saja Bu sama saya" Ucap Kardi khawatir.

"Ngga ga pak, Grab kita udah parkir tuh didepan bengjel, lagian biasa ibu2 ini mah ga langsung pulang, kudu jajan dulu" Ucap Bu Tiwa.

"Hujan begini mau jajan apa Bu?" Tanyaku yg membuat mereka tertawa.

'Ya udah ah, Yuk",

Mereka berhamburan keluar pamit takut kehujanan. Aku langkahkan kakiku menuju pipir rumah, membiarkan Kardi fan Istrinya melihat para pelanggan mereka memastikan mereka sudah naik grab.

Aku nyalakan Rokokku menghangatkan diri dari dinginnya cuaca ini. Kulihat Lilis masih memakai pakain kaos ketat putih yg sama dengan jilbab yg sama, ia berdiri disamping Kardi didekat Double Kabin itu sampai saat mereka melihat pelanggan mereka pergi, mereka menyusulku menuju pipir.

Entah karena memang cuaca dingin ini, dadaku terasa hangat melihat toket Lilis bergetar saat berjalan kemari, "Jam berap sih, kira2 berangkatnya?" Tanya Lilis yg mengusap kaosnya dari gerimis yg mulai turun.

"Sekira abis maghrib" Jawabku menghisap rokokku.

"Aku ikut yah hihiiii",

" Boleh" jawabku " Ikut aja..

"Hmmm.. Kalo sore ini ga ada yg dateng ke sanggar mau aku ikut, tapi, ibu2 tadi minta latihan lagi nanti sore",

Kardi melihat Lilis dengan raut bingung 

" Mamah sore ini mau latihan lagi?" 

"Iya emang kenapa?",

" Kan sore ini udah janji Mah, mau kerumah pak Hendra, mau ngucapin selamat, udah keluar" Jawab Kardi.
Kerumah Hendra?, pikirku, bukannya mereka tidak akur ?,, Ohh pasti ini kerjaannya Rezza. Mereka mencoba Re - Connect.

"Iya Pah, tapi mamah udah Janji, ga enak sama ibu - ibu tadi",

Kardi terlihat tak setuju, " Tapi kan mah, papah udah mesen suapaya malam ini mamah kosong",

"Papah jalan aja kesana emang kenapa?", Tanya Lilis mulai meninggi, ia lipat tangannya didepan payudara gedenya itu,

" Kan udah janji, papah mau mamah ikut nemenin kesana".

"GA BISA!!" jawab Lilis tegas, suasana sedikit ketat, suami istri ini mulai berkonfrontasi "Papah kan tau, mamah usaha buat sanggar ini rame, masa udah rame begini ditinggalin gitu aja",

" Tapi papah pengen ditemenin mamah sesekali jalan malem, nikmatin... Ini malam yg udah papah rencanain, papah ngarep ngarep, masa dibatalin gitu aja",

Nampaknya Kardi terlihat sangat berharap malam ini ditemani istrinya.

"Ga bisa!!!! " Jawab Lilis tegas" malem ini kita ga kemana mana, klo mau sana papah sendiri, enak aja cape2 mamah promosiin main tinggal, kaya papah bisa promosiinnya aja, Ryan yg promosiin, mamah juga cape2 promosiin, papah kaya bisa promosiin aja, udah mah ga bisa, ga becus, malah nyuruh mamah ninggalin, ga mau!!!!", " Ucapnya tegas.

Kardi terdiam tak bicara lagi, rencananya yg memang sudah matang ingin makan2 dengan istrinya nampaknya gagal," udah angkatin jemuran sana "

Lilis memang tipe Wanita yg menyetir suaminya, bukan yg distir suaminya, justru aku melihatnya sangat Hot, dengan tampilan toket montok dibalik kaos ketatnya seksi badan kencangnya ia berani berkonfrontasi dengan suaminya. 

Aku ingin menyetir Wanita yg menyetir suaminya itu....

