Langsung ke konten utama

Chapter 28 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)


Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 28:

Ditengah Kebun Kelapa Sawit

UnHidden Content:


 


Ditengah Kebun Kelapa Sawit

Ditengah Kebun kelapa Sawit
Bogor semakin hari semakin padat saja, makin kesini masyarakat indonesia banyak yg mencari keuntungan di Kota ini. 

Kota yg sangat padat sekarang, sumpek bahkan merupakan salah satu yg terpadat pinggiran kota Jakarta.

Lalu Lintas sangat padat dimana - mana, bila sudah Macet, membuat banyak Orang seperti menua dijalan. 

Karena Disini wisatanya digandrungi, Dari air 
Terjun, sampai pemandangan daerah pegunungan yg sejuk. 

Luasnya amat sangat luas diantara daerah jawa Barat lainnya, 

Banyak cerita banyak kenangan disini....

Tidak mudah memang bila kita punya kenangan di kota tempat tinggal kita sendiri. Tentu memori itu selalu datang silih berganti, 

Baik buruknya atau pun pasang surutnya.....

Dari Mulai berpisahnya aku dengan May itu terjadi di Taman kota, kemudian di taman itu juga sampai aku dipertemukan 8 tahun sesudahnya ditempat yg sama.

Dari Mulai aku hanya mengenal Teh Lilis yg masih menjaga warung bedeng Kecil didepan aku membangun perumahan dulu. Sampai ia sekarang berubah menjadi True Hot Milf, 
Menjadi Juragan .. Dan sayangnya... Justru semakin kesini semakin Hot aaja wanita itu.. selalu pusing bila ada didekatnya. Terutama Otot kengannya yg kencang toketnya yg besar, ketiaknya yg seksi, hingga terjadi lagi Ketika kejadian tadi, aku semakin ketagihan dengan ibu - ibu instruktur senam yg lengannya berotot itu,

Goodness....

Dikota ini juga aku dekat dengan Bu Haji Elis beserta Suaminya Pak Haji Malik. Pak haji Malik sekarang sibuk di Cilangkap mengurusi tambang pasir yg sering bermasalah itu, bermasalah karena memang seperti itulah seninya membuka usaha tambang. Naik - turun, pasang - surut, namun selama menghasilkan profit yg bagus ia tetap jalan terus. 

Aku teringat dulu waktu sering bersama Bu Haji Elis, ia memberitahu kepadaku bahwa pak Haji terkena diabetes, membuatnya lemas. Sehingga tak bekerja sebagaimana mestinya di ranjang. Dari situ, aku mengalami masa2 Liar dengan Milf semok itu. Teringat Ketika dari pertama kali aku ngariung itu.... sampai aku melakukan anal yg pertama kontrakan suaminya yg biasanya sering dipakai pak Haji istirahat. Aku ingat menjadi Exploder Waktu itu, meledak ledak memasukan batang kontolku ke dalam pantat montok milik bu haji. Oh Goodness Sampai & sampai dimasa sekarang aku masih ingat caranya ia menjerit Dikontrakan itu saat pertama kali aku melakukan anal dengannya. 

Goddamn Fucking Tight....

Juga yg Paling berkesan adalah ketika aku mulai kenal dekat dengan ustazah Sahla. 

Istri ustad Ali itu Sifatnya yg galak, ternyata sangat besar nafsunya, membuatku kangen, terutama bila melihat Pantat bulat montoknya. Pertama kali dikenalkan dengan Intan, justru aku malah senang dengan Mak Comblangnya. Kejadian salah jodoh itu salah satu yg paling lucu bila ku ingat. Meski akhirnya, aku berjodoh dengan intan.

Kota ini memiliki banyak kenangan sebenarnya.. 

Ustazah Sahla dan Ustad Ali semakin terkenal sekarang. Semakin terhormat dikalangan Jam'ah yg luas. Dengan posisi yg penting seperti itu, nampaknya Ustazah Benar2 sangat berhati - Hati sekarang. Sangat beresiko bila mengulang Curhat itu. Sudah sangat lama setelah kejadian curhat itu ketika terjadi penipuan yg dilakukan Hendra Tono.

Meski... Aku juga kangeb dengannya..

_-_____________________

Malam terasa masih sangat panjang dengan perencanaan pergi ke Pesantren itu.....

Sepulang dari Rumah Kardi tadi, aku merasa sangat kotor dan lelah. aku beristirahat sejenak sebelum pergi ke pesantren itu. Aku menyewa Hotel transit, untuk membersihkan Diri sebelum datang kerumah Pak Ustad Ali, juga beristirahat sejenak, sampai aku mendapat pesan dari Pak Suprapto..

" Ryan... Saya datang sekitar pukul 8 kerumah pak Ustad.. Kita berangkat dari Rumah Ustad Ke Bandung terlebih dahulu dan istirahat disana.. Dari Bandung.. Baru besoknya.. kita konvoi ke pesantren" Pesan dari Pak Suprapto membritahukan schedule Keberangkatan.

"Loh... Dari Bandung Ke Awwabin, perjalanannya kira2 berapa jam lagi Pak?" Tanyaku.

",Tergantung Medan, Kalo macet dan banyak jalan Off Road yg basah dan Rusak, bisa memakan waktu 7- 9 jam" Jawabnya.

Mantap.. Kalo ditambah makan dan banyak berhenti dan istirahat pasti hampir 13 Jam, itu waktu perjalanan Jakarta - Turki, Fix Aku bakal Gempor dijalan.

"Ya oke Pak,".

