Langsung ke konten utama

Chapter 29 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)  

Chapter 29:

Malam di Pesantren Awwabin



Sely Rahmah

Malam di pesantren Awwabiin

"Roy.. Roy... Dimana , Antum ada di sisi bawah apa disisi atas?, ", 
Ustad Fian bertanya sambil menggunakan walkie Talkie berwarna hitam yg diberi Royhan.

Ia jongkok tepat di sisi Jurang dilokasi yg akan dibangun Guest House itu. Ia tak bisa melihat Royhan Kebawah, karena bila bila sedikit lagi maju dari posisi ia jongkok, ia bisa terjatuh kebawah.

Which is sebenarnya bila ia jatuh kebawah, itu tak masalah, karena itu adalah tebing Rafting yg biasa dipakai orang meloncat dari atas menuju air sungai itu yg dibawah. Cannon Ball Rafting. Namun Ustad Fian tetap merasa takut dan tak mau turun kebawah.

Ia jongkok di tepi tebing Rafting itu karena Royhan sedang memanjat kebawah. Royhan berpesan ke Ustad Fian agar menunggunya di atas sambil menjaga tali yg ia kaitkan ke sebuah batu untuk turun kebawah memakai tali itu,

" Saya tepat ditengah - tengah tad.. Ada Gua disini " Ucap Royhan membalas Ustad Fian dengan Walkie talkienya. 

Ia memakai kaos tanpa lengan dan celana boxer. Lengannya yg sangat manly kuat berotot itu terlihat, Ia memakai helm yg memilki senter didepannnya juga memakai kaca mata. 

Agak sulit sebenarnya Royhan menemukan alat2 panjat tebing ini, namun akhir nya ia berhasil memesannya via online.

Sebetulnya... Royhan Quite adventure...

Ia sangat suka berpetualang Dan memanjat tebing bersama temannya Alex. Hobby sampingannya sebagai atlet MMA adalah mendaki gunung dan memanjat tebing bersama teman temannya, tak aneh bila sekarang ia bergelantungan ditengah - tengah tebing itu untuk mencari tahu, ada apa saja ditengah tebing yg sering dijadikan tempat Rafting itu.

"Kecil apa Besar Roy?" Tanya ustad.

"Seukuran kita masuk tad, sebentar" Ucap Royhan. Bagaimana mungkin tempat yg sering dijadikan rafting ini ternyata ada gua ditengah tengahnya, banyak orang yg tidak bisa melihat mungkin, karena cepatnya kecepatan ketika terjun dari atas kebawah.

Setelah masuk kedalam, ternyata hanya seukuran manusia jongkok, entah bagaimana sejarahnya ada gua kecil ditengah - tengah tebing itu. "Kecil tad tidak dalam " Ucap Royhan. Ia memang sudah mengabarkan ayahnya mengenai tebing Rafting ini, namun ia baru tahu bila ditengah tengahnya ada gua kecil.

"Lagi ngapain tad" Ucap Ustad Boim yg datang ke lokasi.

"Ini... Mau ngecek tebing rafting ini, si Roy pengen tau katanya",

"Itu Royhan yg turun pake tali itu?",

" Iya",

"Mashaallah... Urat takutnya kemana"

"Tad.. Tad.. Ustad Fian tolong potong talinya", terdengar suara Roy dari Walkie talkie itu yg menbuat ustad Fian tidak yakin mendengarnya.

" Apa Roy... Coba ulangi lagi... Potong talinya?",

"Iya Potong talinya, saya mau terjun kebawah ke sungai ngeloncat" Ucap Royhan.

Walkie talkie itu direbut ustad Boim, 

"Hai Royhan...", ucap Ustad Boim.

Dari bawah, Roy bisa tahu itu guru silatnya, " Eh ustad Boim.. Hehee",

"Antum ini Batman atau gimana?" Tanya ustad Boim,

Hahahaha"

Roy tertawa didalam gua kecil itu "Mau ngecek tad, ada apa aja ditebing ini"

"Mashaallah.. Dasarnya aja antum seneng manjat beginian" Ucap ustad Boim yg sudah tau bila muridnya itu Bolang.