'Sana cepet!!!" Ucapnya seksi. Kardi pergi ke belakang, dilihat Lilis yg masih melipat tangannya (Sidakeup) di bawah toketnya tegas ke suaminya, saat Kardi kebelakang ia melihatku",

"Maaf ya, kamu harus ngeliat itu" Ucapnya,

"Ngga apa2 sering - sering aja" Jawabku yg melihatnya sangat Hot berkonfrontasi dengan suaminya seperti itu,

"Suka ga jelas, udah ga becus promosiin, malah minta macem2", Jawabnya ketus.

" Hmmm" ia duduk dikursi sampingku, nampaknya ia belum mandi dari latihan obiknya tadi siang, wangi tubuhnya pasti alami berasal dari ketiaknya yg seksi.

"Kesel" ucapnya lagi kesal..

"Emang dia ga bisa promosiin dari kantor ke kantor ?" Tnyaku.

"Mana becuss, tapi untung dibantu kamu" Ucapnya " kamu yg bisa".
Suaranya yg malah terdengar manja kepadaku daripada kesuaminya membuat kontolku ngaceng, aku raba kontolku melihat suaranya sangat powerful ke suaminya namun memberikan suara manja itu kedapku, 

"Makasih yah"_ . ucapnya lagi memegang tanganku.

For some Reason... Aku teringat kejadian dengan Mbak Wati, kejadian di villa itu, kelakianku bangkit, aku ingin menguasai Wanita yg menyetir suaminya itu, dan berkonfrontasi tepat didepan suaminya sendiri.

" Ga mau kalo cuma makasih" Jawabku.
Lilis tersenyum , ia busungkan dadanya dan bilang " Maunya apa" ucapnya dengan suara manja,

"Pake tangtop yg seksi , aku mau liat yg montok seksi", ia tersenyum melihat suaminya kebelakang,

" Serius ?", ucapnya terswnyum melihat suaminya lagi kebelakang

Aku menganggukan wajahku,

"Tapi dia ada disni",

" Emang bisa ngelakuin apa?" Tantangku

Lilis menggigit jarinya melihat keberanianku

"Kalo dia protest?",

" Aku ajakin Ribut"

Lagi ia tertawa menutup mulutnya 

"Ngaco" Ucapnya...

"Ujan - ujan gini pengen yg anget - anget, liat teteh pake tanktop kayaknya anget ", Ucapku,

" Bukan anget, panas" Ucapnya merapihkan kaos ketatnya, ia menutup mulutnya dengan siku tangan ia tempelkan diatas pahanya melihat kebelakang, "Kalo dia protest yakin berani ?" Bisiknya.

"Pake Tanktop paling seksi, aku pengen liat" Jawabku dengan nada memerintah tanpa menjawab pertanyaannya..

"Ga mau" Jawabnya sambil senyum kemudian kebelakang.

"Paahh.. bikin Kopi Buat Ryan". Ucapnya terdengar memerintah.

Dari luar aku bisa dengar ia sedang bicara dengan Kardi. Dari suaranya, ia juga memastikan bahwa semua Pakaian itu sudah diangkat semua. 

Hujan mulai turun dengan derasnya.......

Aku masih membuat kepulan asap rokok Ditengah derasnya hujan itu... Sambil memperhatikan keadaan double cabin, membuatku penasaran , apakah Bocor atau tidak terpal itu, basah atau tidak didalam saung dadakan itu. Karena kalo iya, sia - sia saja perencanaanku.

Beberapa saat kemudian.., 

Kardi datang Keluar. Ia datang membawa dua kopi hitam yg terlihat sangat panas mengebul karena diterpa cuaca yg dingin. Ia membuat kopi itu karena disuruh Istrinya tadi.

Ia terlihat grogi, 
Grogi karena mungkin merasa Tak Enak aku harus melihat perkelahian tadi. Perkelahian yg harus di akhiri dengan dipermalukan istrinya. Mungkin ia merasa malu karena disebut tidak becus oleh istrinya. 

Perkelahian itu yg di akhirnya membuatnya grogi. Dengan bangga awalnya ia berkonfrontasi ingin SEKALI mengajak istrinya keluar namun ditolak. Ia disebut Tak becus karena tak mampu mempromosikan sanggar obik itu. 