Sekarang sudah pukul enam lewat ba'da Magrib. Aku putuskan untuk tiduran terlebih dahulu sebelum ke Rumah Ustad.
_-________________

Majlis pengajian terlihat Ramai, anak - anak, orang dewasa, usia tua, usia muda semua berkumpul dimajlis yg sudah terlalu sempit itu. Wajar Bila Ustad Ali berniat untuk membangun Majlis lagi yg lebih besar dibelakang Rumahnya.

Ustazah Masih memakai Mukena Putih, wajahnya sangat terlihat Bercahaya Karena Air Wudhu, apa memang dasarnya ia cantik, seingatku.. she is a Babe indeed. 

Cantik Luar dalam. Juga personal yg sangat menyenangkan.
Tak kaget bila dia menjadi Murid kesayangan Kyai Basri.

Aku sudah melihat mobil wrangler Pak Suprapto mangkal didepan rumah pak ustad ketika aku datang, sesampai didalam, kami bersalaman, cipika cipiki, sampai akhirnya membicarakan rencananya.

"Nih Liat".. Ucap Pak suprapto membuka Map Pesantren itu. Disitu sudah ada oret oretan tersendiri tentang luas bangunan Hotel, nama Hotel, yg memang kebetulan dinamai yg sama dengan pesantren, juga peta yg menjelaskan ada apa saja di lokasi yg hendak dibangun Guest House itu. Luas sebanyak 4 Hektar itu terdapat Hutan lebat, tebing yg sangat tinggi sampai menuju sungai, jalan setapak menuju air terjun, serta beberapa wilayah yg masih sangat alami keadaannya. 

Ustazah Juga ikut bercerita tentang peta diwilayah itu, ia juga tahu seperti apa tebingnya dan juga menveritakan kenangan masa kecilnya disana.

" Dulu bareng santri putri lainnya aku biasa Rafting di tebing itu bila hari libur, seru, tinggi, pas nyemplung ke air.. Kaya lahir kembali rasanya" Kenangnya sambil melihat tebing di lokasi hendak dibangun itu. Sounds Heaven ucapku dalam hati..

"Jadi begini" Ucap Pak Suparpto kembali menerangkan".. luasnya sekitar 4-5 hektar Hektar yg hendak dibebaskan dan mau dikembangkan, yg dua Hektar milik Pak Dharma sudah beres di urus Royhan kemarin, sampai2 izin lingkungannya dia yg urus, nanti kita urus tiga hektar sisianya." Jelasnya menunjuk nunjuk peta itu 

"Disini ... Yg sudah dijelaskan Ustazah tadi, ada tepi jurang yg langsung menuju sungai, tinggi sekali, tadi Roy sudah memeriksa, ia manjat tebing, katanya tempat ini memang bisa dijadikan tempat Rafting buat mereka yg berani, karena sungai dibawahnya INI juga dalam," terangnya, ia setuju dengan pengalaman ustazah Sahla itu. 

"Ga jauh dari tebing itu, sekitar 200 meter tepat dipinggir jalan, nah disini, disini kita bangun guest House nya, nih udah saya buat gambar terdiri dari empat Tingkat, didalamnya dibangun sekitar tiga ratus kamar yg kita sediakan didalamnya" Jelas pak Suprapto lagi.

"Sebenernya, sudah lama sekali cita - cita ingin membangun penginapan ini, tempat favorit rekreasi saya bila sedang mudif (Namu) kepesantren itu untuk menengok Royhan, namun sayang, Royhan tidak sampai lulus, dan dikeluarkan dari pesantren itu.. Tapi alhamdulillah sekarang ceritanya bisa beda, satu2nya halanganku membangun itu adalah Pak Dharma, tapi untungnya, ia Bisa dekat dengan Royhan Sekarang" Ucap Suprapto lagi.

Terus menerus ia menjelaskan rencananya dan juga tipe2 kamarnya, beserta fasilitas lainnya. Nampaknya memang, agar diterima di masyarakat sana, sistem penginapannya sesuai dengan Hotel yg ada di Menteng, dijaga tata kramanya. Tak mungkin ada yg menginap buat pasangan yg belum menikah, aku tersenyum mendengar itu.

"Terus gini Pak, tadi Pagi ada yg nitip salam dari pak Ari juga dari pak Heru" Ucapku.

"Pak Ari Pak Heru kepala cabang Bank *** Bukan?"

"Ya bener, yg buka cabang diruko perumahan dpan, katanya, dia mau ajak kerja sama, saya bilang yaa gimana Pak Suprapto aja" Jelasku.

"Tadi dia menjelaskan skema bantuannya seperti apa, sampai urusan kredit dan juga presentasenya ia jelaskan, dia bilang, bila mau bekerja sama dengan mereka, swmua biaya bangunan bank yg nanggung, tinggal bila sudah jadi, keuntungannya dibagi - bagi" Jawabku lagi.

"Hmmm.. Biasa Orang Bank itu Roy, ngasih iming - iming biar kita tergiur, ujung2nya kita percis kaya lagu haji rHoma irama, Gali Lobang Tutup Lobang"_

Aku ajak Tos Pak Suprapto tanda setuju " Plokk", ternyata pengusaha sekelas Pak Suprapto sepikiran denganku, "Kalo macarin pegawe Bank yg cantik baru boleh yah pak",

" Naaah itu, kalo itu boleh.. plok" Lagi aku toss sambil tertawa bersama Ustad Ali. Namun beda dengan Ustazah, ia melihatku seakan akan ingin menimpukku bila aku macam2, mamah galak itu justru terlihat Hot bila sedang bersikap galak.

Baik pakai Mukena atau Tidak, ia tetap cantik, Kulitnya aku yakin selembut Bayi.. Tinggu dulu... Aku sedang membicarakan pihak Bank, kenapa pikiranku ke Ustazah. 