"Hehee.. Lagi ga ada jadwal ngajar tad, sekalian seru seruan",

Dari gua itu Roy bisa melihat keseluruhan pemandangan sungai, angin sepoi sepoi yg begitu tenang menerpa kulitnya. Dari aini juga ia bisa melihat kepala air ternun yg indah itu, juga tempat tebing yg tertutup saat ia berdua dengan ustazah Ayni.

" Sudah dilepas Roy" Ucap suaminya memberi tahu via walkie talkie. 
"yA sudah, tarik tad talinya ke atas, saya langsung terjun",

Saat tali kabel itu sudah dilepasnya, ia langsung meloncat terjun kebawah sambil berteriak kencang " Canon Baaaaalllll" syuuutttt byurrrrt.

Suaranya terdengar sampai ke atas, Ustad Boim hanya menggeleng gelengkan kepala melihat muridnya itu, "ane kira, ente mau bunuh diri ustad... jongkok disini.. Mangkanya tadi.pas lewat ane buru2 berenti ke sini", ucap Ustad Boim.

" Hhehee.. Biasa Roy kan skarang yg ngatur semua, aku nurut pas di suruh kesni, kita baru pulang dari kebon Kyai basri tadi, Roy kan yg ngurus, mangkanya pas disuruh kesini saya imut" Ucap Ustad Fian jelas.

Ustad Boim menganggukan wajahnya... Memang muridnya itu yg mengatur semua yg ada dirumah, ucap ustad Boim , Dari mulai ekonomi sampai mendapat hormat dari Dharma sekarang. Ia juga mengerjakan pekerjaan yg tidak bisa dilakukan oleh sahabatnya ini.. Termasuk mengambil kepeecayaan abah haji, atas pengurusan lahan yg hendak digarap itu. 

Ustad Boim berpikir, beruntung ustad Fian memiliki Royhan dirumahnya.
",Udah mau Magrib, antun mau jama'ah ga?"

"Ane rapihin ini dulu tad, nanti ane nyusul" ucap Fian.

Royhan Dibawah masih merasakan segarnya air saat ia turun kebawah, This is Life.. Ucapnya dalam hati menikmati sore itu menunggu magrib.

__-___________


Kyai Basri sangat merdu suaranya saat mengimami santri disurau Awwabiin itu. Ia menjadi imam disolat magrib berjamaah itu. 

Lagamnya sangat enak didengar, membuat siapa saja yg mendengarnya pasti tenang. Ketika ia melafazkan surat2 pilihannya, seakan - akan menciptakan suasana Harmoni dipesantren ini.

Inilah suara sang Mudir pesantren ini....

Jangankan santriwan atau santri wati, para ustad dan ustazah pun selalu banyak yg datang ketika sang Mudir menjadi imam dipesantren, datang ikut berjama'ah disurau ini. 

Bila sang Mudir sudah mengeluarkan suaranya, seakan - akan seisi pesantren pun ikut khusuk mendengarnya. Entah kenapa rata2 para santri atau Ustad ustzah selalu berpikir seperti bila ia sedang menjadi imam berjama'ah. Mungkin karena Ilmunya yg tinggi, pikir mereka.

Ada aura indah tersendiri saat mendengarnya suara nGajinya..

Selesai Jam'ah, ia memberi ceramah singkat terlebih dahulu kepada santrinya, semacam tausyiah, semacam energi yg bisa membangkitkan semangat belajar santrinya, ia membicarakan tausyiah itu dengan menggunakan Ilmu Mantiq, agar mudah dicerna oleh para santri dan ustadnya. Hanya Kyai tertentu yg bisa menggunakan ilmu itu.

Ustazah Laila dan Ustazah Ayni duduk bersampingan mendengar ceramah pak Kyai itu, mereka terlihat sangat cantik memakai mukena putih2 bersama ustazah ustazah senior lainnya. Meski khusu mendengar ceramah sang Kyainya, mereka juga saling tersenyum, saling bercengkrama antara satu dan yg lainnya.

Ustazah Laila melihat Ustazah Ipah yg tak jauh dari temoat duduknya ia shalat. Ia terlihat begitu cantik. Setelah curhat kemarin itu tentang ustad Juned suaminya, Sampai sekarang ustazah Laila masih bertanya - tanya ada apa dengan si cantik itu. 