Beda denganku, Lilis memujiku karena mampu mendatangkan ibu2 pemda tadi. Memang begitu kenyataannya. Sikap Lilis yg mempermalukan suaminya tadi membuat kontolku keras. Ditambah suara manjanya saat ia berterima kasih, beda saat ia menyebut tak becus ke suaminya. 

Goodness..

Kemana istrinya yg mempermalukan suaminya tadi ?". Dengan iseng Sempat kusuruh agar ia memakai tanktop seksi agar a badan kencang setengah telanjangnya dilihat olehku meski ada suaminya disini. Karena setelah disebut tak becus tadi, Kardi terlihat rendah dimataku. Aku merasa tak peduli karena merasa tak takut bila ia protest. Namun nampaknya Lilis berkata Tak Mau Tadi.

"Ngapain datang Ke Hendra nanti Kar? 

" Tanyaku saat ia mulai duduk dikursi agak jauh dari kursiku, Hujan semakin deras, aku seruput kopi hitam itu sambil melihat keadaan double cabin.

"Mau nengok aja Boss",

" Ahh Boong , sama si Rezza kan?"_

Ia diam tak menjawab, Bingung mencari alasan bagaimana menjawab pertanyaanku yg menembak itu. Aku mulai penasaran, bagaimana ia bisa merasa santai dibalik kebohongan itu selama ini. Meski pada dasarnya aku tak mau mengungkitnya lagi.

Setelah beberapa kali ba - bi - bu dengan kata2 tak jelas akhirnya ia jawab 

"Silaturhm aaja si Boss intinya". Ditambah obrolannya yg banyak namun tak berisi itu.

Aku sudah tak mau mendengarnya lagi, Toh baru kemarin aku bertemu Hendra dan istrinya di villa itu.

Saat sedang mengobrol itu aku sempat menyuruh Kardi agar ia pergi ke saung dadakan Double Cabin Itu untuk memeriksa basah atau tidak hasil kerjaannya selama ini.

Sebenarnya hal penting adalah memastikan Trailer rumah itu berfungsi sebagaimana mestinya, sebelum akhirnya aku melihat tadi ia berkelahi dan dipermalukan istrinya. Ia sempat ragu saat disuruh, namun aku tegas karena ini hal penting, sehingga ia tak bisa menolak. Saat baru saja ia hendak berdiri..

" Mau Pisang Goreng ga?" Ucap Suara Lilis yg terdengar dari dalam Rumah, Kardi duduk kembali,

"Wahh.. Boleh nih, Dingin dingin, " Ucap Kardi.

"Sebentar" Jawabnya dari dalam,

"Makan pisang dulu ya Boss, Nanti aaya paati kesana" Janjinya

"Hmmm Masih Panas banget" Ucapnya saat Lilis keluar menghampiri kami.

Oh Fuck Me Fuck..... ..

Ia keluar memakai Tanktop ketat berwarna Hijau Toska, belahan susu montoknya jelas terlihat seakan tumpah. Tanktop itu begitu kecil ukurannya, sangat terlihat putih bersih kencang belahan toket itu. Ditambah memakai celana yg hot pant's yg sangat pendek yg biasa ia pakai untuk obik. Ia menuruti permintaanku, kontolku mulai ngaceng kembali.

"Nih dimakan" Ucapnya terlihat kasual seakan badan montok setengah telanjang itu sudah menjadi hakku untuk dilihat. Suaminya hanya melongo tak percaya melihat badan terbuka istrinya itu dilihat olehku, Badan semok yg barusan dipuji oleh ibu - ibu tadi bahkan menyebut hanya Kardi Suami yg beruntung memiliki istri dengan badan sebagus itu, kini terbuka untukku tepat didepan matanya. 

Aku terang2an melihat toket montok itu like a Cocky Bastard seakan tak peduli dengan suaminya. Cuek aku tak sopan terang2an melihat belahan toket itu didepan suaminya, Yg sudah disebut tak becus oleh istrinya.

Lengannya yg berotot , belahan toket yg mau tumpah serta paha yg mulus kencang itu menjadu santapan mataku ditengah hujan ini.