"Ya sudah nunggu apa lagi, kita berangkat"

Ustad Ali dan Ustazah pergi ke majlis itu pamit ke anak2 bimbingannya untuk pergi ke Pesantren.

Aku mempersiapkan barang2 yg hendak dibawa, tak Ketinggalan Gulai Ayam pedas nikmat milik ustazah, aku taruh di double cabin yg hendak dipakai olehku.
Aku cek tenda saung dadakan yg sempat terguyur air Hujan tadi, ternyata.. 

Tak ada yg basah. Berarti... benar ucapan Kardi tadi..

Ia tiduran ditenda ini ketika hujan Tadi, entah ia bisa melihat atau tidak kegiatanku bersama istrinya dipipir rumah itu. Aku menggelengkan Kepala untuk berusaha tidak mengingatnya.

_-_______________

"Wahh akhirnya punya rumah Berjalan ini Yan" Ucap ustad Ali mengomentari saung dadakan ketika kami sudah ada dijalan, Pak Ustad Duduk di sampingku, Ustazah duduk Dibelakang, sedangkan Pak Suprapto dengan Kru yg ia bawa memakain double cabin yg lain, kami konvoi emoat Mobil menuju kesana, sengaja barang2 aku simpan di bak belakang, agar ustazah leluasa di kabin belakang.

Pak ustad Cerita, bila jalan kesana sangat tak layak, beruntung doubke cabin yg dipakai ini sedikit merasa free - worry karena basis 4x4 nya. Sedikit aman bila melewati jalanan offroad, apalagi Pak Suparapto ada didepan Kami, Cukup aman bila ia memakai Wrangler itu .

"Berapa Lama lagi kita ke Cipularang?" Tanya Ustad Ali, dusela sela obrolan Kami,

"Sekitar satu Jam tad, saya juga ga nyangka bisa padat merayap gini... Weekend soalnya.. "

Perjalanan padat merayap, semua topik pembicaraan sudah dibicarakan oleh pak ustad. 

Bahkan aku kehilangan Pak Suprapto, arus menuju kesana memang padat bila akhir pekan ini. Waktu sudah menunjukkan sebelas malam, Aku mengirim pesan ke Pak Suprapto agar kita semua berkumpul dititik tol Cileunyi Saja. Dan membiarkan kami jalan sendiri sendiri menuju sana. 

Pak Ustad Dan Ustazah tak hentinya membicarakan kenangan mereka saat mereka mesantren disana.

Memang seru bila mendengar cerita mereka sampai akhirnya mereka menikah dan pindah dibogor, tak terasa kita sudah aampai Cipularang..

"Bi.. Bawa mukena baru yg abi beliin itu kan?" Tanya Ustazah saat kami bersiap untuk beristirahat dan isya di rest area.

"Ada, abi simpen di atas mobil ini, didalem saung tenda atas.. Kenapa?, kan dimasjid juga nanti ada mukena?".

'Ngga, ummi mau pakai mukena yg abi beliin aja hihiii" Ucapnya manja.

"Mukena apa Pak Ustad?" Tanyaku.

"Mukena motif bunga hitam putih, ada jama'ah umroh yg daftar kebetulan buka usaha butik mukena, saya beli satu buat ustazah" Ucapnya.

Aku melihat spion, Ustazah terlihat senang dengan mukena itu, aku hanya bisa melihat wajah mulus, tangan mulusnya saja, aku yakin ia juga tau aku sering melihatnya lewat spion, sampai akhirnya kami kontak mata, namun akhirnya ia alihkan kontak mata itu ke hal yg lain.

Saat kami ingin memasuki Rest Area, ternyata antrian macetnya begitu panjang, terpaksa kami bablas terus menuju gerbang Cileuci karena pak Suprapto sudah memesan Hotel disana untuk kamu menginap.

Waktu sudah pukul 00, pak Ustad Sudah tertidur, ustazah masih melihat hand phone nya, aku masih serius menyetir, sambil sesekali aku mengobrol ringan dengannya. karena suasan sepi dimobil itu, membuat Ustazah sempat khawatir.

"Kamu ngantuk ga?"

"Ngga ustazah seger",

" Aku takutnya kamu cape ngantuk, mau istirahat dulu ngga.. Kamu seger ga?" Tanyanya.

Aku maunya ustazah buka kancing baju akhwatnya, Ucapku dalam hati ...

"Ada Kopi ustazah, sedia seger setiap saat",

Ia melihat suaminya tidur terlelap disamlingku, kemudian melihatku lewat kaca spion " Matanya jangan ngeliat spion aja, bahaya, liatnya fokus kedepan" ia mengucapkna itu dengan suara pelan dekat kupingku, takut taku suaminya bangun.

"Justru itu, ngeliat Ustazah jadi ga ngantuk lagi" Ucapku sedikit keras.
Dari spion aku bisa lihat ustazah mencium jari telunjuknya agar aku diam tak terlalu keras mengucapkan itu, takut suaminya bangun namun pak Ustad tak bergerak.. Aku makin fokus melihatnya lewat kaca, ia melihatku tajam, namun tiduran telentang dibelakang, dengan posisi membelakangi,

Dibalik baju akhwat itu, pantat bulat gede montoknya tak bisa disembunyikan, bahkan ia tonggengkan sedikit pantatnya ke belakang karean kakinya tak muat terlentang, aku usap Kontolku, jauh dari ngantuk.