Ustazah lailah memang memanggilnya dengan sebutan "ipah cantik". ...

Karena ia paling muda, paling manja, 
dan paling cantik diantara ustazah lainnya. Namun curhat kemarin itu tak mau membuatnya terbuka ala yg sedang terjadi antara dia dan Ustad Juned. 

Bahkan, saking sayangnya nyi laila kepada ustazah ipah itu, ia berniat hendak memanggil Ustad Juned, untuk menanyakan apa yg terjadi, dan menasehatinya agar jangan membuat istrinya resah.

" Kenapa Ummi?" Tanya Ayni ke bu kyainya sambil melihat ipah.

"Ga apa2 Bund.. Cuma bingung aja kayaknya si ipah cantik sama suaminya ada masalah",

" Ahh.. Ngga Koq Ummi, malah Bunda ngeliatnya Dia makin seneng sekarang, kayak nemuin kegiatan seru" Jawab Ustazah Ayni melihat keseharian ustazah Ipah langsung.

Ustazah Laila tersenyum, ia kembali mendengar suaminya ceramah..

"Tadi ada santri yg dateng ke saya terus bilang " Pak Kiyai saya budug budug disini gatel 2 gimana ya kyai".. Ustad bilang ke dia JANGAN Khawtir nak, trus semangatkan belajarnya, kalo budug normal, berarti tandanya itu mau jadi calon Kyai.. Tidak jadi kyai bila tidak Budug", Ucap Kyai Basri guron ke
santrinya.

Semua yg ada disurau itu tertawa keras, "Dasarnya aja itu mah Jorok" ucap santri keras terdengar. Suasana awwabin sangat hangat magrib itu, karena sang Kyai mereka sudah pulang.

Selesai magrib berjama'ah dan ceramah dari sang mudir, para santri pergi ke halaqoh masing - masing. Mereka menemui guru, kaka kelas dan ustad2 mereka untuk mengaji, ada yg ikut kelas Qori, ada juga yg ikut pengajian biasa.
Roy juga sudah memiliki murid halaqoh sekarang. 

Bocah - bocah santri yg diajarnya semua sudah lancar membaca kitabnya, ia hanya cukup membimbingnya. Ia melihat ustad - ustad Lain juga sibuk dengan halaqah pengajiannya.

Saat mengajar di salah satu bale pesantren, Roy bisa melihat Ustazah Ayni sedang mengajar halaqah para santriwatinya. Sebagai ustazah senior yg mengajarkan santri yg senior pula didepan kantor Ri'ayah itu. ia berdiri mengajar sambil menerangkan tata cara melaksanakan Rawatib di tempat itu. Ia sungguh terlihat sangat wanita, memakai pakaian serba hitam itu, terlihat cantik dimata Roy.

Ketika sedang asik - asiknya memperhatikan Ustazah Ayni sedang mengajar, Ustad Boim memanggilnya, ia menyuruh Roy untuk datang menhampiri ke samping Bale itu sambil bilang "Kalian teruskan ngajinya, ustad Mau ngobrol dulu sebentar sama ustad Royhan",

" Iya staad" Jawab santrinya.

"Ada apa Tad",

" Ini ada undangan Reuni dijakarta dari alumni angkatan ****, antum bukannya angkatan itu?"

Roy melihat sebentar undangan itu, memang itu adalah nama angkatannya

"Iya sih tad, tapi aku kan ga sampai lulus",

" Ga masalah, yg penting antum pernah sekolah disini angkatan itu, antum otomatis termasuk angkatan itu, antum harus datang",

"Kapan tad?",

" Seminggu dari sekarang, antum bukannya mau pulang kalo pak Haji Suparpto ke sini?",

"Inshaallah Tad",

" Antum harus hadir soalnya...." ia mengambil hapenya dan membuka salah satu aplikasi chat.. "Saya sudah ngomong ke anak2 itu Tentang kegiatan antum disini, mereka ga percaya kalo antum mau bangun penginapan disini, antum udah bikin bangga angkatan, merek mau antum datang".

" Ah.. Pak ustad Bisa aja.. Belum apa - apa Tad, baru juga saya manjat tebingnya tadi" Ucap Roy yg ditertawakan oleh ustadnya.