Lilis melihat ku, mungkin ia menunggu reaksi suaminya. Dan juga reaksiku, apa yg akan aku lakukan bila mendengar suaminya protes, Untuk beberapa detik pertama Kardi tak bicara, Lilis mengambil satu pisang itu kemudian membalikan badannya melihat double cabin itu, Fuck, Tanktop kecil itu model open Back yg menyebabkan punggung mulus kencangnya terlihat dengan membentuk huruf X.

"Katanya papah suruh kesono"?" ucapnya.

Shit.. nampaknya ia sempat mendengar percakapan kami, mungkin saat suaminya tak berani melanggar perintahku, ia memutuskan keluar untuk memperlihatkan belahan toket itu.

Dari belakang Aku bisa melihat lekukan pinggulnya terlihat ketat tanda ia rajin mengolah tubuhnya sehari - hari. Pahanya yg mukus itu membuatku tak tetasa meremas kontolku.

"Koq mamah pake itu?" Tanya suaminya yg baru bereaksi dari semenjak ia keluar kesini.

Ia berbalik, bertindak kasual seakan - akan bersikap biasa, ia menggaruk rambutnya menyebabkan ketiak seksinya terlihat .. Seakan bersikapa biasa

"Ryan yg nyuruh, katanya seneng sama hasil obik mamah, pengen liat mamah pake baju ini.. ". Ucapnya blak blakan yg membuat kontolku makin keras..

" pake aja" ucapku jelas.

Ia melihat suaminya, seakan akan bilang, ayo dong pahh, protest jangan diem aja, namun saat ia menyebutkan namaku, ternyata ia tak bereaksi, lagi aku melihat Kardi seperti mencari alasan bahwa semuanya baik2 saja. Tak ada yg salah, meski jelas melihatku senang karena mengusap kontolku,

"Tuh kan, seneng... Ryan seneng mamah pake ini". Ucapnya.

Ia melihat suaminya, lidahnya seperti tersengat kucing, ia tak menyuruh istrinya kedalam, juga tak mengomeliku. Juga tak berani berkonfrontasi saat ia menyebut namaku yg ingin melihatnya seperti ini, Membuat Lilis semakin yakin dengan ucapanku, bahwa memang ia tak melakukan apa, saat tahu aku yg nyuruh, mungkin perasaannya tak enak bila menolak permintaanku, itu sangat bahaya.

Karena diam saja, ia tunjukan badan seksinya kepadaku terang2an didepan suaminya, dengan mengangkat lengannya, menguncir rambutnya, serta memperlihatkan ketiaknya yg seksi dan bilang "Lagian mamah belum Mandi, mangkanya gerah... Enak pake ini" Ucapnya jelas.

Aku bisa melihat ketiak itu dan titik helai rambutnya, nafsuku Sudah memuncak bila melihat ketiaknya ITU,

Meski birahiku sudah sampai ubun - ubun, namun aku tetap bersikap biasa, begitu juga dengan Lilis yg bersikap kasual kemudian ia bilang "Ga enak kan pah kalo Ryan yg nyuruh?",

Suaminya menganggukan wajahnya tanda menghormatiku.

"Sini duduk" Ucapku menyuruhnya, karena melihat suaminya menghormatiku, ia menuruti permintaanku sambil kulihat ada ssenyum dibibirnya. 

Untuk alasan tertentu, aku bisa melihat Lilis ingin sekali suaminya untuk bertindak, karena mungkin ingin sekali melihat ia dihajar olehku. Namun tidak, membuat lilis menempel dengan badanku sambil bersikap kasual,

Membuktikan omonganku benar, bahwa suaminya tak berani, ia lebih.membusungkan toket gedenya kepadaku seakan akan ia bilang, ",pria ini dihormati suamiku mungkin ga apa ngasih show untuknya",

" Enak Pisangnya"? Tanyanya.

"Enak" Jawabku sambil terus melihat badannya.

"INI pisangnya udah kelamaan dikamar si papah, jadinya... lembek " Ucapnya.

"Masa?",

" Hmmmm".