_-____________________

Tol Cileunyi sudah selesai, kami sudah sampai dihotel pesanan Pak Suprapto. Hotel bintang tiga ini cukup bagus buat sekedar beristirahat, selama kami memesan kamar receptionis, kami kumpul ditaman depan hotel, ada ayunan duduk yg berhadap hadapan, kami semua berkenalan dengan kru nya Pak Suprapto, bahkan ia mengundang orang Bpn untuk mengukur tanah itu,

"Hmmm.. Koq kurang dingin yah, padahal dulu kalo kesini Wajib pake jaket", Ucap Ustazah,

" Ya g sedingin dulu"

Bandung sekarang sudah berbeda dengan Bandung yg dulu, sekarang sudah tak sedingin dahulu, bahkan temanku yg tinggal dicibiru juga bilang itu, dahulu mana mungkin ia beli kipas karena cuacanya dingin tiap malam, tapi sekarang, dirumahnya pun ada ac,

"Ryan.. Tolong ambil mukenanya dong di atas, aku mau isya dulu" Perintah Ustazah,

Kita sudah mendapatkan kartu kamar, para pria memutuskan untuk makan makan terlebih dahulu diluar, sedangkan pak Ustad Dan Ustazah langsung ke atas untuk isya terlebih dahulu.

Saat aku naik ke atas double cabin itu, ada bungkusan dengan tulisan aksara Arab yg kuyakin itu mukenanya, mukena yg dibelikan suaminya, saat aku ambil, tercium wangi pakaian baru, no kidding, saat memberikan mukena itu ia bilang "Jangan Lupa aku nitip jagung bakar buat makan dihotel" Ucapnya. Aku tersenyum sambil melihatnya membawa mukena itu bersama pak ustad langsung ke kamar Hotel.

Saat ditempat makan, bayangan Ustazah ketika tidur membelakangi tadi sungguh menggoda imanku, aku kangen dengan isinya. Terbesit pikiran untuk bisa curhat lagi dengannya. Tapi bagaimana?.

Impossible...

Saat aku pamit terlebih dahulu ke Pak Suprapto untuk beristirahat dikamar hotelku, aku ambil jaging bakar yg sudah ku pesan dan menuju ke Hotel.

Kamarku ternyata sampingan dengan ustazah. Tadinya, aku ingin langsung mengetuknya, namun ku yakin ia masih shalat isya dan aku memutuskan untuk masuk ke kamarku terlebih dahulu,

Saat didalam.. Ternyata ada pintu Connecting yg menghubungkan kamarku dan kamar Ustazah, tak perlu aku repot - repot masuk ari luar, cukup aku buka saja pintu Connecting ini,

Aku simpan Koperku ke lemari, dan salin dengan kaos santai untuk tidur, saat hensak memberikan jagung itu, aku buka pintu Konekting itu kangsung menuju kamar Pak Ustad,

"Usatazah" panggilku membuka pintu itu..

 

Oh! Shit!! Ia sedang memerosotkan Mukenanya kebawah,....

nampaknya ia baru selesai sholat, ia membuka mukena itu kebawah menelanjangi pantat montoknya..

aku tak melihat pak Ustad Dikamar itu, begitu montok luas bulat pantat itu, ustazah kaget melihatku, buru2 yg naikan lagi mukena itu ke atas, sambil melihat ke arah kamar Mandi, nampaknya suaminya ada disana, namun ia sedikitpun tak bersuara saat aku melihat pantat montok telanjangnya memakai mukena pemberian Suami nya itu, ia hanya mengucap "Eh" Pelan.

Aku tutup pintu konnekting itu, kontolku ngaceng seketika, ah bo'ol bulat montok itu begitu indah, aku remas2 kontoku dikamarku sendir, namun beberapa saat kemudian, ustazah yg mengetuk pintu konekting itu dan membukanya, ia masih memakai mukena itu, dia melihatku, 

"kenapa ga ngetuk dulu?" Tanyanya

"Pak Ustad Mana? ucapku,

" dikamar Mandi... Untung dikamar Mandi", Ucapnya pelan mengingat aku memergokinya sedang memerosotkan mukena bawah itu, 

ia mengambil jagung bakar dari tanganmu, namun aku pakai tangan kiriku untuk meremas kecil batang kontolku didepannya,

"Usatazah.. Kangen" Bisikku..

"Istigfar" Ucapnya mengingatkanku, kemudian membelakangiku.

"Liat lagi" Ucapku nekat,

Ustazah sampai berhenti, ia kaget dengan keberanianku, ia hanya hanya mengusap pantat besarnya dibalik mukena itu dan bilang "anggap aja tadi sodakoh " Ucapnya sambil pergi ke kamarnya... 

Aku liat cetakan pantat bulat dibalik mukena itu, sampai ia menutup pintu konekting itu,

Aku kocok kontolku di atas kasur mengingat bayangan Bo'ol montok telanjang tadi... "Ahh montok.. Bulet.. " crottt croott crotttt.

_-_______________


Semenjak kejadian tadi malam, mataku tak pernah Fokus, sebisa mungkin bila sedang makan, mengobrol atau becanda mataku selalu melirik ustazah sahla, terutama bila ia Sedang membelakangi.

Pagi itu dari Bandung kami teruuss ke arah selatan untuk melanjutkan perjalanan, sampai menjelang siang kami singgah disebuah desa tempat kenalannya Pak Ustad. 

Desa itu sacara Harfiah memang ada di atas aliran sungai, mengalir airnya dibawah rumah rumah gubung itu, 

Awan terlihat sudah menghitam kembali, kami zuhiur dan istirahat ditempat itu. Dan benar saja, ketika kami datang di satu rumah, Ustad dan Ustazah dikerubuti orang2 kampung yg kenal dengannya, mereka senang ada Pak Ustad Dsini, begitu pula ustazah, ia dibawa segerombalan ibu2 untuk datang ke suatu tempat.