"Dasar Batman" Ucapnya.. "Terus satu lagi.... " Ucapnya yg terlihat ragu mengucapnya.

"Apa tad?"

"Kamu ingat... Agus... Anak yg dulu kamu timpa batu....?",

Roy tak percaya mendengarnya, memang sudah lama ia tak mendengar kabar anak itu " Kenapa tad Dia..!",

"Dia yg jadi ketua angkatannya.. Dia yg ngadain acara reuni itu... Dan ngundang antum kesana".

_&_________-__________________



Roy kaget setengah mati mendengar nama Agus itu, karena walau bagaimanapun, karena kasus dengan agus lah yg membuat para ustad menyerah dan mengeluarkannya, Agus lah anak yg dulu ditimpah batu kali sampai ia koma tak sadarkan diri.
" Dia sekarang dimana Tad, gimana kabarnya, sehat?" Tanya Roy bertubi - tubi penasaran.

Ustad Boim membuka salah satu foto Profil Agus di aplikasi chat itu, "Nih.. Orangnya, barusan aku chat sama dia" Ucap Ustad Boim. ",Katanya sekitar tengah minggu ini ia mau datang mengundang Kyai Basri datang".

Roy melihat gambar sepasang pria dan perempuan yg sedang di Foto itu. " 

Ohh agus" Ucap Roy melihat Foto itu. Ia tak berubah dari pertama kali ia melihat, namun sekarang sedkit lebih tinggi dari semenjak terakhir ia timpakan batu dikepalanya, "Tapi saya ga enak tad, pernah punya sejarah",

" Justru antum harus ketemu, harus terlihat berdua sambil diliat Kyai, ane yakin Kyai pasti bahagia ngeliatnya, ngeliat dua anak yg dulu nakal sekarang udah jadi orang"

Roy berpikir sejenak, benar juga ucapan gurunya ini, ia harus datang untuk menunjukkan itu ke kyai karena dipastikan bila diundang, Kyai Basri Pasti datang. "Inshaallah tad saya datang" Ucap Royhan kembali melihat foto itu "ini kayaknya ceweknya ga asing tad, siapa yah?",

Ustad Boim tertawa " Itu Sely Rahmah, kaka kelas antum, inget ga?, kaka kelas beda staun sama antum trus jodoh sama agus baru nikah ia enam bulan yg lalu",

Damn.. Agus nikahin Foxy Lady ini pikir Roy. Yah memang ia kenal dengan Sely Rahmah. Tak menyangka ia sangat cantik setelah dewasa ini "ini gimana ceritanya tad bisa nikah ama Agus?, koq masih muda udah pada nikah, Doyan amat" Ucap Roy.

"Hehee... Knapa ga antum tanya aja langsung ke orangnya, antum bisa ketemu disini tiga hari lagi, atau ketemu dijakarta pas reuni", 

" Saya minta nomornya tad" Inshaallah saya datang. Ucap Roy.

Ustad Boim memberikan nomor itu, dan membiarkan Roy kembali ke halaqahnya.

_-__________________________


"Abiii.. Goreng tape yg ummi siapin buat pak kyai itu mana, ga ada di meja makan" Ucap Ustazah ipah yg memanggil suaminya ditengah rumah sepulang halaqoh itu. Ia berdiri membuka tutup saji meja makannya, perasaan, sore tadi ia sengaja menggoreng tape yg ia beli sepulang dari kampus itu untuk diberikan ke ustazah Laila dan Pak Kyai.

Ustad Juned yg masih memakai kaca mata baca itu menghentikan bacaan kitab Minhajul abidin nya dan bergegas menemui istrinya, "Goreng tapenya ada dikamar mi, kirain itu buat abi" Ucap Ustad Juned,

"Ih abi.. Itu buat nyi laila sama abah haji, punya abi kan udah ummi simpen dimeja tamu" Ucap Ustazah ipah menunjuo ke meja tamu, disana ada piring yg ditutup kertas makanan berisi goreng tape itu.

"Abi ga ngeliat, hahaha" Ucap suaminya,

"" Ya udah ummi bawa yg ini aja buat Nyi laila" Ucap Ustazah yg masih pake mukena itu, ketika ia hendak melepas mukenanya, Pak ustad melarangnya 

"Jangan dilepas mukenanya, mau ke Ri',ayah kan?"