Melihatku yg cuek terus melihat tubuhnya, Lilis diam diam melihat Suami nya, kemudian melihatku dan bilang 

"Kenapa, ?" Ucapnya cuek menarik tanktopnya kebawah

"Montok banget" 
Ia tertawa "iya donk",

" itu ototnya kenceng banget"
Suaminya masih diam saja

"Hihii" ia melihat suaminya "Kenceng kan... Pantesan nyuruh mamah pake ini pah.. Ternyata ni anak seneng ngliatnya." Ucapnya.

Kardi ikut tersenyum, seakan itu ucapan biasa.
Aku bersiul menggodanya, "Swiww, ibu2 tadi bener, harusnya aku promosiin lebih luas supaya tahu/instruktur semok disini paling tau caranya ngerawat tubuh",

" promosiin lah, yg tadi aja berhasil gara2 kamu, soalnya si papah, ga becus" Ucapnya asal..

Kontolku semakin keras, ia mempermalukan suaminya, membuatku semakin tidak peduli ke Kardi

"Tuh Kar" Aku usap otot lengannya "punya istri badan bagus gini harus sering ngelatih",

" Bener. " Ucap Lilis " harus sering diliat juga yah, dasar.. Bilang aja mau ngeliatku pake pakaean seksi," ia balas meremas lenganku" kan kurang aja banget pah.. Nyruh nyuruh mamah pake seksi ini, biar dia seneng",

Ia menunggu reaksi suaminya yg lagi2 tak jelas dan tak menentu, Lilis permalukan suaminya dengan bilang "Papah aja kalo nyuruh mamah pake seksi gini suka ga mau"

Fuck... Kepalaku sudah pusing, kontolku sangat keras" aku bilang "Kayaknya kalo rambutnya dikucir makin seksi.. Coba kuncir" 

"Tuh kan nyuruh lagi, tadi nyuruh pake ini, sekarang nyuruh nguncir rambut, masa nyuruh mamah nguncir rambut, gimna ni pah?, kurang ajar banget". Ucap Lilis menunjukan toket montoknya, " Ihh diem bae" Ucapnya lagi melihat Suami nya seperti merasa tak enak bila melarang.

"Kuncir supaya seksi"perintahku.

" Hmmm" Lilis sudah tau aku ingin melihat ketiaknya, ia angkat lengannya ke atas, ohh fuck aki bisa melihat titik helai ketiaknya yg kriting kecil itu, wangi badannya tercium, aku meremas remas kontolku dari sini.

"Udah" ucapnya sambil senyum, "Gimana?" 

"Seksi kaya abg" ucapku melihat leher mulusnya. 

"Masa mamah dibilang abg pah?" ucapnya lebih membusungkan toketnya. Saat melihat Suaminya ikut tersenyum, Lilis semakin menjadi - jadi, ia angkat lagi lengannya yg kanan ke atas, ia usap ketiak itu dengan tangan kirinya, kemudian ia taruh tangan kiri itu diwajahku agar aku bisa mencium wangi tubuhnya ", emang Dasar brownis... banyak maunya" 

"Suamiku aja ngajak jalan aku tolak" Ucapnya lagi yg membuatku tak sengaja meremas kontol didepan suaminya 

"iya ga pah.." Kurang ajar bgt kan, nyuruh2 mamah pake ini, nyuruh2 mamah nguncir Rambut",

" asli, cute banget " Kaya abg Hot Milf lebih tepatnya ucapku dalam hati.

"Masa sih" ia berpose mengusap usap lengan berototnya, ia melihat suaminya masih menghormatiku, layaknya Wanita yg baik, ia membiarkan lelaki yg dihormati suaminya ini melihat tubuh semoknya,

"Pah, tolong ambilin mamah teh anget donk di dapur" Perintah istrinya "Ryan bikin mamah pusing nih", tanpa menunggu perintah yg kedua kalinya, ia pergi kbelakang meninggalkan istrinya dengan pria lain

" Dia ga berani ngapa - ngapain" Ucap Lilis sambil mulai menciumku "Cupp hmmm cupll hmm shhhh... Cpok cpok bener omongan kamu" .