"Ehh jangan jauh jauh dibawanya"_Ucapnya sambil tersenyum. Ia dibawa ke sebuah bale yg tak jauh dari tempat kami berdiri, Sebagian besar penduduk desa ini bekerja sebagai tani, mereka mengenal ustazah dan Pak Ustad karena salah satu alumni santri Awwabin ada di sini. Dulu mereka sering main kesini, namun swkarang, sudah jarang, Sehingga kedatangan mereka begitu disambut.

Pak Suparpto datang, ia menawariku Rokok dan mengajakku nongkrong sambil diduduk di atas bale sungai, ia terlihat senang... Tentu ia terlihat senang, karena harapannya terkabul. Anaknya sudah jadi orang yg bermanfaat sekarang..

" Kamu tau Ryan" Ucapnya sambil mengepul asap rokok "saya sudah hampir diujung jurang mengenai Royhan, saya hampir menyerah"Ucapnya lagi " Saya sampai pernah bilang ke orang2.. Lebih baik miara kambing atau kerbau dari pada memelihara anak yg nakal, kambing kerbau makin besar makin dipakai tenaganya makin besar manfaatnya, coba anak nakal, bakal seperti mimpi buruk kalo terus dipiara" Ucapnya lagi.

"Alhamdulillahnya, rasa cinta saya sebagai orang tua tak buat saya menyerah, kamu kalo anakmu udah besar nanti pasti ngerasa apa yg saya rasa, dan yg bikin saya bangga, anak itu mulai ngaco ketika keluar pesantren, dan ketika balik lagi ke pesantren itu, ia bangkit layaknya lelaki sejati" Ucap Pak Suprapto bangga, ia menangis, karena mungkin ingat perjuangannya dimasa lalu.

Aku pegang pundak Pak Suprapto "Bapak emang harus bangga sama anak bapak" Ucapku.

'Makasih Ryan",..

"Makan makan makan.." Terdengar suara ustad Ali memanggil makan,

"Iya pak ustad" teriak pak Suparpto,
Kami berjalan menuju bake temlat kami dipanggil, namun ustazah menyetopku, 

"Pak suparpto Saya Pinjem Ryannya dulu yah",

" Silahkan Ustazah, dicemplungin ke sungai juga ga apa2",

"Hihiii.. Ryan sini dulu sebentar " Ucap Ustazah.

Aku mengikuti Ustazah yg berjalan menuju tepian sungai dengan mobil double cabin itu,

"Ehh.. Emang kamu bilang - bilang Pak Ustad tentang semalem?" Tanyanya.

Gila.. Ucapku dalam hati, mana mungkin, 

"Ngga Ustazah... Ngga mungkin" Ucapku.

"Pak Ustad Nembak" ucapnya.

Aku kaget..

" Bukannya dia dikamar Mandi semalem?",

"Iya.. Cumaaa..

" cuma Dia ngeliat!!!!" Ucapku 
dengan raut khawatir,

Ustazah tersenyum, ia tertawa melihat wajah khawatirku, aku harap ia hanya becanda mengajakku kemari "Dia ga ngeliat... Cuman mimpi, kalo aku lagi salin trus diliat Orang",

Fiuhhhh", ucapku merasa lega.. " ustazah becanda aja",

"Hihiii.. Mangkanya ketuk dulu, untung aku lagi ga telanjang..",

" Tapi makin gede ustazah.. Sampe ngecrot aku semalem" Ucapku pelan..

"Huss.. Istigfar..jangan ngomong sembarangan sama istrinya pak ustad, ga boleh, Udah ambil gulai ayamnya sana.. buat makan disini".. Perintahnya

Ahh ia tidak marah, mungkin ia sudah tau, kalo aku pasti coliin pantatnya malam itu..

" Wani piro",Ucapku

"Hmmmm... Perasaan kemarin ada yg ngomong harus saling bantu.. Kemana itu omongan " Ucapnya sambil tersenyum mengingat kejadian disekolah anaknya.

"Mangkanya Bantuin aku dong ustazah",

" Apa?",

"mau liat pemandangan yg semalem"

"Ngaco.." Ia mencubitku "udah sana"

"Sebentar aja" ucapku sambil melihat sekeliling yg sangat sepi ditepi sungai ini "Ga ada siapa2 disini", sambil melihat orang2 disana.

" Kamu ga berubah yah, masih nekat dari dulu" ia melihat ke arah orang yg sedang makan itu dan pergi beranjak ke double cabin, aku mengikutinya.

Saat sampai disamping double cabin aku masih berdiri dibelakangnya, ia bilang 

"kamu pusing gara2 semalem ya?" ucapnya pelan, mengerti bila nafsuku besar.

"Ga nyangka, makin gede aja, " Ucapku..

"aku juga bingung' bisiknya " makin kesini... Emang makin gede" bisiknya lagi " Pak Ustad juga ngomong",

"Buka ustazah" ucapku mengusap Kontol, 

"Ambil sana gulainya" perintahnya, aku naik ke atas mengambil gulai itu, dan turun menemuinya.

Saat dibawah, ia melihatku, ia tahu aku sedang pusing, dan tak mungkin hilang pusingnya sampai aku ngecrott.. tak mungkin berhenti untuk bisa pantatnya yg makin gede itu, karena ingin cepat2 bertemu suaminya, ia ingin menyelesaikan ini.. "Jangan lama - lama" ucapnya mengambil hapeku, ia menurunkan Rok itu kebawah, oh fuck pantat montok itu terlihat, ia foto dari belakang, memberikan hape itu kepadaku, ia angkat lagi roknya ke atas..