"Iya, emang kenapa?"

"Pake mukena aja, disana banyak ustad yg nongkrong, tar kesemsem lagi ngeliat ummi",

" Astagfirullah, ih abii pikirannya" Ucap Ustazah ipah melihat suaminya sedikit cemburuan sekarang. Memang sejak kejadian ia bertukar pesan dengan Andi Malam itu, ia menjadi lebih pecemburu dari sebelumnya.

Tanpa mau diskusi lebih banyak, ustazah ipah pergi keluar pakai mukena putih itu,
Baru saja sampai didepan rumah Ustazah laila ia dipanggil " Mau kemana cantik"

"Loh nyi laila ada disini, ana kira diri'ayah, baru aja ana mau kesana?" Ucapnya.

"Baru aja dateng kesini, abah haji juga kesini"

Ustazah ipah masuk kedalam, tak menyangka didalam banyak tamu dari kampung sebelah sedang bersilaturahm meminta air zamzam ke kyai menyambutnya pulang haji,

Yang awalnya suaminya mewanti wanti istrinya memakai mukena agar tak ada yg kesemsem.... ternyata ia salah besar. Saat ustazah ipah hadir, Hampir swmuanya orang yg hadir ditempat itu teralihkan waktunya, terpana oleh kecantikan dan kemolekan ustazah ipah, sampai sampai ketika ustazah ipah sudah hilang dari pandangan mereka, mereka bertanya ke Kyai, "Ustazah nya masih perawan ya Kyai" 

Kyai Basri tersenyum mendengarnya, ia bisa melihat lewat ilmu mukasyafahnya bahwa hampir semua pria yg ada disini kesemsem dengan guru yg mengajar dipesantren nya ini "Sudah punya suami kang sudah punya anak".

Mereka semua kaget, tak percaya dengan omongan kyai, wanita semolek itu terlihat surgawi, beruntung suami yg mendapatkannya, andai mereka tahu ia dilamar dengan bantuan saya ucap kyai sambil tersenyum. 

Ustazah ipah bukan tak mendengar percakapan mereka, ia digoda oleh nyi laila tentang percakapan mereka itu, namun hanya tersenyum tak menggubrisnya.

Gagal sudah usaha suaminya agar ia tak dilirik orang bila memakai mukena ini. Alih alih menghindar dari tatapan yg batil, malah mengundang tatapan kesemsem. Namun ustazah ipah tak menggubris mereka semua.

Ia tahu, banyak pria yg kesemsem dengannya, ia tahu itu bila pertama kali bertemu. Namun ia tak pernah membalas rasa kesemsem itu, bersikap cuek, sebagaimana ke Andy.. 

Ia hanya balik kesemsem kepada pria yg dianggapnya sepadan.. Pria yg disebut suaminya dengan sebutan pria sejati.. Dengan malu ia berpikir tentang Roy mengingat nasehat pria sejati itu... 
Suaminya memang benar...

Pria sejati.. Untuk wanita sejati..

_-_______________


Ustazah Ayni sedang berjalan bersama ustazah laila jam 8 malam itu dari gedung Ri'ayah. Mereka pulang karena gagal dengan rencana "muwajjahah" dengan para santrinya. Mereka gagal karena petir sudah mulai tedengar nampaknya hendak turun hujan. 

Anginnya juga kencang , mereka memutuskan untuk membatalkan muwajjahah malam ini, dan pulang kerumah sebrang mereka.

Saat sedang dijalan, ada yg mengelakson mereka,...

Ternyata Pak Dharma, yg kebetulan lewat dari pasar menyapa mereka,

"Assalmua'laikum ustazah" 

"Wa'alikum salam, eh Pak Dharma dari mana",

"Dari pasar ustazah baru pulang, gimana kabarnya?"

"Baik pak, baru mau pulang nih dari pesantren",

" ohh.. Iya salam ya nyi laila ke abah haji, juga salam ustazah Ayni ke Royhan" Ucap Dharma yg disambut jawaban 

"inshaallah " mereka sambil mengucap salam pergi.

Ustazah laila sampai bertanya "Koq salamnya ke Royhan sih bukan ke Fian",
Ustazah Ayni tersenyum " Roy yg jadi kepala Rumah Tangganya mungkin" Ucapnya membuat Laila tersenyum mencubit Ayni "Becanda aja" Ucapnya.