Lidahku ku lilit lilitkan ke lidahnya, aku menciuminya penuh nafsu, sambil meremas toketnya, tak terasa Kardi Sudah ada sudah ada di depan kami, Lilis melepas ciumanku, bibirnya sangat basah, ia terpergok namun tersenyum sambil bilang cuek 'Apa Pah, Ryan Cuman bilang mamah kaya Abg dikuncir gini, mangkanya gemes pngen nyiumin"

Dia diam saja..

Aku cium pipinya,....

Msih diam...

Aku cium pinggiran bibirnya sambil meraba toketnya , Shhhh shhhhh, aku cium lagi, kami berciuman penuh nafsu, sampai bibir kami benar2 basah, sampai kami sama2 melepasnya,

"Hmmm" Lilis mengangkat lengannya ke atas, meregangkan ototnya, namun tetap menahan lengannya ke atas saat aku sayu melihat kwtiaknya,

"Tau ga pah, ... Ryan paling seneng banget sama ketiak mamah.." 

Ohh nafsuku sudah sampai ubun2 mendengarnya, suaranya begitu pelan dan eksotis, aku dekatkan wajahku ke ketiaknya, "katanya, ketiak mmh seksi" Lanjutnya, aku julurkan lidahku, aku jilat shhhh... Satu sapuan membasahi ketiaknya. "Katanya... nafsu sama ketiak mamah",

Lick lick lick....

" Ahhh bener kan nafsu"

Lilck lick lick lick

Nafsuku semakin menjadi jadi ketika melihat kardi tak berani menegur, melarang, bahkan tak berani berkelahi dengaku, saat lidahku menyapu ketiaknya, ia membiarkan istri montoknya dijilati, karena sifatnya yg pengecut Dan menghormatiku, membuat Lilis membayar keberanianku dengan mendesah karena dijilati pria yg dihormati suaminya ini.

Terus Aku jilati ketiaknya... meremas toketnya, aku masukan tanganku kedalam tanktop hijau toskanya, aku remas toket telanjangnya, hmmmm, lilis mendesah kencang saat melihat suaminya tak berani melakukan apapun kepada pria yg meremas toket montok istrinya, aku keluarkan toket itu sambil menghirup wangi ketiaknya, Ahhhh shhhhhh, ahhh shhhhhh

"Keteknya emang nafsuin banget " . ucapku yg disambut senyuman Lilis, aku mempermalukan Kardi dengan mencicipi ketiak Hot istrinya.. Itu yg membuat kontolku begitu keras "Coba liat" Ucap Lilis sambil menaruh tangannya diselangkanganku, ia remas tonjolan kontolku, ia diam sambil melihat Suami nya, , "Remes kontolnya " Bisikku yg mungkin terdengar suaminya. Ia menurutiku, Lilis remas2 kontolku dengan memijitnya nikmat.

Toketnya yg montok yg sudah ku keluarkan itu ku caplok, ku swdot sedot kujilati sampai kunikmati putingnya, badan istri Kardi ini benar2 kencang, Shhh ahhh shhhhh, 

"Kar... Inget ga tadi disuruh apa" Ucapku sambil meremas toket Lilis yg montok 

" sana.. " aku jilat puting istrinya shhhhh "hihihiii" ucapnya tertawa karena aku berani menyuruh suaminya ke mobil ..

Slruuuppp slruuppppl slrupppp cok cok cok...

Aku lepaskan hisapanku, kemudian aku diam sambil melihat Kardi yg masih duduk disana sambil meremas remas toket montok istrinya, agar berjalan ke double cabin itu, Lilis hanya menggigit jarinya melihat Suami nya tak berani melarangku, dan menuruti perintahku, berjalan basah2an menuju mobil itu.
Kemudian Lilis mengangkat lengannya kembali ke atas agar kujilati sambil bilang "Jahat banget sih lu, nyuruh laki gw keluar supaya lu bebas jilat jilatin gw gitu" Ucapnya kasar dan sayu, aku jilati ketiaknya seperti lolipop yg membuat nafsuku semakin memuncak, namun aku juga bisa tahu Lilis pun campur aduk perasaannya, antara kesal karena suaminya dia saja dan putingnya mengeras karena laki2 lain berani menggarapnya disini.