"Selesein" Ucapnya singkat sambil meninggalkanku, 

Aku lihat foto di hape ku ada pantat montoknya dibungkus cangcut pink yg sangat kecil, aku langsung masuk kedalam mobil, Coli sampe ngecrot melihat pantat itu.

_-_________________________

Mungkin ustazah berpikir jangan sampai kontak fisik seperti dulu, cukup ia memfoto dirinya saja agar pusingku hilang..

Namun ia salah.. Justru aku makin pusing....

Saat mengobrol dengan orang kampung itu, berkali kali aku dan Ustazah saling melirik, ia melihatku sedikit hilang pusingnya dari yg tadi, saat ia jauh dari suaminya ia bilang "Hapus" Ucapnya memerintah, takut bila foto itu diliat orang meski tanpa wajahnya, 

Foto itu terlalu indah untuk dihapus.
Saat menjelang sore, kami melanjutkan perjalanan menuju selatan ke arah pesantren. Hujan deras mengguyur kami, berkali kali pesan dari ustazah anies juga dari Royhan menanyakan kami sudah ada dimana, nampaknya.. kami sudah memasuki perkebunan kelapa sawit yg jalannya sangat rusak.

Astaga naga, ...

hancur sekali jalan ini..
Aku yakin bila ditanam ikan, akan banyak ikan digenangan air jalan rusak itu, aku set gardanku khusus lumpur basah seperti ini. Pelan - pelan kami melewati jalanan off road ditengah - tengah hujan ditengah perkebunan kelapa sawit itu.

Wrangler milik Suparpto dengan mudah melewati genangan itu, meski punyaku agak2 sulit..

"Kan... Kata saya juga harus pake mobil tinggi begini.. Ketauan kan" Ucap Ustad membenarkan ucapannya,

"Ini sih, ngelewatin kolam tad"

"Hahaha.. Lebih parah dulu Yan.. Dulu.. Para orang tua murid yg menengok, pasti harus menunggu musim kemarau dulu, biar ga hancur mobilnya",

Satu persatu kami lewati jalanan yg rusak itu, sampai akhirnya Pak Suparpto berhenti didepan kami " Loh Koq". Ada telepon masuk dafi Pak Suparpto "Matter Ryan.. Mobilnya si udin Matter" Ucap Suparpto.

Mantpp, ucapku dalam hati, mana hari mulai malam, hujan sangat deras, mobil yg didepan Pak Suparpto mogok karena matter. Aku turun sambil membawa payung kedepan, setelah dilihat, mobil nyusruk di lubang yg sangat dalam, ini terjadi karena mata kurang awas sehingga sulit memilih jalan, Udin berusaha mengeluarkan torsi mesin namun semakin sia - Sia. 

"Harus diderek Din" Ucapku, "Harus ditarik pake Wrangler",

" Ya sudah kita istirahat dulu di sini sambil nyiapin tali " Ucap Pak Suparpto. 
Hari sudah malam, memasuki pukul setengah tujuh malam, 

Pak Ustad Keluar dari Mobil menghampiri kami, saat ia tahu masalahnya ia bilang ia bilang ", Ada masjid dan kampung dekat sini.. Saya mau solat magrib dulu sambil nyari Tali disana, sapa tau ada orang kampung yg mau nolong", Ucap Ustad, 

"Ya sudah pak ustad sama Udin aja temenin, sambil nyari tali, nanti kita nyusul" Ucap Suparpto. "Hati2 Hujan stad, 

" Yaa.." Ucapnya.

Aku melihat keadaan mobil itu lagi, stuck seperti biasa, beruntung kami membawa kru yg banyak, pak Suparpto membawa sekitar 12 orang, ditambah kami, sehingga kami tak terlalu khawatir terjebak ditengah hutan seperti ini.

"Mau nyusul Pak Ustad Ga?" Tanya Pak Suparpto.

"Ngga.. Ditrailer banyak barang2 penting.. Aku di trailer dulu aja,, kru yg lain juga jangan sampe pergi semua kesana, harus ada yg jaga mobil",

" Oke saya brangkat, saya mau minta air juga buat radiator, .., mau hayu anak2 temenin saya" Ajak Pak Suparpto.
Ia berangkat bersama dua orang lainnya , membawa jas hujan, payung dan juga senter, mereka bahkan mengganti sepatu mereka dengan boots. Ada sekitar 8 Orang lagi yg berada disini menjaga mobil,

Aku pergi ke mobilku untuk berteduh sejenak, salah satu kru memanggilku, 

"Pak Ryan, Lampu tembaknya nyalain, biar keliatan terang sekelilingnya" 

"Oke" Ucapku beranjak menuju mobil. Melihat ke arah hutan yg begitu gelap.

Saat masuk ke dalam Mobil, tak ada ustazah disana. Nampaknya ia juga ikut bersama Pak Ustad Ke kampung. Aku menyalakan lampu tembakku kesana, "JLAKKK".. menyala sekelilingnya. 

Sangat terang jelas terlihat mobil yg sedang matter itu, karena posisi lampu tembakku cukup atas, sampai Hutan pun sangat terang.

Dari dalam Mobil aku mendengar mereka berteriak, " Mantepp Manteepp". Ucapnya sambil membuatku tersenyum.

Beberapa saat kemudian.... ada suara dari atas mobil ini... "Srekk brukk brukkk",.. Terengar seperti ada kegiatan di cabin atas itu. 