Memang benar... Roy yg memegang kendali dirumah itu., semenjak ekonomian dirumahnya di perbaiki Roy, Ustazah ayni lebih diHormati oleh dharma sekarang, martabatnya terangkat sebagai wanita, 

baik dharma maupun orang pesantren lebih melihat Roy ketimbang ustad Fian sekarang. Bahkan yg lebih dipercaya menggarap perkebunan milik kyai adalah Roy ketimbang ustad Fian... 
Wajar bila Ayni menganggap Roy sebagai kepala Rumah tangganya...

Hujan mulai Turun, Ayni sudah sampai dirumahnya, dan mengangkat beberapa helai pakaian yg ia gantung diluar, ia melihat suaminya dan Roy sedang duduk didalam, melihat Ustazah ayni memakai serba hitam itu, Roy teringat ia berdiri dihalaqoh tadi,

Ustazah mendengar percakapan mereka tentang kebun dan tebing yg dipanjat Roy, ustazah menyediakan Teh hangat dan menaruhnya simeja sambil mendengar mereka mengobrol, Ustazah kagum mendengar Roy yg berani memanjat tebing itu, cowok banget, ucap ustazah dalam Hati.

"Tadi Pak Dharma datang lewat" ucap Ustazah memulai obrolan ,

"Dimana?" Tanya ustad

"Dibawah.." jawab ustazah yg memakai tangan kanannya sebagai sanggahan wajahnya si tangan kursi itu, "Dia ngucapin salam Buat Roy.."_Ucap ustazah lagi.

Sambil melihat Roy ustazah bilang " Semenjak kamu di sini, dia lebih hormat ke aku Roy... Dia lebih melihat kamu disini, daripada ngeliat pak ustad" Kontol Roy ngaceng, ia sudah menjadi kepala keluarga tangga di sini, ia lebih dilihat "Lelakinya", ketimbang suaminya sendiri.

" Aduh Lupa, kamar pasti Bocor" Ucap Ustad Fian yg melihat hujan ini sangat deras dan bangkit berdiri menuju kamar.

Saat pak ustad masuk kamar, Roy bilang ke ustazah "Buka dong kancingnya" . ia melihat Roy, masih bersandar dengan tangan kanan dikeplanya.

Saat kepala rumah tangga itu menyuruhnya, ustazah membuka kancing baju hitamnya satu persatu, ada belahan toket montok yg dibungkus bra hitam diperlihatkan ke pejantan sesungguhnya dirumah ini
Roy ngaceng, ia mengusap kontolnya sambil mencium wanita yg sudah menjadi wilayah domainnya itu, ia juga mencium belahan toket montoknya, 

"Brukk suara suaminya keluar dari kamar.

Tak sedikitpun ustazah memperlihatkan sikap Panik saat suaminya keluar, karena pejantan yg sesungguhnya ada disini, ia hanya menutup kancing kemeja yg sudah terbuka itu dengan hijabnya, 

" Bocornya banyak" Ucap pak ustad,
Karena ia tak bisa diandalkan, Roy bilang 

"Aku aja stad" Ucapnya sambil berdiri, 

ustazah tahu.. suaminya tak bisa diandalkan dirumah ini, hanya Roy yg bisa memperbaiki plavon bocor itu, ia membantu Roy mengambil kursi plastik ditengah rumah dan menaruhnya dikamar tepat, ditempat yg bocor..

Roy naik keatas kursi.. mulai mengerjakan magiknya memperbaiki plavon itu, air bocor sedikit demi sedikit membasahi kaos dan celana pendeknya, ustazah yg melihatnya dibawah juga terkena air bocor itu, kemeja hitamnya basah mencetak toket montoknya, Ustazah juga bisa melihat.. celana pendek Roy yg basah karena air bocor itu.. Cetakan kontolnya terlihat yg ngaceng melihat belahan toketnya tadi itu. wajahnya sejajar dengan cetakan kontol itu,

ia melihat suaminya sedang menonton tv diruang tengah, ia tutup pintu kamarnya, dan kembali ke tempat Roy berdiri di atas kursi memperbaiki plavon itu, melihat cetakan kontol 8 inchi itu.