Dari derasnya air hujan itu, aku tidak Yakin ia bisa melihat atau tidak, ketika istrinya membuka sleting dan mengeluarkan kontolku, "Hmmm kangen ini" Ucapnya pelan, ia menundukkan wajahnya mulai menyepong,

Sambil memasukkan helm kontolku ia kocok2 batangnya, aku kelojotan sambil mengusap keseluruhan badannya, cincin pernikahannya yg berwarna emas itu melingkar dibatang kontolku, aku sudah tak memperhatikan yg punyanya yg mungkin bisa melihat Lilis menyepong ditengah buramnya Hujan deras ini.

Kloq kloq kloq kloqq Akhhh Fuck..

Lilis mulai Deep Throat lebih dalam, aku angkat wajahnya, matanya menangis karena tercekok kontolku, aku cium ganas, kemudian ku kembalikan lagi agar menyepong kontolku,

Kolq kloq kloq kloq kloq kloqq

Goodness fuck....

"Kedalam Yuk" Ajakku kemudian ia angkat lagi wajahnya dan menciumku sambil perlahan berdiri, ia melihat ke arah mobil, kemudian menuntunku agar masuk kedalam, 

Disofa ia semakin liar menyepong kontolku, ia liuk liukan wajahnya sangat binal menghabiskan kontolku seperti seseorang yg sedang merayakan pesta tahun baru, begitu semngat dan bernafsu, Lilis Tau aku sangat susah untuk keluar, toketnya sudah sangat basah karena dicaplok habis habisan, ia jepit kontolku ditengah tengah toket montoknya dan mulai Titty Fuck,

Slekk slekkk alekk alekkk cuihhhhh
Ucapnya sambil meludah,

Slwekkk slekkkk slekkkkkkkk akhhhh 

Fuck....

"Elu nikmat banget sih" pujiku sambil melihat wjah sayunya, dengan binal sambil titty fuck itu ia julurkan lidahnya agar menyentuk lubang kencing kontolku, aku kelojotan tak terkira, terdengar suara pintu masuk,
Tak terasa ternyata Hujan sudah sedikit reda, Kardi Masuk ke dalam Rumah, dengan baju basah, memergoki istrinya sedang menjepit kontol bossnya dengan kedua toket montoknya, dan yg lebih mengharukan lagi, istrinya terlihat menyukainya, menjepit kontol itu, saat Lilis melihat suaminya masuk, ia lepaskan jepitan itu, toketnya basah, tubuhnya mulai berpeluh..

Guilty As Charged... Ia terpegok..namun tak peduli sambil senyum kepadaku..

"Ryan pengen angetin diri katanya pah mangkanya kedalem" Ucap Istrinya sambil tak melepas kocokan kontolku ditangannya, ia kocok2 kontol itu perlahan.. Perlahan.. sambil melihat suaminya.

"Bocor ga?" Tanyaku.

Ia menggelengkan kepalanya, melihat ia hanya diam saja berdiri disitu, Lilis menggesek gesekan kontolku diketiaknya,
Karena suaminya tak berani menegur, Lilis berdiri, ia tuntun tanganku agar ikut berdiri, kontolku bergoyang kesana kemari saat berdiri,

"Pah.. Ryan mau istirahat katanya dikamar Papah" Saat berdiri aku raba badannya yg berpeluh itu.. " tapi pnegen Ditemenin mamah,.. Papah jangan ganggu ya cuma sebentar" ucapnya,

Lilis tarik kontolku seakan menuntunku mengikutinya berjalan ke kamar suaminya. selama dijalan itu aku ciumi lehernya sepanjang jalan menuju sampai kamar
Setelah disana, ruangannya gelap, ia menyalakan lampu, dan melihat foto pernikahannya yg besar menempel di dinding, aku hampir tak percaya, aku akan menidurinya dikamar nikahnya karena suaminya tak berani melarang, saat aku duduk ditepian kasurnya, Lilis mengocok ngocok kontolku, dengan jari nikah melingkar dibatang kontolku, 

"Shhh salah dia sendiri" Ucapnya cuek sambil mengeluarkan ludah dan turun ludah itu membasahi kontolku..