Aku sempat kaget karena ustazah dan pak ustad Mencari tali sambil shalat magrib disana, " srekk brukk bruuk" terdengar lagi. Apa itu Setan? ucapku dalam hati, berani beraninya tuh makhluk datang kemari, 

Namun sesaat kemudian aku mulai sadar.. Apa itu Ustazah?, Pikirku dalam Hati. Apa ia tidak ikut bersama suaminya ke kamlung itu dan sedang shalat Shalat di atas?. "Srekk.. Brukk.. Plukk ", Nampaknya memang... Itu gerakan orang shalat. 

Aku pakai topiku, untuk memeriksa ke atas sambil mempersiapkan senterku. Terasa Hujan Malah semakin deras saat aku keluar, suasana hutan yg gelap sedikit ceria karena lampu tembakku cukup jauh jangkauannya, 

Buru2 aku naik ke atas, dan masuk kedalam, ternyata.... Benar.. itu Ustazah..
Ia memakai mukena yg sama saat sedang dihotel, mukena dari suaminya yg merosot kebawah menunjukkan pantat besarnya. 

Ia terlihat melakukan tahiyat akhir. Aku masuk kedalam, menutup terpalnya rapat - rapat, karena hujan makin deras diluar. 

Saat selesai shalat ia menengok kebelakang, melihatku yg sedang melihatnya, Pak Ustad sedang keluar, Ustazah sedang salat disini, hujan semakin deras, You Do The Math.. kontolku bangkit melihatnya,

"Kirain ustazah Ikut sama pak Ustad, saya udah kayu, takut ada orang disini",

Ia masih duduk si atas sajadah itu, terlihat begitu ayu memakai mukena baru pemberian suaminya itu,

" Kejauhan, Aku tahu kampung yg didatengin pak Ustad itu agak jauh sekitar satu kilo dari sini, mangkanya aku disini aja, takut basah duluan kena hujan" Jawab Ustazah.

Ia mulai melipat sajadahnya "Parah yah matternya?",

" Parah stazah, mangkanya pak Ustad sama Pak Suparpto nyari Tali tambang dikampung, supaya bisa bantu diderek",

Ustazah berdiri, kemudian melihat ku, ia tak bisa membuka mukenanya bila aku ada disini, "Kamu ga boleh disini" Ucapnya melipat sejadahnya.. "Kemarin aku bilang disekolah, ga boleh seorang pria masuk kekamar Wanita bila suaminya keluar" Ucapnya..

"Kalo darurat ga apa - apa" Ucapku yg membuat ia tersenyum menutup mulutnya, "Bisa aja" Ucapnya.., 

ia melihat lihat kedepan, terpal ini terdapat semacam jendela tertutup yg bisa melihat keluar bila berdiri, "Wahh.. Terang" Ucapnya senang melihat lampu menerangi hutan ini, "duh nyusruk" ucapnya melihat mobil yg dibawa Pak udin itu mater.

"Mangkanya harus pake tali ditarik", ucapku,

Dari belakang aku bisa melihat gelembungan pantatnya yg bulat, " Ustazah " Ucapku berbisik. 
Ia berbalik melihatku yg nakal melihat bool montoknya " Bener kan, kalo seorang laki2 masuk ke kamar istri ketika suaminya sedang keluar, bisa menyebabkan bayangan yg ga jelas" Ucapnya mengulangi ucapan kemarin disekolah,

"Salin aja disini.. Buka mukenanya" ucapku,

Lagi ia melihatku dengan gesture galaknya "Yg tadi udah dihapus belum" Ucapnya menanyakan Foto tadi,

"Udah",

" udah keluar berapa kali kamu ngeliat foto tadi?", Ucapnya yg membuat celanaku sempit, kontolku tegang,

"Dua kali.. Satu di Hotel, ngebayangin pake mukena".Ucapku

" ishhh ini mukena suamiku"

"Buka lagi ustazah",

" Apa?",

"Mukenanya"

"Ga mau"

Hujan semakin deras saja diluar,
"Mumpung pak Ustad Ga ada" karena membelakangiku, aku keluarkan kontolku melihat gelembungan pantat" Dikit aja" Ucapku "Kangen.. Makin gede aja",

" Masukin Ryan Itunya" Ucapnya melihat kontolku dan menutup wajahnya "Jangan lagi" ucapnya.

"Apanya?"

Ia tak menjawab kemudian membelakangiku, kemudian bilang pelan "yg Gedenya"

Ahh aku ingin ia menurunkan mukena itu kebawah, Suara Hujan semakin keras, nampaknya pak Ustad makin lama disana

"Pak ustad Kayaknya lama ke sana" Ucapku,

"Jauhh" jawabnya sambil membalikan badan melihat kontolku lagi,

"Buka ustazah kebawah"

"Ga mau... Bahaya..",

" Tadi udah liat, mau liat lagi",

"Kan udah ngeluarin"

"Pengen ngagagahin" ucapku nafsu,
Ia melihat keluar, ia bisa tahu bila suaminya datang "ayoo ustazahh shhhhh",

Ia turukan mukenanya ke bawah " Bahaya ini mah" ...... Fuck!!! Pantat montok gedenya terlihat ia tak memakai cangcut dimukena ITU,

Aku hampiri ia sambil berdiri, kontolku bergoyang kesana kemari sampai menyentuh pantatnya "Hmmm"

"Shhhhh ooohhh makin gwde aja" Ucapku sambil meremas - remas pantat itu..
Ustazah memerosotkan mukenanya ke bawah "Begini kalo lelaki masuk ke kamar istri orang pas suaminya lagi keluar" Bisiknya melihat kontolku keras panjang menyentuh pantatnya
"Terjadi hal yg diinginkan " Bisikku.