Tak masalah memegang kontol kepala rumah tangga disini pikir ustazah. Mengingat ia yg diandalkan merapihkan plavon dirumahnya ini, Dharma juga lebih menghormati pejantan ini daripada suaminya. Ia lebih dilihat..

Ustazah membuka lagi kancing kemejanya, memperlihatkan toket montoknya. Ia pegang cetakan kontol itu membuat Royhan kaget, ustazah remas remas kontol itu sambil menguji ukurannya kemudian bilang "Terusin aja" ia keluar kan kontol gede itu dari celana pendeknya, kemudian ia hisap shhhhh ahhh

Ada gairah sendiri buat ustazah menyepong kontol pejantan yg sebenarnya dirumah ini, yg berkuasa dirumah ini sambil merasakan tetesan bocor yg membasahi toket dan jilbabnya. 

Royhan mulai tak fokus memperbaiki plavon ini karena kontol nya disepong ustazah. Namun ia memperbaikinya mesti kenikmatan menjalar disekujur tubuhnya,

Hop hop hopp, Suara ustazah menyepong kontolnya sambil melihat belahan toket nya yg .montok itu "jepit di toket jepit" perintah Roy,ustazah menuruti kepala rumah tangga nya itu dengan menjepit kontol 8 inchi itu dengan kedua toketnya, shhhhhhhhh.

Kemudian ia sepong lagi, mengulumnya, mengocoknya, menjilatnya tanpa peduli dengan pak ustad yg sedang nonton tivi diluar.

"Kloq kloq kloq kloq ahhh"

Tanpa terasa meski di sepong begitu nikmatnya, plavon itu sudah selesai diitutup bocor nya, Royhan turun dari kursi dan menciun ustazah, juga mencupang belahan toketnya, 

ustazah tau pejantan ini mau menggagahinya dan ia bilang " tunggu dikamar sekarang" ucap ustazah, 

Roy pergi keluar menuju kamar namun bertemu dengan pak ustad terlebih dahulu

"Beres?",
" Belum ," Ucapnya mengontrol suaranya, "Tapi udah ga terlalu," Jawab Roy ,

"Makasih" Jawab Ustad yg tak dijawab olehnya sambil terus menuju kamar,
Roya membuka celana pendeknya, kontol nya sudah basah karena air ludah ustazah, ia menunggu ustazah kesini,

Didalam rumah ustad , Ayni membawa secangkir kopi dengan melepas jilbabnya ia ditanya suaminya "Mau kemana?",

" Roy udah ngurus plavon rumah yg bocor, mau nyuguhin,.. Takut ia mau kopi 

" Ucap Ustazah yg pergi begitu saja keluar.

Saat sampai didalam, Roy sudah mengocok ngocok kontolnya melihat betinanya datang. Ustazah menaruh kopi ITU, menutup pintu kamarnya menguncinya, 

ia buka kancing kemejanya satu persatu, saat dibuka ustazah sudah melepas bra nya , saat ia lepas kemeja itu, ada susu montok Segar tersaji untuk Roy,

Sambil membuka celana, ustazah swpong kontol Roy yg sedang tiduran itu, Roy mendahakan kepalanya ke atas dan melihat paha mulus ustazah saat ia sudah membuka celananya, setelah terbuka ia naik ke atas kasur, mengangkangi kontol 8 inchi itu masuk ke dalam memeknya, ia akan dientot oleh pejantan yg sesungguhnya drumah ini..

"Rumah ini punya antum" Ucap ustazah mulai memasukan kontol itu kedalam,...

Ahhhhh shhhhhhhhhhh, desisnya saat kontol itu masuk, entah keberapa kalinya, namun kontol 8 inchi itu selalu terasa nikmat dimemek ustazah, sambil merasakan dinginnya hujan, Roy entot memek itu dari atas,

Plok plok plokk plokkk plokk plokkkk
Plok plok plok plok
Plok plok plok plok plok plok plokkk...
plok PLOKK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOKK PLOKK PLOKK PLOKKK...
Ahhhhhjjh ahhhhhhh ahhhh shhhhhhhhhh ahhhhhh ahhhh shhhhhhhhhhh..