Aku remas2 kedua toketnya "kangen ngewein Lis" ia telentangkan badanku dikasur suaminya dan mulai membuka Hot Pants nya dan menaikiku, "Tumpahin peju kamu dikasur ini" Ucap Lilis,

Saat kepala kontolku memasuki gerbang mememeknya ia menadahkan kepalanya ke atas sambil memejamkan matanya, ohh sungguh pemandangan yg sangat seksi, melihat tubuh yg begitu kencang seksi akan di entot dikasur suaminya,

Bleshhhh fffffuckkkk... Kontolku masuk..
Ia naik turunkan tubuhnya yg berkeringat itu ,

ia angkat lengannya ke atas"Ahhhh ahhh ah ah ah ah ah ahhhh

Ahhhh ahhh ah ah ah ah
Ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah
Ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah
Ah ah ah ah ah ah ah ah ah
Ah ah ah ah ah ah ah ahah

Krekk krekk krekk krekkkk suara kasur Suami nya ini berbunyi tiap kontolku menyeruak masuk kedalam memeknya, dari terlentang aku duduk mencaplok toketnya, aku coba untuk memasukkan semuanya tapi tak bisa,

Aku jilati ketiaknya penuh nafsu, karena lengannya masih ia angkat ke atas, sambil terus mengewe memeknya mendengar jeritannya, saat ditengah- tengah jilatan ketiakku, ia kegel kontolku di dalam memeknya, 

Ahhh Ahh AHHHHHH fuck Fuck Fuck 

Fuck Fuck Fuck Fuck Fuck Fuck Fuck Fuck Fuck Fuck..

Nikmatttt shhhhh ahhhhh
Lick lick lick lick lick........
Nyrittt nyrittt nyriiit suara kasur milik suaminya ini bergoyang seiring goyangan tubuhnya diatas kontolku,

Aku lepaskan tusukanku, menyuruhnya menungging, aku entot dari bekajang sambil menginjak kepalanya. Ia menjerit tak karuhan, semakin kencang aku mengentotnya semakin keras aku menginjak kepalanya, ia terus menjerit dientot seperti itu, menjerit dikamar suaminya sendri

Plok plok plokm plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok

KELUARRR KELUARRRRRR AKHHHHHHH CROTTTTTTT
ffffffffuckkkkkkkk....

Aku tumpahkan pejuku dikasur suaminya setelah satu crotan masuk kedalam memeknya.

Lilis masih bergetar getar badannya di atas kasur setelah dihajar habis2an olehku dan ngecrot menumpahkan peju dikasur itu aku terhuyung Dan ambruk, Lilis masih NGOs ngosan tak terkira, digagahi dikasur suaminya sendiri. Aku kumpulkan nyawaku sambil tiduran sebentar,

Saat lewat dan turun kebawah aku bertemu Kardi, dan bilang "terbawa suasana" Cuek dan tak memperdulikannya, 

Semua ini berawal dari Hendra, karena sebetulnya, This Hotwife membuatku Ngaceng-able sangat keras. Beda dari pengalaman yg kulakukan. Feeling awesome. Semenjak kejadian Hotwife Thing dengan Mbak Wati itu, aku seperti ketagihan. Nampaknya, aku melakukannya lagi dan lagi,

aku heran Kardi Tak berani melarangku, istrinya yg montok semok itu sungguh nikmat. Selama Kardi bersikap Pengecut dan tak berani melarangku, aku entot lagi istrinya lebih keras.

Akhirnya Aku menyetir tipe Wanita yg memang menyetir suaminya... seperti mempermalukan...

That Humiliation makes my Cock so hard...

Ada sesuatu yg berbeda saat melakukan itu... Justru Kontolku itu makin keras ketika Kardi diam saja Istrinya kusuruh memakai tanktop, bebas melihat toketnya, sampai ku entit dikamar suaminya. Juga ketika membuka kado Anniversarry Hendra di Villa itu.

What a day


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"