Aku remas - remas pantatnya, sambil mencium bibirnya, aku tabok pantatnya keras "PLAKKK!!!", ia memonyongkan bibirnya sambil berdesis "uhhh, lagi".

PLAKKK

PLAKKKKKK

Aku jongkok, menjilat jilat pantat itu penuh nafsu, AHH SHHHH AHHH AHH SHHH.." pengen bgt sih kamu" shhhhh "Nafsu banget, Ucapnya. SHHHH SHHHHH.

Aku habiskan tiap jengkal pantat bulat montok itu penuh nafsu, aku basahi dengan ludahku, bahkan memeknya kujilat, ia menjerit tak karuan

Oohhhh shhhh ohhhhhh

Ia sampai bersandar kedepan menahan seranganku " ohhh nafsu banget" ohhh shhhh.ohhhh

"Gede banget makin gede " bisikku sambil terus meludahi pantatnya, Shhhhh ehh..
Setelah hampir lima menit aku main2 dengan pantatnya, aku berdiri, menyuruhnya bersimpuh didwpan kontolku, saat ia jongkok, boolnya semakin besar, aku kocok2 kontolku didepan wajahnya yg masih memakai mukena pemberian suami itu

"Shhhh si gede" Ucapnya sayu pelan memegang kontolku dan mengocoknya, ia melihatku.. Tajam.. Sambil mengocok kontol itu dan bilang "Kamu tau kenapa aku nurunin mukena ini... Aku juga kangen" Ucapnya berbisik, ia jilati panjang batangnya, menjilati lubang kencingnya, dan memasukan kepalanya

Ahhh ustazah... Ahhhh ...

Ia mulai binal, saat setengah masuk batang kontolku, matanya berair, aku menunduk memukul pantat montok itu sampai ia berdesis, ooohhhhh , lebih semangat ia menyepong kontolku, 
Diluar memang sangat dingin, tapi kami mulai berkeringat. Ustazah masih sibuk mengulum kontolku "Shhhhh ahhhh.

Ia lepaskan kulumannya, ia tiduran dikasur lipat itu dengan posisi miring membelakangiku, tanpa melepas mukenanya , aku tiduran dibelakangnya dengan posisi menyamping mengarahkan kontolku ke lubang memeknya dari belakang

"Jangan kenceng2, pelan2.. udah lama" bisiknya..

Aku mulai ewe memasuki memeknya...
Aaahhhhhhhhhhh.... Jeritnya keras .. Ohh sempit swkali memek ini, aku tusuk lebih dalam aaahhhhhhhhhhh pelannn,

Shhhhhhhhhhh

Ahh AHH AHH AHH AHH shhhhh

Enak ustazah shhh ahh ahhh

"Enak gede banget ahh shhh ahhh trus truss truss..

Plok plokk plokkk plokkk plokkk plokkk
Plokkk plokk plokk plokk plokkk plokkk..
Gemas aku ngeliat pantatnya, aku colok colok lubang duburnya menggunakan jariku, " Uhhh ngapain kamu nyolok nyolokin aku"

Tak peduli dengan ucapnya, terus ku goyang memeknya sambil mennyolokan lubang analnya menggunakan jariku lebih dalam Aakhhhhhhhhhhhhh...

Instingku berjalan baik, ketika aku melihat pantat sebegitu nonggengnya, aku keluarkan kontolku dari memeknya, dan mulai ku arahkan ke lubang duburnya, "Ngapain Kamu Ahhhhhhh", Ia menjerit... 

Untuk alasan yg tak bisa dijelaskan, ustazah seperti terbawa suasana dengan perlakuanku, instingnya menyuruhnya untuk lebih tonggengkan bool itu kebelakang, agar akses kontolku mudah saat mencoba masuk lobang analnya...

" Ga masukk sayaang... Lubangnya kecilll... Kamu gede" Ucap Ustazah saat kepalaku mulai masuk kedalam, AHHHHHHHHHHHHHHHHH...

Ia menjerit saat helmku masuk, kontolku memang sangat keras, aku maju mundurkan kepala helmku perlahan dilubang analnya, AHHH AHHH AHHHH...

SWEMPIIITTT" SHHHHH, ucapku menjerit.

Lama kelamaan, sambil mendengar jeritannya, kepala helm itu lama - lama masuk lebih dalam... Lebih dalam.. Dan lebih dalamm.. Mukenanya bergetar - getarr, ia mengucap Gusti Saat Orgasme, aku mabuk dalam ekstasi di dalam lubang pantat Bulatnya,

Ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh ahhhh

"Aku ga pernah ngasih lubang ini buat suami",

Ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh ahhhhh

Ahhh ahhh ahhh ahhhhh ahhhhhhhhhhhhhh

Ahhh ahhh ahhhhhhhhhhh

KELUAARR... Crotttt... Splash splash, 
aku semprotkan pejuku dilubang analnya, lagi ustazah seperti bergetar getar kembali aaat kucabut kontolku.... Saat aku bangkit aku melihat keluar, masih sepi disana, ustazah menyentuh kontolku dan bilang " Jahat", 

Aku tersenyum dan menciumi wajahnya yg masih memakai mukena pemberian suaminya itu, buru - buru turun kebawah.
Saat dimobil aku mengumpulkan kesadaranku dan mengatur nafasku,..
Akhirnya, aku 'Curhat " Lagi dengan ustazah. Dan kali ini, curhat karena gemas dengan lubang analnya. Suaminya sedang bersama pak Suparpto disana, istrinya menjerit karena di anal olehku.
Aku membiarkan... Ustazah sendirian di atas.. Mungkin ke tiduran... Aku juga ketiduran disini sambil menunggu orang2 mengambil tali..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"