Keduanya mabuk dalam ekstasi sampai lebih dari setengah jam, akhirnya Roy siram memek ustazah dengan pejunya

_-__________________

Saat didalam kamar, suaminya sudah tidur, ia melamun sudah hampir tiga bulan ini semenjak Roy dsini, ustazah belum haid, ia juga belum test kehamilan, karena besok ayahnya Royhan Datang, 
Ia menunda test itu dilain waktu, 

tentu ini adalah akibat dari pejantan itu, tiga bulan di entot pejantan itu tentu hasilnya adalah perut melendung, ini membuktikan bahwa ustazah sebetulnya bukan yg mandul, setelah bertahun tahun menikah dengan ustad Fian. Ia menunggu kedatangan Pak Suprapto terlebih dahulu besok.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 2 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter two : Suasana Pesantren Dan Konfliknya Letak pesantren itu memang ada di dataran Tinggi.. Kaya akan aura kesederhanan. bercuaca sejuk. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tenang dan nyaman. Para ustad yg mengabdi, ataupun para santriwan dan santriwati yg menetap disitu betah untuk berlama lama disana. Airnya sangat dingin, udaranya sangat segar, masyarakatnya ramah, bahkan ketika pertama kali pesantren itu dibangun, mereka menyambutnya dengan suka cita. Karena mereka senang bila ada pesantren dikampung mereka. "Bisa membawa berkah" begitu pikiran mereka. Kiyai Basri memang besar pengaruhnya. Ilmunya dikenal sangat Tinggi, panggilan pengajian untuknya bukan lagi jam terbang amatir, namun hampir tiap malam selalu ada undangan agar ia bisa datang untuk memberi tausyiah atau ceramah di masyarakat sekitar. Begitu pula dengan ustazah Lailah. Kegiatannya aktif mengajar di pesantren itu. Meski umurnya berbeda jauh dengan suaminya, namun

Chapter 33 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 33: Tidal Wave (Part2) UnHidden Content: Tidal Wave (Part2) Suara burung berkicau terdengar memasuki kabin belakang di mobil Double kabin ini.  Royhan masih memejamkan mata, ia masih nikmat tertidur, sampai ketinggalan jadwal subuh. Wajahnya yg bergaris garis itu lama - lama bergerak, karena sinar matahari mulai memandikan wajahnya.  Kemudian terdengar suara dari luar mobil, seperti suara teriakan anak2 kru diluat yg bilang  'Brrrt dingiinn.. Dingiiinn",. Memang sangat dingin pagi ini, bahkan hawa dingin ini memasuki kabin mobil sampai tak terasa ternyata Royhan memeluk jaketnya sendiri, ia mengusap wajahnya mengumpulkan nyawa dan melihat jam, "Duh Jam Tujuh Pagi" Ucapnya.  Pantas saja sinar Matahari sudah masuk banyak kesini Beginilah bila sedikit jauh dari Pesantren, tak terdengar suara pengajian di surau saat subuh yg biasanya membangunkan Roy.  Beberapa saat mengumpulkan nyawanya, Roy masih tetap mengusap

Chapter 31 - Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)

Post - Modern Pesantren (Zhalyoh)   Chapter 31: The Gathering (Part 1) Teh Neneng The Gathering (Part1) Matahari sudah sangat menyengat siang ini, namun anehnya, Pesantren Awwabin di hembus angin yg sangat dingin.  Terasa ketika para santri yg sedang duduk dibale disela jam belajar itu mereka merasakan angin dingin yg menimpa mereka. Seperti terjangan yg bertubi - tubi sangat dingin disela matahari panas ini. "Kok Bisa ya?", Ucap ustad Agung salah satu Ust Junior yg berdiri diantara Royhan, ustad Fian, dan Ustad Ujang ini. " Dulu juga pernah kaya gini, saya juga tidak mengerti bisa seperti ini" Ucap Ustad Fian. "Bahaya kah angin seperti ini ?" Tanya ustad Ujang. "" Ga bahaya kalo sambil ngopi mah, yuk ngopi bentar, lima menit lagi mereka nyampe", Ucap Royhan menghibur rasa khawatir mereka. Wushhh Wushhh angin dingin itu bertubi tubi kembali menerpa mereka ditengah terik matahari panas itu, "Ane harusnya pake jaket"